Ikut Menanggung Biaya Smelter Freeport, Inalum Akan Menyetor US$ 1,53 Miliar

Selasa, 29 Januari 2019 | 06:14 WIB
Ikut Menanggung Biaya Smelter Freeport, Inalum Akan Menyetor US$ 1,53 Miliar
[]
Reporter: Azis Husaini, Pratama Guitarra, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah memegang saham mayoritas di tambang Grasberg, Papua, milik PT Freeport Indonesia (PTFI) sebanyak 51%, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bakal mendapatkan beban baru. Holding BUMN Pertambangan ini akan menanggung separuh dari biaya pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral mentah (smelter).

Laporan keuangan Freeport McMoran Inc (FCX) yang terbit pekan lalu menyebutkan, investasi dalam pembangunan smelter mencapai US$ 3 miliar. Dana investasi tersebut akan ditanggung oleh para pemegang saham. Jika dihitung, Inalum selaku pemegang 51% saham Freeport akan menyetorkan investasi smelter sebanyak US$ 1,53 miliar.

Sebelum saham Freeport dikuasai Inalum, investasi dalam pembangunan smelter yang direncanakan berlokasi di Gresik, Jawa Timur, hanya mencapai US$ 2,3 miliar. Dengan begitu, nilai investasi saat ini membengkak dari posisi sebelumnya.

Namun, belum ada konfirmasi dari pihak Freeport Indonesia perihal tersebut. Dalam laporan keuangan FCX, smelter akan memiliki kapasitas input 2 juta ton konsentrat per tahun dan kapasitas output 460.000 ton katoda tembaga. Proyek smelter ditargetkan rampung dalam lima tahun setelah status Kontrak Karya (KK) Freeport Indonesia berubah menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pada Desember 2018.

Saat ini, Freeport Indonesia tengah memprakarsai rekayasa dan desain front-end dan bermaksud mengejar pembiayaan, komersial dan pengaturan mitra potensial untuk proyek ini, yang memiliki perkiraan modal awal di kisaran US$ 3 miliar.

"Saham Freeport Indonesia dari smelter baru akan ditanggung oleh pemegang saham Freeport Indonesia sesuai persentase kepemilikan saham jangka panjang masing-masing," tulis manajemen FCX, dalam laporan keuangannnya.

Juru Bicara Freeport Indonesia, Riza Pratama hanya menyebutkan, pihaknya berkomitmen melanjutkan pembangunan smelter baru. "Sebagaimana rencana yang disampaikan pada Kementerian ESDM," ungkap dia.

 

Klaim Inalum

Head of Corporate Communication and Government Relation PT Inalum, Rendi A Witular mengklaim pendanaan smelter akan diambil dari internal Freeport Indonesia. Ia menyebutkan, Inalum tidak menyetor atau mengeluarkan dana baru untuk pembangunan smelter itu. "Jadi jangan salah mengerti. Tidak ada dana yang keluar dari Inalum untuk membiayai smelter," ucap dia kepada KONTAN.

Pengamat Energi dan Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi menilai, kewajiban pembangunan smeltermerupakan kewajiban Freeport Indonesia sebelum divestasi 51% diperoleh Inalum. "Kalau sekarang baru dibangun dengan membebankan setengah biaya ke Inalum tidak fair," kata dia.

Apalagi, menurut Fahmi, selama tiga tahun ke depan, Inalum tidak mendapatkan setoran dividen lantaran produksi Freeport merosot tajam. "Kalau Inalum harus kembali mengeluarkan global bond, keputusan itu tak layak, bahkan blunder," ujar dia.

Oleh karena itu, Fahmi menyarankan Inalum melobi FCX agar proyek smelter tak dibebankan ke Inalum. "Apa gunanya penguasaan mayoritas 51% saham Freeport?" ungkap dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol
| Rabu, 31 Desember 2025 | 09:01 WIB

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2025                   

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:56 WIB

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026

PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) telah merealisasikan pembukaan 27 toko baru di sepanjang tahun 2025.

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:45 WIB

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang

AS bakal mendapatkan keuntungan strategis sementara RI hanya mendapat pembebasan tarif              

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:48 WIB

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun

PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) mengumumkan dua transaksi afiliasi dengan nilai total Rp 2,79 triliun.

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:45 WIB

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar

Pergerakan pasar dipengaruhi kombinasi profit taking akhir tahun.Kewaspadaan jelang rilis PMI China, serta risiko geopolitik.

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:44 WIB

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mengantongi fasilitas kredit jumbo dari PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 5 triliun. 

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:39 WIB

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis

Transformasi mencakup penguatan bisnis energi dan logistik, khususnya yang berkaitan dengan elektrifikasi alat angkut di sektor pertambangan. ​

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:32 WIB

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini

Emiten konsumer dan ritel tak bisa berharap banyak pada dampak bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 900.000 yang dikucurkan pemerintah. 

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:15 WIB

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi

Ekonom memprediksi penyaluran kredit di tahun 2026 berpotensi tumbuh 9%, di atas proyeksi target tahun ini

Mengebut Pembangunan Huntara di Sumatra
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mengebut Pembangunan Huntara di Sumatra

Hingga akhir Desember 2025, tercatat sebanyak 47.149 unit rumah mengalami rusak berat akibat banjir dan tanah longsor di Aceh, dan Sumatra

INDEKS BERITA

Terpopuler