Ini Hasil Survei ETR tentang Produktivitas Karyawan di Sektor TI dan WFH di 2021

Jumat, 23 Oktober 2020 | 10:44 WIB
Ini Hasil Survei ETR  tentang Produktivitas Karyawan di Sektor TI dan WFH di 2021
[ILUSTRASI. Seorang karyawan menjalankan Work From Home (Kerja Dari Rumah) di Tangerang Selatan, Rabu (18/3)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/03/2020.]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK (Reuters). Persentase pekerja sektor teknologi informasi (TI) di seluruh dunia yang bekerja dari rumah, atau work from home (WFH) diperkirakan meningkat dua kali lipat pada tahun 2021.

Kenaikan itu dipicu oleh peningkatan produktivitas selama pandemi virus corona, demikian hasil survei dari Enterprise Technology Research (ETR) yang berbasis di Amerika Serikat.

ETR pada September menggelar survei yang melibatkan 1.200 orang chief information officer (CIO) di berbagai industri di dunia,

Baca Juga: Jaga karyawan dan konsumen, industri keuangan non bank terapkan jaga jarak

Para CIO yang menjadi responden optimistis terhadap prospek bisnis tahun depan, seiring dengan peningkatan bujet sebesar 1%, dibandingkan dengan pemangkasan sebesar 4,1% di tahun ini akibat pandemi.

Para pembuat keputusan teknologi informasi, dalam survei itu, menyatakan perkiraan kenaikan jumlah karyawan yang bekerja dari rumah secara permanen, naik menjadi dua kali lipat menjadi 34,4% dari total tenaga kerja perusahaan mereka pada tahun 2021. Sebelum pandemi, hanya ada 16,4% dari total karyawan yang WFH. Kenaikan pekerja yang bekerja dari jarak jauh itu merupakan hasil dari tren produktivitas yang positif.

Sekitar 72% dari total tenaga kerja di perusahaan mereka berkarir, saat ini. bekerja dari jarak jauh, menurut CIO.

Dari lebih dari 1.000 CIO yang diwawancarai untuk survei tersebut, 48,6% melaporkan bahwa produktivitas telah meningkat sejak pekerja mulai bekerja dari jarak jauh. Hanya 28,7% responden yang menunjukkan penurunan produktivitas.

Divisi TI di sektor telekomunikasi, keuangan, dan asuransi melaporkan peningkatan produktivitas yang besar, sedangkan di sektor energi, utilitas, dan pendidikan belum banyak mendapatkan keuntungan.

Baca Juga: Strategi FiberStar tetap berinovasi di tengah pandemi Covid-19

Erik Bradley, Chief Engagement Strategist di ETR, menyebut pekerjaan dari jarak jauh terbukti berhasil jika merujuk ke metrik produktivitas.  “Jadi kami memperkirakan peningkatan dalam pekerjaan jarak jauh secara permanen, tetapi kami tidak berharap itu meningkat dua kali lipat dari tingkat pra-pandemi. Akan ada konsekuensi besar dari hal ini di banyak bidang, baik itu real estat, ritel, restoran, atau transportasi. ”

Survei juga menunjukkan bahwa lebih banyak CIO optimis tentang prospek tahun depan. Mereka optimis bahwa anggaran TI akan meningkat, mereka dapat mengurangi pembekuan perekrutan, dan dapat mulai mengerjakan proyek TI lagi.

Selanjutnya: Pemerintah Sudah Menyiapkan Anggaran Rp 18 Triliun Untuk Membeli Vaksin Corona

 

Bagikan

Berita Terbaru

Dibayangi Risiko, 12 Perusahaan Batubara Besar Tergantung Hanya Pada 1 Aset Tambang
| Rabu, 18 Juni 2025 | 12:00 WIB

Dibayangi Risiko, 12 Perusahaan Batubara Besar Tergantung Hanya Pada 1 Aset Tambang

Kini margin penjualan batubara cukup tertekan dengan harga yang kian melandai, ditambah kebijakan. transisi dan hilirisasi yang butuh biaya besar.

Harga Emas Terus Berkilau, Emiten Berpotensi Semakin Memukau
| Rabu, 18 Juni 2025 | 11:38 WIB

Harga Emas Terus Berkilau, Emiten Berpotensi Semakin Memukau

Tren kenaikan harga emas dunia akan mengerek harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) produk emiten emas.

Saham TOBA Akhirnya Disuspensi BEI Usai Melesat Lebih dari 100%, Prospeknya Masih Oke
| Rabu, 18 Juni 2025 | 10:50 WIB

Saham TOBA Akhirnya Disuspensi BEI Usai Melesat Lebih dari 100%, Prospeknya Masih Oke

Lonjakan harga saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) diwarnai aksi jual sebagian kepemilikan oleh PT Toba Sejahtera. 

Profit 33,16% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi (18 Juni 2025)
| Rabu, 18 Juni 2025 | 08:57 WIB

Profit 33,16% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi (18 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 Juni 2025) 1.943.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,16% jika menjual hari ini.

Penarikan Utang oleh Pemerintah Melonjak
| Rabu, 18 Juni 2025 | 08:07 WIB

Penarikan Utang oleh Pemerintah Melonjak

Realisasi penarikan utang baru mencapai Rp 349,3 triliun hingga Mei 2025 meningkat tajam sebanyak 164,22% secara tahunan

Meski Sejumlah Investor Kakap Jualan Saham BUMI, Analis Yakin Kinerja Bakal Membaik
| Rabu, 18 Juni 2025 | 08:02 WIB

Meski Sejumlah Investor Kakap Jualan Saham BUMI, Analis Yakin Kinerja Bakal Membaik

Kenaikan harga batubara serta diversifikasi ke bisnis pertambangan emas di Australia, bauksit dan smelter menopang prospek Bumi Resources.

Realisasi Belanja Negara  Tak Sampai 30% dari Pagu
| Rabu, 18 Juni 2025 | 08:01 WIB

Realisasi Belanja Negara Tak Sampai 30% dari Pagu

Idealnya akselerasi belanja harus dilakukan lebih awal, yakni mulai akhir kuartal II dan dipacu penuh di kuartal III

Pemangkasan Bunga Terganjal Geopolitik
| Rabu, 18 Juni 2025 | 07:54 WIB

Pemangkasan Bunga Terganjal Geopolitik

Pada tahun 2025, suku bunga global harusnya mulai menurun namun diperkirakan akan tertahan tensi geopolitik Timur Tengah

Setoran Pajak Masih Mengalami Kontraksi
| Rabu, 18 Juni 2025 | 07:49 WIB

Setoran Pajak Masih Mengalami Kontraksi

Direktorat Jenderal Pajak bakal menyigi transaksi digital sebagai salah satu upaya mengerek tax ratio

Pelemahan Data IKK dan IEKLK dari BI Menjadi Sinyal Pelemahan Ekonomi
| Rabu, 18 Juni 2025 | 07:05 WIB

Pelemahan Data IKK dan IEKLK dari BI Menjadi Sinyal Pelemahan Ekonomi

BI juga menyiratkan pesimisme masyarakat mengenai ketersediaan lapangan pekerjaan melalui survei Indeks Ekspetasi Ketersediaan Lapangan Kerja.

INDEKS BERITA

Terpopuler