Ilusi Uang

Kamis, 04 Agustus 2022 | 08:00 WIB
Ilusi Uang
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlahan tapi pasti, momok kenaikan harga barang dan jasa terus mengintai ekonomi kita. Sepanjang tahun ini, laju inflasi terus mendaki. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Juli 2022 sebesar 0,54%. Alhasil, tingkat inflasi sepanjang tahun ini sebesar 3,85%. Secara tahunan, inflasi hingga Juli 2022 sudah mencapai 4,94%, tertinggi sejak Oktober 2015.  

Bank Indonesia tampaknya masih percaya diri bisa mengendalikan laju inflasi. Menurut bank sentral, inflasi inti per Juli 2022 masih terjaga rendah sebesar 2,86% secara yoy.

Itu sebabnya, BI masih mempertahankan suku bunga acuan di tingkat 3,5% untuk mendorong pemulihan ekonomi. Memang, dibandingkan lonjakan harga di banyak negara lain, laju inflasi di Indonesia masih relatif terkendali. 

Namun, seperti kita tahu, inflasi akan menggerus daya beli masyarakat. Ibu-ibu rumah tangga tentu paham betul, dengan jumlah uang yang sama, belanjaan yang mereka peroleh semakin sedikit ketimbang sebelumnya akibat inflasi.

Mengabaikan efek inflasi akan membuat orang mudah terjebak dalam apa yang disebut ilusi uang, istilah yang diperkenalkan pertama kali oleh ekonom Irving Fisher. Secara sederhana, ilusi uang berarti kecenderungan orang untuk menilai uang dari nilai nominalnya alih-alih nilai riilnya. 

Padahal, nilai nominal tidak sama dengan nilai riil. Sebagai ilustrasi, jika gaji Anda naik sebesar 2% di saat inflasi melaju sebesar 1%, maka penghasilan riil Anda sebetulnya hanya naik sebesar 1%. Sebaliknya, jika laju inflasi tercatat 4%, maka penghasilan riil Anda sejatinya justru turun sebesar 2%.

Ilusi uang juga bermain saat Anda menilai kekayaan. Taruh kata, Anda tahun lalu menyimpan uang di instrumen deposito dengan bunga 4% per tahun, sesuai degan tingkat penjaminan LPS saat itu, meski faktanya tidak sedikit bank yang mematok bunga deposito di bawah bunga penjaminan LPS.

Setelah setahun, Anda melihat bahwa dana di deposito Anda telah bertambah 4%. Namun, secara riil, nilai deposito Anda sejatinya telah tergerus 0,94% lantaran inflasi tahunan yang mencapai 4,94%. Ini artinya, suku bunga riil yang Anda peroleh sebetulnya negatif.

 

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA