Hindari Risiko Default, Yango Mengajukan Exchange Offer untuk Obligasi Dolar

Senin, 01 November 2021 | 13:27 WIB
Hindari Risiko Default, Yango Mengajukan Exchange Offer untuk Obligasi Dolar
[ILUSTRASI. Kilat menyambar di kaki langit distrik keuangan Pudong, Shanghai, China, Senin (10/8/2020). REUTERS/Aly Song]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Pengembang China Yango Group, Senin (1/11), mengumumkan tawaran program pertukaran obligasi dolar Amerika Serikat. Yango juga mencari dukungan investor untuk mengubah persyaratan yang termuat dalam obligasi yang tersisa, untuk meningkatkan likuiditas dan menghindari default. 

Dalam exchange offer yang diumumkan ke bursa Hong Kong, Yango menawarkan dana tunai senilai US$ 25 dan obligasi baru senilai US$ 1.000 untuk setiap US$ 1.000 obligasi dolar AS miliknya.

Penawaran pertukaran berlaku untuk obligasi dolar AS yang jatuh tempo pada Februari 2023, Januari 2022 dan Maret 2022. Keseluruhan nilai nominal tiga seri obligasi dolar AS itu mencapai US$747 juta.

Baca Juga: Aktivitas manufaktur di China kembali mengalami kontraksi pada Oktober 2021

Yango mengatakan pengetatan kebijakan pemerintah, credit events serta sentimen konsumen yang memburuk telah menghambat akses perusahaan properti China ke fasilitas pembiayaan kembali. Dan, “memberikan tekanan besar pada likuiditas jangka pendek kami,” demikian pernyataan perusahaan.

Tawaran pertukaran merupakan bagian dari upaya keseluruhan perusahaan untuk meningkatkan likuiditas, mempertahankan opsi untuk menstabilkan operasi sebagai kelangsungan usaha, dan menghindari default pembayaran yang akan segera terjadi dan potensi restrukturisasi holistik dari utang dan operasi bisnis.

Yango tersandung ke krisis likuiditas di saat investor global mencemaskan kemampuan sektor properti China untuk memenuhi kewajibannya. Kecemasan itu berlatar belakang kesulitan Evergrande memenuhi utangnya. 

Baca Juga: Meski Sumber Dana Belum Jelas, Evergrande Disebut Telah Lunasi Kupon Tertunggak

Evergrande nyaris menghindari default bencana untuk kedua kalinya dalam seminggu pada hari Jumat, melakukan pembayaran menit terakhir pada kupon obligasi dolar yang jatuh tempo tepat sebelum masa tenggangnya berakhir.

Saham Yango di Shenzhen anjlok lebih dari 8% pada perdagangan pagi hari Senin. Mereka telah turun hampir seperempat dalam lima sesi terakhir.

Yango memiliki delapan obligasi dolar AS yang beredar senilai total US$ 2,24 miliar dan 14 obligasi berdenominasi yuan yang beredar senilai 13,1 miliar yuan, menurut data Refinitiv. 

Pemegang surat utang yang jatuh tempo pada Februari 2023, senilai total US$ 247 juta, memiliki opsi untuk menuntut pelunasan lebih awal pada 12 November.

Obligasi Maret 2022 merosot 13% pada hari Senin, meningkatkan imbal hasil menjadi hampir 750%, menurut Duration Finance. 

Selanjutnya: Yellen Akui Penghapusan Tarif Ekstra atas Impor dari China Bisa Perlambat Inflasi

 

Bagikan

Berita Terbaru

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 08:15 WIB

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba

Rugi bersih INTA terpangkas 31,48% secara tahunan atau year on year (yoy), dari Rp 72,49 miliar jadi Rp 49,67 miliar per September 2025.

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:48 WIB

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah tengah menyusun aturan berupa rancangan peraturan menteri keuangan terkait pengawasan kepatuhan wajib pajak

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:45 WIB

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur

Untuk tahun depan, ADHI memasang target agresif dengan membidik kontrak baru senilai Rp 23,8 triliun.

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:30 WIB

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja

Mengupas prospek bisnis PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) pasca merampungkan akuisisi PT Sawit Mandiri Lestari

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:24 WIB

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global

Cadangan devisa Indonesia akhir November naik tipis ke level US$ 150,1 miliar                       

Outflow Deras
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:10 WIB

Outflow Deras

Arus keluar asing bersamaan dengan ketergantungan pemerintah terhadap dana domestik menyimpan risiko jangka menengah.

Beban Demografi di Era Revolusi AI
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:05 WIB

Beban Demografi di Era Revolusi AI

Bonus demografi dan revolusi kecerdasan buatan atau AI bermakna bila dikelola dengan sungguh-sungguh.​

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:00 WIB

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas

Mengupas strategi investasi Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Deny Ong dalam mengelola asetnya.

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:20 WIB

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri

Sinergi ini untuk mendorong penguatan perencanaan kebijakan dan percepatan pelaksanaan Kawasan Industri Prioritas dalam RPJMN 2025–2029

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:16 WIB

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN

PTPP mempertegas posisi sebagai kontraktor nasional dan pemain kunci dalam pembangunan Ibukota Nusantara

INDEKS BERITA

Terpopuler