IHSG Diperkirakan Rawan Aksi Jual di Perdagangan Perdana 2022

Senin, 03 Januari 2022 | 05:05 WIB
IHSG Diperkirakan Rawan Aksi Jual di Perdagangan Perdana 2022
[]
Reporter: Ika Puspitasari, Kenia Intan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak sideways cenderung menurun di hari perdagangan pertama tahun ini. Sentimen penyebaran omicron dan data makro ekonomi awal bulan akan memberi pengaruh pada IHSG.

Sekadar mengingatkan, IHSG ditutup di level 6.581,48 di akhir tahun 2021. Indeks saham melandai 19,19 poin atau 0,29% pada penutupan perdagangan, Kamis (30/12).

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan, IHSG akan kembali bergerak sideways dalam rentang harga 6.550 hingga 6.630 pada hari ini. "Secara teknikal, IHSG masih rawan aksi jual, mengingat harga yang tertahan di level pivot 6.580 disertai indikasi overbought pada stochastic RSI," jelas Valdy dalam risetnnya, Jumat (31/12).

Sementara, Analis Dennies Christoper Jordan mencermati, secara teknikal, candlestick membentuk lower high dan lower low. Indikator stochastic membentuk dead cross, mengindikasikan potensi pelemahan.

Dennies menambahkan, pada perdagangan Senin, investor masih akan fokus mencermati kenaikan kasus varian baru omicron di Amerika Serikat dan Eropa. Kenaikan kasus omicron di dalam negeri juga jadi perhatian, meski belum signifikan jumlahnya.

Analis Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwijaya juga memperkirakan IHSG melemah hari ini dengan support di 6.540 dan resistance di 6.600. Alasannya, bursa AS ditutup melemah akhir tahun lalu, seiring kekhawatiran investor terhadap inflasi yang bertahan tinggi, kenaikan kasus omicron di AS, serta turunnya harga minyak.

Valdy menambahkan, pergerakan IHSG juga akan merefleksikan respons pelaku pasar pada data indeks manufaktur China dan Indonesia di Desember 2021. Keduanya diperkirakan berada di atas batas ekspansif, level 50, sejalan dengan kecenderungan peningkatan permintaan akhir tahun.

Selain itu, dari dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati realisasi inflasi Desember 2021. Inflasi diperkirakan masih stabil di level rendah, walau terjadi kenaikan harga beberapa bahan pangan.

Di samping data-data ekonomi, pelaku pasar juga mengantisipasi perkembangan Covid-19 pasca libur akhir tahun. Menurut Valdy, saham-saham sektor kesehatan dapat diperhatikan kembali.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler