Hedge Fund Asing Kurangi Kepemilikan di Saham Pizza Hut (PZZA) & Ranch Market (RANC)

Kamis, 20 Agustus 2020 | 06:28 WIB
Hedge Fund Asing Kurangi Kepemilikan di Saham Pizza Hut (PZZA) & Ranch Market (RANC)
[ILUSTRASI. Karyawan salah satu gerai pizza menawarkan produk kepada warga yang melintas di Pondok Betung, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (13/5/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu hedge fund asing yang berbasis di Singapura mengurangi kepemilikannya di saham PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) dan PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC). 

PZZA merupakan emiten pengelola jaringan Pizza Hut di Indonesia. Sementara RANC merupakan pemilik supermarket Ranch Market.

Hedge fund yang dimaksud adalah Albizia Capital Pte., Ltd. Albizia berinvestasi di PZZA dan RANC lewat produk Albizia ASEAN Opportunities Fund yang terdaftar di Cayman Islands. 

Selain di Pizza Hut dan Ranch Market, Albizia ASEAN Opportunities Fund juga memiliki 10% saham PT Catur Sentosa Adiprana Tbk. Emiten berkode CSAP itu merupakan pemilik jaringan supermarket bahan bangunan Mitra10.

Perihal berkurangnya bobot kepemilikan Albizia di PZZA dan RANC berlangsung pada Agustus ini lewat sejumlah transaksi.

Baca Juga: Tahan Suku Bunga Acuan, Ini Langkah BI Mendorong Pemulihan Ekonomi

Di Ranch Market, per 31 Juli 2020 Albizia ASEAN Opportunities Fund punya 6,76% saham RANC. Nah, per 18 Agustus 2020, merujuk data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), fund itu tinggal memiliki 6,08% saham Ranch Market.

Volume kepemilikan sahamnya menyusut dari 105,762,800 saham menjadi 95.101.800 saham, atau berkurang 10.661.000 lembar.

 

Salah satu transaksi penjualan, sekaligus yang terbesar berlangsung pada 7 Agustus 2020. Kala itu Albizia menjual 8.311.000 saham RANC. Dengan harga penjualan Rp 438 per saham, total nilai transaksinya mencapai sekitar Rp 3,64 miliar.

Kwek Thong How, Chief Operating Officer Albizia Capital Pte., Ltd., saat itu menyebut tujuan penjualan itu sebagai bagian dari investasi.

Transaksi berikutnya tercatat di data KSEI per 12 Agustus 2020, 13, 14 dan 18 Agustus 2020. Masing-masing sebanyak 600.000 saham, 700.000, 750.000 dan 300.000 saham RANC.

Baca Juga: Prospek Garuda Masih Suram, Analis Kompak Rekomendasikan Jual Saham GIAA

Pergerakan harga saham RANC, meski perdagangannya kurang likuid, belakangan memang tengah dalam tren kenaikan. Sejak awal tahun harga saham RANC sudah naik 104 poin, atau tumbuh 31,52% (year to date/ytd 19 Agustus 2020). Pada penutupan perdagangan Rabu (19/8) saham RANC naik 0,93% ke Rp 434 per saham.

Secara valuasi price to earning ratio (PER) 2020 RANC jika disetahunkan ada di 6,61 kali. Sementara di harga Rp 434 per saham, price to book value (PBV) RANC ada di 1,13 kali.

 

Valuasi dan kenaikan harga saham RANC memang ditopang oleh kinerja keuangannya yang ciamik. Pada semester I-2020 penjualannya melonjak sekitar 34,52% (year on year/yoy) menjadi sekitar 1,60 triliun.

Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk terbang 112,36% menjadi sekitar Rp 52,56 miliar.

PZZA

Sementara di PZZA Albizia juga mengurangi porsi kepemilikannya, berbarengan dengan transaksi yang berlangsung di RANC.

Per 31 Juli 2020 Albizia ASEAN Opportunities Fund masih punya 6,34% saham emiten pengelola Pizza Hut. Nah, per 18 Agustus 2020, merujuk data KSEI, kepemilikannya menyusut tinggal menjadi 5,96%.

Artinnya, kepemilikan Albizia ASEAN Opportunities Fund di PZZA berkurang 11.393.000 saham menjadi tinggal 180.141.500 saham.

Berkurangnya kepemilikan Albizia di PZZA berlangsung setiap hari perdagangan bursa, dari 5 Agustus hingga 18 Agustus 2020.

 

Sayangnya, tidak diketahui pada harga berapa transaksi itu digelar. Yang jelas, pada rentang waktu tersebut harga rata-rata saham PZZA di pasar reguler ada di Rp 623 per saham.

Baca Juga: Cari Dana Segar, Grup MNC Antre Menggelar Private Placement

Tidak seperti RANC, harga saham PZZA belakangan ini masih belum bisa lepas dari tekanan. Sejak awal tahun 2020 harga sahamnya sudah terkoreksi 480 poin, atau 42,67% (ytd 19 Agustus 2020). Pada perdagangan Rabu (19/8) saham PZZA naik 3,2% ke Rp 645 per saham.

Hal ini memang seiring dengan kinerja keuangan PZZA yang tertekan akibat efek pandemi corona Covid-19. Di paruh pertama 2020 penjualan bersih Pizza Hut turun 6,06% ke sekitar Rp 1,82 triliun. Sementara laba bersihnya anjlok 89,49% menjadi tinggal sekitar Rp 10,48 miliar.

 

Dus, meski harga saham PZZA sudah turun cukup dalam, kinerja keuangannya yang anjlok membuat valuasi harga saham Pizza Hut masih kemahalan.

Di harga Rp 645 per saham, PER PZZA 2020 jika disetahunkan ada di 92,14 kali. Jauh lebih tinggi ketimbang rata-rata PER 2015-2019 yang ada di 49,75 kali. 

Baca Juga: Harga Emas dan Komoditas Logam Mendongkrak Saham Pertambangan

Namun dari sisi PBV saham PZZA masih terbilang menarik lantaran ada di level 1,55 kali. Secara historis, rata-rata PBV PZZA 2015-2019 ada di sekitar 2,15 kali.

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 25,09% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Lagi (7 Juli 2025)
| Senin, 07 Juli 2025 | 08:50 WIB

Profit 25,09% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Lagi (7 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 7 Juli 2025) di Logammulia.com tertera Rp 1.901.000 per gram.

Aturan Panas Bumi Sedang Direvisi, Bakal Ada Kepastian PJBL Hingga Harga Jual Listrik
| Senin, 07 Juli 2025 | 08:06 WIB

Aturan Panas Bumi Sedang Direvisi, Bakal Ada Kepastian PJBL Hingga Harga Jual Listrik

Proses revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2017 diharapkan bisa rampung pada September 2025.

JP Morgan Rajin Borong Saham GOTO di Awal Juli 2025, Harganya bisa Terus Rebound?
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:24 WIB

JP Morgan Rajin Borong Saham GOTO di Awal Juli 2025, Harganya bisa Terus Rebound?

Selain JP Morgan, akumulasi saham GOTO di awal Juli 2025 juga dilakoni Credit Agricole Group dan State Street Corp..

Mengantisipasi Perubahan Penguasa Market Cap Bursa
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:07 WIB

Mengantisipasi Perubahan Penguasa Market Cap Bursa

 Dominasi saham-saham perbankan di daftar 10 besar kapitalisasi pasar (market capitalization) mulai memudar.

IHSG Melemah pada Paruh Pertama 2025, di Semester II Ketidakpastian Masih Menghantui
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:02 WIB

IHSG Melemah pada Paruh Pertama 2025, di Semester II Ketidakpastian Masih Menghantui

Perang dagang, tensi geopolitik, dan kondisi ekonomi domestik RI kurang mendukung pasar saham Indonesia. 

Kinerja Perbankan Digital Tampil Lebih Menarik
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:30 WIB

Kinerja Perbankan Digital Tampil Lebih Menarik

Di saat bank-bank konvensional perlu memutar otak menjaga profitabilitas, bank digital justru lebih tenang dengan pertumbuhan laba tinggi. ​

Tantangan Emiten Nikel Semakin Berat
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:25 WIB

Tantangan Emiten Nikel Semakin Berat

Di tengah harga komoditas yang cenderung melemah, emiten nikel berpotensi terdampak kebijakan bea masuk antidumping dari China

Bisnis Pengelolaan Kas Masih Tumbuh
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:20 WIB

Bisnis Pengelolaan Kas Masih Tumbuh

Perbankan terus mendorong pertumbuhan usaha pengelolaan kas alias cash management system bagi nasabah bisnis lewat peningkatan layanan. ​

Awal Pekan Bursa, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (7/7) dari Para Analis
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:19 WIB

Awal Pekan Bursa, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (7/7) dari Para Analis

Sepanjang pekan lalu, investor asing mencaratkan asli jual bersih alias net sell sebesar Rp 2,78 triliun. 

Investor Wait and See, Penjualan Kawasan Industri Bisa Melambat
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:18 WIB

Investor Wait and See, Penjualan Kawasan Industri Bisa Melambat

Emiten sektor properti kawasan industri dinilai cukup sensitif terhadap sentimen global yang saat ini masih tertekan

INDEKS BERITA

Terpopuler