Hingga Semester I-2019, Realisasi Investasi Lewat PINA Baru US$ 1 Miliar

Rabu, 17 Juli 2019 | 07:10 WIB
Hingga Semester I-2019, Realisasi Investasi Lewat PINA Baru US$ 1 Miliar
[]
Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah menggandeng investasi langsung dari pihak swasta terus digeber. Salah satunya melalui Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah alias PINA Center.

Di bawah komando Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, PINA Center terus menawarkan proyek-proyek strategis yang dibangun tanpa biaya anggaran negara.

Tahun ini, ada 72 proyek prioritas yang ditawarkan ke investor senilai Rp 622 triliun. Beberapa proyek besar tengah difasilitasi PINA Center, antara lain proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kalimantan Selatan oleh Sarawak Energy dengan PT Kayan Hydropower Nusantara. Lalu proyek pembangunan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi antara PT Jasa Marga dengan China Construction Communication Company.

"Dengan menggandeng swasta atau investor, kami terus mencari alternatif pembiayaan untuk mendorong proyek infrastruktur," ujar Chief Executive Officer (CEO) PINA Center Ekoputro Adijayanto, saat bertandang ke redaksi Kontan, Senin (15/7).

Lewat PINA, pemerintah menawarkan peluang investasi yang diklaim menggiurkan. Kata Eko, proyek yang ditawarkan kepada investor ini punya rasio pengembalian modal atau internal rate of return (IRR) di atas 13%.

Meski demikian, bukan pekerjaan gampang merayu investor agar mau membenamkan investasinya. Menurut Eko, investor terutama asing banyak melontarkan pertanyaan mulai dari jaminan pemerintah, hingga regulasi sektor yang diinginkan investor tersebut.

Karena butuh waktu untuk meyakinkan investor, hingga semester I-2019, realisasi investasi baru US$ 1 miliar dari target sepanjang tahun ini mencapai US$ 6 miliar. "Biasanya realisasi sesuai target baru kelihatan akhir tahun. Di awal hingga pertengahan tahun untuk pendekatan ke investor," ujar Ekoputro.

Perbaiki regulasi

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai, investasi proyek infrastruktur masih menarik bagi investor. Apalagi, banyak alternatif skema pembiayaan yang bisa dipilih investor.

Agar lebih menarik investor, terutama yang berkantong tebal, pemerintah harus memperbaiki regulasi investasi infrastruktur di tiap sektor. "Tumpang-tindih izin pemerintah pusat dan daerah tak boleh terjadi lagi," kata dia ke KONTAN, Selasa (16/7).

Sementara Ketua Asosiasi Perusahaan Pengembang Listrik Tenaga Air (APPLTA) Riza Husni menilai proyek di sektor energi , terutama kelistrikan tak menarik investor. "Sejumlah aturan harus diubah," katanya.

Dia bilang aturan sektor energi listrik terbarukan kerap berubah di tengah jalan dan bikin investor pusing.

Bagikan

Berita Terbaru

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi
| Jumat, 21 November 2025 | 08:52 WIB

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi

Anak usaha SGRO, BSM, menargetkan pasar benih sawit dengan DxP Sriwijaya. Antisipasi kenaikan permintaan, jaga kualitas & pasokan. 

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:35 WIB

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan

PT Timah Tbk (TINS) optimistis dapat memperbaiki kinerja operasional dan keuangannya sampai akhir 2025. 

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa
| Jumat, 21 November 2025 | 08:30 WIB

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa

Langkah Grup Sampoerna melepas PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), meninggalkan catatan sejarah dalam dunia pasar modal di dalam negeri. ​

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI
| Jumat, 21 November 2025 | 08:29 WIB

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI

NPI kuartal III-2025 mengalami defisit US$ 6,4 miliar, sedikit di bawah kuartal sebelumnya yang defisit sebesar US$ 6,7 miliar

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:23 WIB

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan

Kemkeu telah menerima surat dari Menteri PANRB terkait pertimbangan kenaikan gaji ASN di 2026       

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit
| Jumat, 21 November 2025 | 08:09 WIB

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit

Tambahan penempatan dana ini lanjutan dari penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun akhir Oktober lalu​

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah
| Jumat, 21 November 2025 | 07:56 WIB

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini rawan koreksi dengan support 8.399 dan resistance 8.442. 

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:54 WIB

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun

Dalam dua bulan, pemerintah harus mengumpulkan penerimaan pajak Rp 730,27 triliun lagi untuk mencapai target dalam APBN

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:47 WIB

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun

Grup Sampoerna melepas seluruh kepemilikannya di PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) 1,19 juta saham atau setara 65,72% kepada Posco International.​

Mengelola Bencana
| Jumat, 21 November 2025 | 07:45 WIB

Mengelola Bencana

Bencana alam kerap mengintai. Setidaknya tiga bencana alam terjadi dalam sepekan terakhir, salah satunya erupsi Gunung Semeru..

INDEKS BERITA

Terpopuler