Ingin Jaga Pertumbuhan, Penerbitan Obligasi Negara China Sentuh Rekor di 2022

Kamis, 30 Desember 2021 | 15:17 WIB
Ingin Jaga Pertumbuhan, Penerbitan Obligasi Negara China Sentuh Rekor di  2022
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Teller menghitung yuan di cabang China Merchants Bank di Hefei, Provinsi Anhui, 20 Oktober 2010. REUTERS/Stringer.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China berencana menjual serangkaian obligasi negara pada tahun depan, sambil mempertahankan suku bunga keseluruhan dari penerbitan lebih rendah, demikian pernyataan seorang pejabat senior di kementerian keuangan negeri itu. Penerbitan yang dijadwalkan akan mencetak rekor tertinggi itu, terjadi di saat Beijing mengadopsi kebijakan proaktif untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi.

China akan memberikan dukungan likuiditas untuk obligasi negara yang akan diterbitkan, sekaligus menarik lebih banyak investor asing jangka panjang ke pasar obligasi terbesar kedua di dunia, ujar Wang Xiaolong, direktur Departemen Keuangan, Kementerian Keuangan, dalam pertemuan.

"Ekspansi dan kontraksi penerbitan obligasi negara mencerminkan arah kebijakan makro," kata Wang dalam pidatonya, yang dikutip China Bond, majalah yang diterbitkan China Central Depository & Clearing Co., Ltd.(CCDC) pada Rabu (29/12).

Baca Juga: Bisnisnya Terdampak Sanksi Regulator, Didi Global Alami Penurunan Pendapatan

Menerbitkan obligasi negara bernilai hampir 7 triliun yuan atau setara US$ 1,10 triliun sepanjang tahun 2021, China menghadapi banyak tantangan, termasuk pandemi, tekanan inflasi global, dan ketidakpastian yang berasal dari pemangkasan pembelian surat berharga oleh Federal Reserve, tutur Wang.

Penerbitan obligasi negara China akan mencapai rekor tertinggi tahun depan, karena volume obligasi yang cukup besar akan jatuh tempo. Selain itu, Beijing terus mengejar kebijakan fiskal proaktif.

Kementerian Keuangan akan berkoordinasi dengan badan pemerintah terkait untuk memastikan ada cukup likuiditas pasar untuk menjamin kelancaran penerbitan, kata Wang.

Mengingat peningkatan beban pembayaran bunga dari obligasi yang jatuh tempo di tahun depan, China akan meningkatkan proporsi obligasi treasury jangka pendek secara moderat di tahun 2022. Obligasi berjangka pendek itu bertujuan untuk memandu arah suku bunga keseluruhan, tambahnya.

Baca Juga: Xian Berlakukan Pembatasan, Produksi Chip Memory Bisa Terganggu

Selain itu, China akan mereformasi manajemen tanggal jatuh tempo untuk obligasi treasury, untuk menstabilkan ekspektasi pasar dan membantu institusi mengelola likuiditas dengan lebih baik.

Pemerintah berharap imbal hasil obligasi negara akan lebih berperan sebagai benchmark untuk jenis pinjaman lainnya.

Wang mengatakan China akan mendorong dan membimbing lebih banyak modal asing jangka menengah hingga panjang ke pasar obligasi China dan menahan utang China lebih lama.

Kepemilikan asing di obligasi negara China telah meningkat selama 11 kuartal berturut-turut. Nilainya sekarang mencapai 2,4 triliun yuan, atau 11% dari pasar, menurut Wang.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Untung & Buntung Tawaran Indonesia Untuk Mengimpor Migas Lebih Banyak dari AS
| Selasa, 13 Mei 2025 | 13:03 WIB

Menakar Untung & Buntung Tawaran Indonesia Untuk Mengimpor Migas Lebih Banyak dari AS

Beban yang ditanggung APBN berpotensi makin membengkak jika Indonesia mengimpor migas lebih banyak dari Amerika Serikat.

Serapan Beras Bulog Sudah Menembus 2 Juta Ton
| Selasa, 13 Mei 2025 | 12:18 WIB

Serapan Beras Bulog Sudah Menembus 2 Juta Ton

Adapun pasokan cadagan beras pemerintah yang sudah dikuasai oleh Bulog hingga 9 Mei 2025 sudah tembus 3,6 juta ton. 

Integrasi dan Efisiensi Menopang Kinerja Trisula Textile Industries (BELL)
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:40 WIB

Integrasi dan Efisiensi Menopang Kinerja Trisula Textile Industries (BELL)

Kontribusi terbesar terhadap penjualan datang dari segmen manufaktur dan retail, yang bersama-sama menyumbang 97% terhadap total penjualan.

Profit 29,93% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol Lagi (13 Mei 2025)
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:38 WIB

Profit 29,93% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol Lagi (13 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (13 Mei 2025) 1 gram Rp 1.884.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung  29,93% jika menjual hari ini.

Ancara Logistics (ALII) Ingin Menggandakan Kinerja di 2025
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:15 WIB

Ancara Logistics (ALII) Ingin Menggandakan Kinerja di 2025

ALII memproyeksikan profitabilitas dan volume jasa ALII pada tahun ini bisa meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan  tahun 2024.

Rebut Pasar yang Ditinggalkan China, DGWG Akan Bangun Pabrik Baru di Cikande
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:57 WIB

Rebut Pasar yang Ditinggalkan China, DGWG Akan Bangun Pabrik Baru di Cikande

Sejak 1 Juni 2024 pendaftaran produk yang mengandung omethoate, carbosulfan, dan Methomyl di China ditangguhkan dan produksinya dilarang.

Indosat (ISAT) Tambah Delapan Kegiatan Usaha, Dari Periklanan Hingga IoT
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:23 WIB

Indosat (ISAT) Tambah Delapan Kegiatan Usaha, Dari Periklanan Hingga IoT

Rata-rata margin laba bersih tahun 2025-2029 diprediksi meningkat sebesar 22,10% dibanding posisi per akhir tahun 2024.

Tren Kenaikan Harga Bitcoin (BTC) Diproyeksi Masih Berlanjut
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:03 WIB

Tren Kenaikan Harga Bitcoin (BTC) Diproyeksi Masih Berlanjut

Belum ada sentimen negatif, harga bitcoin diprediksi masih akan bertahan di kisaran US$ 102.000 hingga US$ 108.000 per btc.

Catur dan Support System
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:00 WIB

Catur dan Support System

Pendanaan masih menjadi persoalan klasik di program pembinaan olahraga seperti catur yang merupakan olahraga sejuta umat.

Tarif, Konsumsi dan Sustainability
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:00 WIB

Tarif, Konsumsi dan Sustainability

Esensi dari keberlanjutan atau sustainability sebenarnya sederhana yakni mengurangi yang tidak perlu.

INDEKS BERITA

Terpopuler