KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Senin (4/4), IHSG ditutup di 7.116,22. Kenaikan indeks saham memberi dampak positif bagi kinerja reksadana indeks.
Maklum, portofolio reksadana indeks mayoritas mengikuti indeks acuan masing-masing. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, IHSG berpotensi kembali mengalami penguatan. Sepanjang tahun ini, IHSG menguat 8,12%. "Kebanyakan indeks saham yang likuid dan besar seperti IDX30 juga menguat," kata dia, Senin (4/4).
Tak heran, kinerja reksadana indeks ikut melesat. Panin IDX30 misalnya, dalam setahun terakhir berhasil tumbuh 16,67%. Tidak berbeda jauh dengan IHSG naik 17,75% dalam setahun. Ke depan, Rudiyanto optimistis, reli IHSG akan ditopang dari solidnya laporan keuangan sektor non perbankan, seperti telekomunikasi, batubara, dan CPO.
Baca Juga: Indeks IDX BUMN 20 Naik 11,16%, Berikut Sentimen Pendorongnya
Lalu, sentimen pembagian dividen di April secara historis menjadi katalis positif untuk pergerakan harga dan IHSG. Rudiyanto berharap pada bulan ini bakal ada kabar positif dari Amerika Serikat terkait inflasi. Ada proyeksi, inflasi AS di Maret akan turun. Jika inflasi AS mereda, maka ekspektasi kenaikan suku bunga agresif juga berkurang.
Tapi Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana meyakini inflasi dalam negeri masih berpeluang naiik. Apalagi kenaikan harga komoditas telah memicu kenaikan harga bahan baku dan harga pangan.
Ketika inflasi dalam negeri merangkak naik, maka Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan. Wawan menyebut, kenaikan suku bunga ini bisa menghambat kinerja reksadana indeks karena dalam jangka pendek akan membuat IHSG terkoreksi.
Reksadana indeks berbasis obligasi juga terpukul kenaikan suku bunga acuan. Meski begitu, potensi kenaikan kinerja masih ada. Wawan menyarankan, investor yang punya tujuan investasi jangka panjang bisa mencicil beli tiap bulan.
Dana kelolaan reksadana indeks sendiri di Februari ;a;u turun 9,81% menjadi Rp 9,19 triliun, menilik data OJK. Padahal, di periode yang sama tahun lalu, dana kelolaan masih Rp 10,19 triliun. "Unit penyertaan juga turun, artinya penurunan dana kelolaan karena banyak redemption," terang Wawan.
Baca Juga: Masih Punya Upside Menarik, Reksadana Indeks Bisa Jadi Pilihan Ketika IHSG Terkoreksi
Akhir tahun ini, Wawan memprediksi IHSG ke 7.400. Rudiyanto optimistis IHSG bisa ke 7.400-7.600.