India Impor Batubara, Prospek Saham Batubara Kian Cerah

Selasa, 31 Mei 2022 | 06:00 WIB
India Impor Batubara, Prospek Saham Batubara Kian Cerah
[]
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. India di ambang krisis energi. Mengutip Reuters, Sabtu (28/5), penambang batubara terbesar di dunia, yakni Coal India, akan melakukan impor batubara.

Rencana impor ini mencerminkan  makin memburuknya pasokan batubara di negara tersebut. Bahkan April lalu, India melakukan pemadaman listrik paling parah dalam enam tahun terakhir.

Fauzan Luthfi Djamal, Analis RHB Sekuritas Indonesia, menilai, kemungkinan India membutuhkan batubara untuk memenuhi kebutuhan listrik. Seiring kenaikan harga gas, batubara adalah alternatif yang lebih murah. India juga sedang mengumpulkan stok batubara untuk persiapan musim panas.

Namun, tidak mudah  bagi Indonesia untuk memenuhi dari sisi suplai. Sebab, volume produksi yang ditargetkan emiten kebanyakan sudah terikat kontrak oleh klien.

Meski begitu, karena permintaan yang meningkat, emiten batubara akan menikmati kenaikan harga. "Mereka berfokus ke target yang dicanangkan di awal dulu,” terang Fauzan, Senin (30/5). 

Faktor musim hujan yang lebat juga masih menjadi salah satu tantangan terbesar dalam pemenuhan pasokan batubara. Namun, Fauzan meyakini target yang dipasang emiten akan terpenuhi.

Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan menilai, krisis di India bisa menjadi peluang bagi emiten batubara Indonesia, mengingat terbatasnya tambahan pasokan dari Australia karena gangguan pasokan akibat hujan lebat dan banjir belakangan ini. Menurut dia, pasokan batubara ke India masih tetap ketat di tahun ini.

Di sektor tambang batubara, RHB Sekuritas merekomendasikan trading buy saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 5.050 dan beli PT United Tractors Tbk (UNTR), dengan target Rp 34.700, naik dari sebelumnya Rp 31.400.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Harga Emas Bisa Mencapai US$ 5.000, Saham MDKA dan ANTM Menjadi Sorotan
| Minggu, 07 September 2025 | 17:34 WIB

Harga Emas Bisa Mencapai US$ 5.000, Saham MDKA dan ANTM Menjadi Sorotan

Secara historis, lemahnya dolar AS dan turunnya suku bunga mendorong daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Cek Skor Kredit demi Pencapaian Penting dalam Hidup
| Minggu, 07 September 2025 | 07:00 WIB

Cek Skor Kredit demi Pencapaian Penting dalam Hidup

Jangan hanya tahu platform pinjaman, tapi unduh juga aplikasi cek skor kredit biar berimbang dalam memanfaatkan fasilitas utang.

Asuransi Perjalanan Jadi Kontributor Utama saat Makin Banyak yang Jalan-Jalan
| Minggu, 07 September 2025 | 06:30 WIB

Asuransi Perjalanan Jadi Kontributor Utama saat Makin Banyak yang Jalan-Jalan

Bisnis asuransi perjalanan menunjukkan pertumbuhan positif. Online travel agent dan platform digital lainnya bisa memperluas akses.

Balik ke Fase Ekspansif, Prospek Industri Hijau Positif
| Minggu, 07 September 2025 | 06:15 WIB

Balik ke Fase Ekspansif, Prospek Industri Hijau Positif

Industri manufaktur kembali ke fase ekspansif. Ini sekaligus berpeluang mengembangkan industri hijau di Tanah Air.

Tambang Emas Itu Bernama Sampah Rumah Tangga
| Minggu, 07 September 2025 | 05:45 WIB

Tambang Emas Itu Bernama Sampah Rumah Tangga

Lewat program konversi sampah menjadi emas, Pegadaian meramu dua hal sekaligus, membangun literasi investasi dan budaya ramah lingkungan.

Cuan Cetar dari Produksi Camilan Bar
| Minggu, 07 September 2025 | 05:35 WIB

Cuan Cetar dari Produksi Camilan Bar

Tren gaya hidup sehat butuh sumber nutrisi sehat. Salah satunya camilan bar yang mengenyangkan. Belakangan camilan bar diminati banyak orang.

 
BI dan Pemerintah Berbagi Beban
| Minggu, 07 September 2025 | 05:10 WIB

BI dan Pemerintah Berbagi Beban

BI dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sepakat menanggung beban sama besar alias separo-separo atas bunga surat utang pemerintah.​

Banyak Aksi Unjuk Rasa, IHSG Sepekan Cuma Naik Tipis
| Minggu, 07 September 2025 | 04:25 WIB

Banyak Aksi Unjuk Rasa, IHSG Sepekan Cuma Naik Tipis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.867,35 pada perdagangan Kamis (4/9) atau melemah 0,23% dibandingkan hari sebelumnya

Risiko Tambahan Emiten Komoditas Nikel
| Minggu, 07 September 2025 | 04:15 WIB

Risiko Tambahan Emiten Komoditas Nikel

Konsumsi baterai FLP yang semakin meningkat bisa membuat pengelola smelter berpotensi kehilangan pasar strategis

Ketidakpastian Masih Tinggi, Begini Catatan Sekuritas Asing Soal IHSG
| Minggu, 07 September 2025 | 04:10 WIB

Ketidakpastian Masih Tinggi, Begini Catatan Sekuritas Asing Soal IHSG

Sepekan dalna asing net sell Rp 5,28 triliun, analis berharap pasar modal akan kembali membaik di jangka panjang

INDEKS BERITA

Terpopuler