Inflasi Inti Jepang pada Mei Lebih Tinggi Daripada Target BOJ

Jumat, 24 Juni 2022 | 13:07 WIB
Inflasi Inti Jepang pada Mei Lebih Tinggi Daripada Target BOJ
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Uang kertas yen Jepang, 1 Juni 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Inflasi inti tahunan di Jepang pada Mei melampaui target yang dipasang bank sentral, demikian ditunjukkan data pada Jumat. Ini merupakan bulan kedua berturut-turut, pertumbuhan indeks harga konsumen berada di atas target Bank of Japan (BOJ). 

Lonjakan biaya bahan baku masih menjadi pemicu utama inflasi di Jepang. Tren ini menantang pandangan BOJ bahwa kenaikan harga baru-baru ini bersifat sementara. Berdasar atas pandangan itu, BOJ menyatakan tidak akan menarik stimulus moneter.

Tetapi dengan pertumbuhan upah yang lemah, banyak analis memperkirakan BOJ tetap fokus pada upaya merangsang ekonomi yang lesu, daripada melawan inflasi dengan kenaikan suku bunga.

Baca Juga: Lini Konektivitas Mobil dan Keamanan Siber Menopang Kinerja BlackBerry di Kuartal I

IHK inti nasional, yang mengecualikan harga makanan segar yang mudah berubah, namun menyertakan biaya bahan bakar, naik 2,1% year-on-year pada Mei, data menunjukkan. Angka itu sesuai dengan media perkiraan pelaku pasar.

Angka itu tetap di atas target inflasi inti BOJ yang sebesars 2% untuk bulan kedua berturut-turut. Pada April, inflasi inti tercatat sebesar 2,1% yang merupakan laju kenaikan tercepat dalam tujuh tahun.

CPI inti-inti, yang menghapus biaya makanan dan bahan bakar yang mudah berubah, naik 0,8% di bulan Mei dari tahun sebelumnya. Angka itu naik dengan kecepatan yang sama di bulan April.

"Harga pangan naik cukup signifikan bahkan ketika pertumbuhan upah tetap lambat. Ini dapat merugikan konsumsi dan membuat pengecer ragu-ragu untuk membebankan biaya lebih lanjut kepada konsumen," kata Takumi Tsunoda, ekonom senior di Shinkin Central Bank Research Institute.

"Saya tidak berpikir inflasi konsumen inti akan mencapai 3% kecuali harga barang dan jasa harian yang lebih luas naik."

Sementara melonjaknya biaya bahan bakar tetap menjadi pendorong utama kenaikan CPI, laju kenaikan harga energi tahun-ke-tahun melambat menjadi 17,1% di bulan Mei dari 19,1% di bulan April.

Tetapi harga makanan tidak termasuk sayuran, daging, dan ikan yang bergejolak naik 2,7% di bulan Mei, menandai pertumbuhan tercepat sejak 2015.

Dalam secercah harapan, data terpisah yang dirilis oleh BOJ pada hari Jumat menunjukkan harga perusahaan membayar satu sama lain untuk layanan naik 1,8% pada Mei tahun-ke-tahun.

Peningkatan, yang merupakan laju tahunan tercepat sejak 2020, sebagian mencerminkan rebound permintaan layanan karena jumlah infeksi COVID-19 turun, data menunjukkan.

Baca Juga: Resesi Ancam Ekonomi Dunia, Cek Nasihat Berguna dari Warren Buffett

Naiknya harga bahan bakar dan makanan, yang dipersalahkan pada invasi Rusia ke Ukraina dan pelemahan yen yang meningkatkan biaya impor, diperkirakan akan menjaga inflasi konsumen inti Jepang di atas target 2% BOJ untuk sebagian besar tahun ini, kata para analis.

Tetapi tidak banyak yang bisa mendukung BOJ, yang memandang inflasi dorongan biaya seperti itu sebagai sementara dan risiko konsumsi, dengan rumah tangga menghadapi kenaikan biaya hidup dan pertumbuhan upah yang lambat.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda telah berulang kali mengatakan bank sentral akan menjaga kebijakan moneter ultra-longgar sampai permintaan domestik yang kuat dan pertumbuhan upah yang kuat menjadi pendorong utama inflasi.

Bagikan

Berita Terbaru

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:53 WIB

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%

Samuel Sekuritas Indonesia melaporkan pengurangan kepemilikan sahamnya di PT Sentul City Tbk (BKSL).

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi

PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) segera melakukan transformasi bisnis seiring masuknya PT Morris Capital Indonesia sebagai pengendali baru. ​

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:43 WIB

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini

Laju indeks saham barang konsumsi tertinggal dari 10 indeks sektoral lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:34 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan menjalin sinergi dengan pemegang saham baru, Posco International, yang akan masuk ke sektor hilir kelapa sawit.

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:24 WIB

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun

Memilih strategi yang bisa dimanfaatkan investor untuk mendulang cuan investasi saham di momen libur akhir tahun​.

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:50 WIB

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia

Hingga Oktober 2025, nilai ekspor sawit mencapai US$ 30,605 miliar, lebih tinggi 36,19% dibanding periode yang sama tahun 2024 US$ 22,472 miliar.

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:40 WIB

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri

Regulasi ini memberikan kerangka kebijakan yang lebih adaptif dalam pelaksanaan subsidi pupuk, sekaligus membuka ruang bagi peningkatan efisiensi.

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:25 WIB

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food

Industri pet food Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya jumlah pemilik hewan.

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood

Sebagai pijakan awal transformasi, RAFI mengusung tema “More Impactful and More Valuable” yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan bisnis

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:11 WIB

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Jika perkiraan ini terjadi, ada potensi akan meningkatnya volatilitas saham dan mata uang di pasar global.

INDEKS BERITA

Terpopuler