Hilirisasi, PTBA Kaji Gandeng Investor

Senin, 04 Maret 2019 | 08:26 WIB
Hilirisasi, PTBA Kaji Gandeng Investor
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - TANJUNG ENIM. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membutuhkan dana sekitar US$ 1,2 miliar untuk membangun pabrik hilirisasi batubara sekaligus kawasan zona ekonomi. Perusahaan ini tengah mencari pendanaan untuk membantu pembiayaan proyek ini. PTBA membuka pintu bila ada investor tertarik masuk.

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, pihaknya masih menghitung dan mencari komposisi pendanaan yang tepat. "Pendanaan bisa dari ekuitas, kemudian dari investor dan perbankan," kata dia, Minggu (3/3).

Pencanangan pabrik hilirisasi batubara tersebut merupakan kelanjutan dari head of agreement Hilirisasi Batubara yang telah ditandatangani PTBA, Pertamina, Pupuk Indonesia dan Chandra Asri Petrochemicals pada 8 Desember 2017 lalu di Jakarta.

Melalui teknologi gasifikasi, batubara kalori rendah akan diubah jadi produk akhir yang bernilai tinggi. Teknologi ini akan mengkonversi batubara muda jadi syngas untuk kemudian diproses jadi dimethyl ether (DME) sebagai pengganti LPG. Selain itu syngas juga diolah jadi urea sebagai pupuk dan polipropilena sebagai bahan baku plastik.

Diperkirakan, pabrik hilirisasi batubara ini membutuhkan 5,2 juta ton batubara per tahun sebagai bahan baku. Selain itu, pabrik ini membutuhkan 1 juta ton untuk kebutuhan listrik. Total, sekitar 6,2 juta ton batubara dibutuhkan untuk proyek ini.

Meski sedang meracik sumber pendanaan, PTBA memberi sinyal proyek ini menarik minat sejumlah investor. "Saat ini kami masih mengkaji, nilainya bisa lebih dari US$ 1,2 miliar. Investor belum bisa kami sebut, tapi mungkin ada dua-tiga investor," jelas Arviyan.

Nantinya, di kawasan Bukit Asam Coal Based Special Economic Zone (BACBSEZ), akan dibangun empat komplek pabrik untuk mendukung proyek hilirisasi. Antara lain pabrik coal to syngas, pabrik syngas to urea, komplek pabrik syngas to DME, dan komplek pabrik syngas to polypropylene.

Untuk pabrik urea, PTBA menggandeng PT Pupuk Indonesia, DME pengganti LPG dengan Pertamina, dan Polypropylene bekerja sama dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).

Pabrik gasifikasi batubara ini direncanakan beroperasi pada November 2022 dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan sebesar 500.000 ton urea per tahun, 400.000 ton DME per tahun dan 450.000 ton polipropilena per tahun.

Arviyan optimistis, saat hilirisasi batubara mulai berproduksi di 2022, impor LPG Tanah Air yang saat ini masih di kisaran 4,5 juta hingga 4,7 juta ton bisa terpangkas 1 juta ton dari hasil gasifikasi PTBA di Tanjung Enim.

Dengan hilirisasi batubara lewat proses gasifikasi tersebut, pemerintah berharap bisa menghemat pengeluaran devisa secara signifikan. Dalam hitungan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, pengolahan gasifikasi batubara yang mampu menyerap lapangan kerja sebanyak 1.400 orang ini akan membantu penghematan devisa negara sampai US$ 7 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?
| Jumat, 05 Desember 2025 | 10:03 WIB

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?

Dengan target transaksi harian hanya Rp 14,5 triliun, besaran dana untuk menyerap saham free float 15% sekitar Rp 203 triliun termasuk besar.

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:53 WIB

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi

Pergerakan saham teknologi ke depan akan jauh lebih selektif dan berbasis kinerja, bukan lagi sekadar euforia sentimen.

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:00 WIB

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut

Banjir ini mencerminkan akumulasi krisis ekologis yang dipicu ekspansi tambang, proyek energi, hingga perkebunan sawit skala besar.

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:32 WIB

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif

RATU memiliki tujuh rencana akuisisi global hingga tiga tahun ke depan, dua diantaranya ditargetkan selesai kuartal IV-2025 dan semester I-2026.

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:12 WIB

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra

WSKT juga menargetkan peningkatan pendapatan selama periode tersebut, meski Buyung enggan menyebut angkanya secara spesifik.  

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:08 WIB

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis

Pengiriman menggunakan pesawat perintis merupakan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan energi di wilayah terdampak

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:03 WIB

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana

FiberStar juga menghadirkan layanan internet darurat menggunakan teknologi Starlink untuk mendukung komunikasi bagi penyintas, relawan dan aparat

Berharap Pertumbuhan Ekonomi Mendongkrak Dana Kelolaan
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:00 WIB

Berharap Pertumbuhan Ekonomi Mendongkrak Dana Kelolaan

AUM reksadana mencapai all time high (ATH) per Oktober 2025 dengan mencatat Rp 621,67 triliun per Oktober 2025

Menakar Target Pengeboran 100 Sumur
| Jumat, 05 Desember 2025 | 06:58 WIB

Menakar Target Pengeboran 100 Sumur

Merujuk laporan SKK Migas, realisasi investasi hulu migas Indonesia hingga Agustus 2025 mencapai US$ 9,38 miliar atau setara Rp 152,96 triliun.

Pebisnis Berharap Harga DMO Batubara Naik
| Jumat, 05 Desember 2025 | 06:55 WIB

Pebisnis Berharap Harga DMO Batubara Naik

Harga DMO batubara untuk kelistrikan US$ 70 ton per ton berlaku sejak 2018, sehingga pelaku usaha minta penyesuaian

INDEKS BERITA

Terpopuler