Ikuti Jejak Lusinan Perusahaan Barat, Exxon Meninggalkan Bisnis di Rusia

Rabu, 02 Maret 2022 | 10:47 WIB
Ikuti Jejak Lusinan Perusahaan Barat, Exxon Meninggalkan Bisnis di Rusia
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Logo Exxon Mobil Corp dalam Rio Oil and Gas Expo and Conference di Rio de Janeiro, Brazil, 24 September 2018. REUTERS/Sergio Moraes/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Exxon Mobil pada Selasa (2/3) mengatakan akan keluar dari operasi minyak dan gas di Rusia yang bernilai lebih dari US$ 4 miliar. Tak cuma itu aksi Exxon menanggapi invasi Moskow ke Ukraina, raksasa minyak dan gas Amerika Serikat (AS) itu juga menghentikan investasi baru di Rusia.

Exxon akan menarik diri dari peran sebagai pengelola fasilitas produksi minyak dan gas besar di Pulau Sakhalin di Timur Jauh Rusia. Kelangsungan fasilitas gas alam cair (LNG) yang direncanakan bernilai miliaran dolar AS itu pun menjadi tanda tanya.

"Kami menyesalkan tindakan militer Rusia yang melanggar integritas wilayah Ukraina dan membahayakan rakyatnya," demikian pernyataan perusahaan itu mengkiritik serangan militer Rusia yang semakin intensif di Ukraina.

Baca Juga: Perang Rusia dan Ukraina, Perbankan Global Harus Menambah Pencadangan

Exxon mengikuti langkah yang diambil lusinan perusahaan Barat lain, mulai Apple, Boeing hingga BP dan Shell serta Equinor asal Norwegia. Sebagian dari perusahaan itu telah mengumumkan penghentian bisnis, dan yang lain mengumumkan rencana untuk meninggalkan operasi mereka di Rusia.

Exxon, yang dijadwalkan bertemu dengan analis Wall Street pada hari Rabu, tidak memberikan jadwal untuk keluar, atau mengomentari potensi penurunan nilai aset. Merujuk ke laporan keuangan terbaru Exxon yang dipublikasikan pada Februari, perusahaan itu memiliki aset di Rusia senilai US$ 4,055 miliar, atau setara Rp 58,3 triliun.

Sebelumnya, Exxon mulai mengeluarkan karyawan AS dari Rusia, kata dua orang yang mengetahui masalah tersebut. Jumlah staf yang dievakuasi tidak jelas. Perusahaan mengirim pesawat ke Pulau Sakhalin untuk mengevakuasi staf, tutur seorang sumber.

Exxon mengoperasikan tiga ladang minyak dan gas lepas pantai besar dengan operasi yang berbasis di Pulau Sakhalin atas nama konsorsium, yang beranggotakan perusahaan Jepang, India dan Rusia yang termasuk Rosneft Rusia. Kelompok tersebut telah memajukan rencana untuk menambah terminal ekspor LNG di lokasi tersebut.

"Bisnis Exxon di Rusia relatif kecil dalam konteks skala perusahaan yang lebih luas, sehingga tidak memiliki signifikansi yang sama seperti yang dimiliki BP atau TotalEnergies, jika ingin meninggalkan asetnya di Rusia," kata Anish Kapadia, direktur energi dan peneliti pertambangan Pallissy Advisors.

Perusahaan, yang telah mengembangkan ladang minyak dan gas Rusia sejak 1995, mendapat tekanan untuk memutuskan hubungannya dengan Rusia atas invasi Moskow ke Ukraina. Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus".

 Baca Juga: Harga Emas Berada di US$ 1.942, Paladium Terus Melesat Akibat Serangan Rusia

Fasilitas Sakhalin, yang telah dioperasikan Exxon sejak produksi dimulai pada 2005, merupakan salah satu investasi langsung terbesar di Rusia, menurut deskripsi proyek di situs web Exxon. Operasi baru-baru ini telah memompa sekitar 220.000 barel minyak per hari.

Pengembangan Minyak dan Gas Sakhalin Jepang (SODECO), yang memiliki 30% saham di proyek Sakhalin-1, sedang mencoba untuk mengkonfirmasi rincian pengumuman Exxon, kata seorang juru bicara. Ia menambahkan bahwa SODECO akan mengawasi situasi Rusia-Ukraina dan memutuskan apa yang harus dilakukan di masa depan.

Produsen minyak yang didukung negara Japan Petroleum Exploration Co (Japex), yang memiliki 15,285% di SODECO, juga memeriksa rincian pengumuman Exxon dan akan berbicara dengan mitranya untuk memutuskan rencana masa depan, kata juru bicara Japex.

Bagikan

Berita Terbaru

Mantan Bos & Pemilik GOTO Diperiksa Kejagung atas Kasus Korupsi di Kemendikbudristek
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:35 WIB

Mantan Bos & Pemilik GOTO Diperiksa Kejagung atas Kasus Korupsi di Kemendikbudristek

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siregar menyatakan pemeriksaan saksi untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan.

Cari Alternatif Pendanaan, Bank Menawarkan Surat Utang
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:22 WIB

Cari Alternatif Pendanaan, Bank Menawarkan Surat Utang

Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari strategi pendanaan jangka menengah panjang Bank Mandiri Taspen untuk mendukung ekspansi pembiayaan  

Emiten Ritel Mengharap Berkah saat Daya Beli Melemah
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:19 WIB

Emiten Ritel Mengharap Berkah saat Daya Beli Melemah

Kinerja emiten sektor ritel di kuartal kedua dan ketiga 2025 berpeluang kenaikan permintaan belanja masyarakat yang lebih tinggi di Juni dan Juli

Pasar Besar, Pemodal Asing Masih Mengincar Bank Dalam Negeri
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:19 WIB

Pasar Besar, Pemodal Asing Masih Mengincar Bank Dalam Negeri

Pembagian dividen menjadi salah satu daya tarik tapi ada juga bank yang belum balik modal setelah berinvestasi di saham bank lokal

Meracik Formula Pajak yang Tepat untuk UMKM
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:18 WIB

Meracik Formula Pajak yang Tepat untuk UMKM

Bagi UMKM yang baru berdiri, pemerintah dapat mengenakan pajak yang lebih rendah dengan skema pelaporan yang lebih sederhana.

Bank Syariah Yakin Efek Pemindahan Dana Muhamadiyah Tak Signifikan
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:17 WIB

Bank Syariah Yakin Efek Pemindahan Dana Muhamadiyah Tak Signifikan

PT Bank BCA Syariah Pranata mengungkapkan penempatan dana Muhammadiyah kecil dan masih di bawah Rp 50 miliar.

IHSG Menanti Arah Kebijakan Suku Bunga Bank Indonesia
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:17 WIB

IHSG Menanti Arah Kebijakan Suku Bunga Bank Indonesia

Katalis utama pergerakan IHSG masih dari penantian pengumuman BI rate yang diperkirakan tetap dipertahankan

Risiko Lebih Tinggi, Asuransi Mobil Listrik Bakal Lebih Mahal
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:16 WIB

Risiko Lebih Tinggi, Asuransi Mobil Listrik Bakal Lebih Mahal

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyusun rancangan Surat Edaran OJK (SEOJK) tentang Tarif Premi Asuransi Harta Benda dan Kendaraan Bermotor. 

Posisi Utang Luar Negeri Indonesia per Mei 2025 Tumbuh Lebih Rendah
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:16 WIB

Posisi Utang Luar Negeri Indonesia per Mei 2025 Tumbuh Lebih Rendah

BI mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai US$ 435,6 miliar pada Mei 2025, naik 6,8% secara tahunan.

Saham-Saham Prajogo Pangestu Menyokong IHSG saat Saham Bank Jeblok
| Selasa, 15 Juli 2025 | 03:15 WIB

Saham-Saham Prajogo Pangestu Menyokong IHSG saat Saham Bank Jeblok

Meski IHSG menguat, ada lebih banyak saham yang harganya melemah. Sebanyak 418 saham melemah, 188 saham yang harganya naik, dan 198 saham flat.

INDEKS BERITA

Terpopuler