Imbal Hasil ST005 Diprediksi Sebesar 7%

Senin, 05 Agustus 2019 | 08:09 WIB
Imbal Hasil ST005 Diprediksi Sebesar 7%
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bakal kembali menerbitkan surat berharga syariah negara (SBSN) ritel, yakni Sukuk Negara Tabungan seri ST005. Rencananya, ST005 mulai ditawarkan pada 8 Agustus mendatang. Para analis memperkirakan, seri ini akan memberikan kupon yang lebih rendah ketimbang seri-seri sebelumnya.

Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga berpendapat, potensi penurunan kupon minimum ST005 sulit dihindari. Pasalnya, suku bunga acuan Bank Indonesia 7-day repo rate (BI 7-DRR) telah turun menjadi 5,75% pada bulan lalu. Selama ini, BI 7-DRR memang menjadi acuan untuk menetapkan kupon seluruh surat berharga negara (SBN) ritel.

Baca Juga: PT Timah (TINS) akan bangun pabrik pengolahan monasit Semester I 2020 

Lebih lanjut, Desmon bilang, apabila kupon minimum ST005 tetap bertahan di level 7,50% atau setara dengan kupon savings bond ritelseri SBR007, hal ini justru memperlihatkan adanya kebijakan yang berlawanan antara pemerintah dan Bank Indonesia. Karena tren suku bunga acuan turun, maka kupon obligasi apapun akan mengacu ke sana, papar dia akhir pekan lalu (2/8).

Meski demikian, Desmon menilai, kupon minimum ST005 tidak akan turun terlalu dalam. Dalam hal ini, ia memprediksi, pemerintah hanya juga akan memangkas spread tetap terhadap suku bunga acuan maksimal sebesar 25 basis poin (bps).

Jika memakai spread tetap SBR007 yang baru dirilis bulan lalu, ada peluang ST005 akan mengalami penurunan spread tetap dari 1,5% menjadi 1,25%. Artinya, bisa saja, kupon minimum ST005 nantinya berada di level 7%.

Baca Juga: CIMB Niaga merilis sukuk Rp 2 triliun CIMB Niaga merilis sukuk Rp 2 triliun

Kupon sebesar itu dipandang tidak akan mengurangi daya tarik ST005. Sebab, yield surat utang negara (SUN) untuk tenor 2 tahun, atau setara dengan tenor ST005, berada di bawah level 7%. Kupon minimum ST005 juga tidak berselisih jauh dengan yield SUN seri acuan 10 tahun yang berada di level 7,539%.

Sementara, yield SUN seri acuan 5 tahun, yakni FR0077 berada di kisaran 6,972%. Asalkan masih di level 7%, maka kupon ST005 masih lebih tinggi dari bunga deposito perbankan yang juga berpotensi mengalami tren penurunan, ungkap Desmon.

Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama Edbert Suryajaya juga punya pendapat serupa. Menurut dia, kupon minimum ST005 akan tetap menarik, kendati nantinya imbal hasil hanya mentok di level 7%.

Sebab, ruang penurunan suku bunga acuan oleh BI sampai akhir tahun masih sangat terbuka. ST005 pun tidak akan terpengaruh jika nanti suku bunga acuan kembali turun, karena kuponnya bersifat floating with floor.

Ini berarti kupon ST005 tidak akan merosot lebih rendah dari besaran kupon minimum saat pertama kali ditawarkan. Jadi misalnya kupon ST005 itu 7%, ketika ada penurunan suku bunga acuan, kupon seri ini tidak akan turun di kisaran 6%, jelas dia.

Baca Juga: Alhamdulillah, pembiayaan syariah Adira Finance tumbuh 57% di semester I 2019 

Selain itu, Edbert juga optimistis minat investor ritel terhadap ST005 masih akan tinggi. Apalagi, instrumen tersebut bisa dikatakan sebagai satu-satunya akses bagi investor ritel untuk masuk ke pasar obligasi.

Di sisi lain, Desmon melihat penurunan kupon minimum instrumen tersebut perlu dilakukan untuk menjaga likuiditas perbankan. Ini mengingat semenjak pemerintah menggelar penawaran SBN ritel hampir tiap bulan, perbankan acapkali mengalami masalah dalam menyerap dana pihak ketiga (DPK).

Walaupun kupon yang diberikan turun, namun para analis tetap optimistis seri ini bakal laris manis. Dengan minimum investasi sebesar Rp 1 juta, instrumen seperti ST005 jelas cocok bagi investor ritel yang memiliki dana relatif lebih terbatas.

Bagikan

Berita Terbaru

Kongsi IBC, Antam dan CATL Atur Skema Pendanaan Sindikasi Luar Negeri dan Himbara
| Jumat, 15 November 2024 | 15:15 WIB

Kongsi IBC, Antam dan CATL Atur Skema Pendanaan Sindikasi Luar Negeri dan Himbara

Nilai investasi ekosistem baterai EV di proyek patungan IBC, Antam dan anak usaha CATL mencapai kurang lebih US$ 6 miliar.

Aral Melintang Gerus Komposisi China di Smelter Nikel Indonesia Demi Tembus Pasar AS
| Jumat, 15 November 2024 | 14:30 WIB

Aral Melintang Gerus Komposisi China di Smelter Nikel Indonesia Demi Tembus Pasar AS

Meski mendapat halangan dari Amerika Serikat, China dan Indonesia akan tetap mendominasi pasokan nikel dunia.

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong
| Jumat, 15 November 2024 | 10:40 WIB

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong

China, Indonesia, India, dan Filipina diprediksi akan terus memimpin pertumbuhan pasar obligasi di Asia.​

Saham Lapis Dua Mulai Merana
| Jumat, 15 November 2024 | 09:02 WIB

Saham Lapis Dua Mulai Merana

Setelah sempat menguat di tengah pelemahan saham-saham big cap, kini saham-saham lapis kedua juga mulai kehilangan tenaga.

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia
| Jumat, 15 November 2024 | 08:49 WIB

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia

Tidak tersedianya stok emas batangan Antam bisa terjadi karena masalah logistik ataupun permintaan. 

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing
| Jumat, 15 November 2024 | 08:48 WIB

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing

Beberapa saham berada di daftar top 10 market cap bursa, tidak  masuk dalam portofolio hedge fund asing

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed
| Jumat, 15 November 2024 | 08:42 WIB

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed

Rasio lancar TBIG per September 2024 berada di angka 0,2x, turun dari periode sama tahun sebelumya yang sebesar 0,3x. 

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok
| Jumat, 15 November 2024 | 07:55 WIB

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok

Pelemahan industri ritel disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi, termasuk tren deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut.

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024
| Jumat, 15 November 2024 | 07:29 WIB

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024

Pemerintahan Prabowo Subianto membentuk Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan di bawah koordinasi Kemenko Bidang Politik dan Keamanan.

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao
| Jumat, 15 November 2024 | 07:20 WIB

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao

Produsen makanan dan minuman fokus melakukan efisiensi dan pengetatan biaya operasional untuk mengantisipasi efek kenaikan harga kakao.

INDEKS BERITA

Terpopuler