Harga Masih Berfluktuasi, Produsen Minyak Sawit Tetap Genjot Produksi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih terbilang positif di awal tahun ini. Demi mencapai kinerja yang lebih maksimal, sejumlah produsen sudah memasang strategi, termasuk menghadapi tantangan fluktuasi harga CPO dan ketergantungan terhadap pasar ekspor.
Salah satu emiten, PT Mahkota Group Tbk (MGRO), membidik produksi CPO sebanyak 50.827 ton pada kuartal I-2019. Hingga Februari tahun ini, produksi Mahkota Group sudah mencapai 41.767 ton. Di sepanjang tahun ini, MGRO mematok target produksi minyak sawit mentah sebanyak 203.308 ton. Sementara nilai penjualan diproyeksikan mencapai Rp 5,66 triliun dengan target laba bersih senilai Rp 123,16 miliar tahun ini. Target laba bersih itu meningkat 46% dibandingkan realisasi pada tahun 2018 yang sebesar Rp 84,52 miliar.
Untuk mencapai target tersebut, manajemen Mahkota Group akan fokus ke program hilirisasi dengan memanfaatkan pabrik refinery baru. Adapun belanja modal yang disiapkan mencapai Rp 200 miliar untuk mendukung hilirisasi pabrik refinery dan kernel crushing plant.
Mahkota Group akan membangun pabrik baru dengan kapasitas produksi minyak goreng 1.500 ton per hari. Sedangkan lini produksi kernel crushing akan menghasilkan minyak inti sawit sebanyak 400 ton per hari.
Sekretaris Perusahaan PT Mahkota Group Tbk, Elvi mengatakan, pihaknya masih melihat potensi kenaikan harga CPO pada tahun ini. Meski demikian, tren kenaikan bukan tanpa tantangan, ketergantungan produsen pada pasar ekspor turut mempengaruhi gejolak harga di pasar.
MGRO melihat prospek industri kelapa sawit juga turut didukung oleh kebijakan pemerintah, baik hulu maupun hilir. "Pelaku industri akan menghadapi tantangan besar pada tahun 2019," ujar dia kepada KONTAN.
Dalam hal mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor, produsen bisa menggenjot penjualan di dalam negeri, termasuk mendukung program biodiesel.
Penanaman baru
PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) juga mengklaim realisasi produksi CPO pada Februari 2019 tumbuh dua digit dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun manajemen belum mau mengungkapkan angka pertumbuhannya secara mendetail.
Tahun ini, SGRO menargetkan produksi CPO meningkat 5%–10% daripada tahun lalu. Untuk mencapai target itu, salah satu strateginya adalah meningkatkan kualitas tanaman yang diklaim masa produktivitasnya terus menanjak. SGRO juga meningkatkan kualitas pabrik dan utilitasnya. Strategi lainnya adalah fokus menggenjot penjualan sehingga dapat mengurangi persediaan yang relatif besar.
SGRO juga sedang melakukan penanaman baru kelapa sawit seluas 2.000 hektare (ha) hingga 4.000 ha di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatra Selatan.
Sementara PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatat produksi CPO pada Februari 2019 tumbuh 6,6% menjadi 34.750 ton. Pencapaian itu dipicu pemulihan cuaca di kebun operasional Sumatra Utara dan Belitung. ANJT juga menggenjot pembelian tandan buah segar (TBS) dari pihak luar untuk mengoptimalkan kapasitas produksi pabrik.