Ini Jurus-Jurus Semen Indonesia (SMGR) Menggenjot Kinerja

Rabu, 31 Juli 2019 | 05:28 WIB
Ini Jurus-Jurus Semen Indonesia (SMGR) Menggenjot Kinerja
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) terus berupaya menggenjot kinerja tahun ini.

Semen Indpnesia (SMGR) berupaya mengoptimalkan kapasitas produksi.

Saat ini, total kapasitas produksi Semen Indonesia (SMGR) mencapai sekitar 43 juta ton.

Semen Indonesia juga masih akan memperluas pasar luar negeri.

Selama ini, Semen Indonesia sudah mengekspor ke beberapa negara di kawasan Asia Selatan.

Negara yang jadi target ekspor Semen Indonesia di antaranya adalah Bangladesh, Srilanka dan India.

Tahun lalu, total produksi semen yang diekspor oleh perusahaan pelat merah ini mencapai 3 juta ton.

"Angka ini belum ada 10% dari total penjualan kami tahun lalu, yang mencapai 33 juta ton," terang Sigit Wahono, General Manager of Communication Corporate SMGR kepada KONTAN, kemarin.

SMGR kini juga mulai menjajaki pasar mancanegara baru, yakni Australia. "Karena kami supply based, bukan contract based," kata Sigit.

Pasar ekspor merupakan strategi SMGR mengatasi persaingan di pasar semen dalam negeri yang sangat ketat.

Seperti diketahui, saat ini terjadi kelebihan pasokan semen di pasar domestik.

Saat ini, total kapasitas produksi semen di Indonesia diperkirakan mencapai 110 juta ton. Angka ini 38 juta ton lebih banyak dibanding konsumsi semen, 72 juta ton.

Persaingan bisnis

Semen Indonesia juga menilai, kelebihan pasokan terjadi karena banyak pemain baru di industri semen.

Menurut Sigit, segmen Indonesia kawasan Timur menjadi sasaran para pemain baru tersebut.

Hal itu terbukti dengan pembangunan beberapa pabrik di kawasan Indonesia Timur.

"Ada satu pabrik dengan kapasitas empat juta ton di Sulawesi, satu pabrik dengan kapasitas tiga juta ton di Papua dan satu pabrik dengan kapasitas satu setengah juta ton di Kalimantan Selatan," ungkap Sigit.

Meski begitu, beberapa produk semen itu juga beredar di Jawa.

Semen Indonesia berharap, pemerintah bisa menetapkan peraturan mengenai kehadiran produsen semen asing. "Supaya lebih fair," kata dia.

Pasalnya, menurut riset KONTAN, pemain baru membanting harga jual.

Selisih harga jual semen bikinan pemain baru bisa mencapai sekitar Rp 10.000–Rp 15.000 lebih murah dibanding harga semen produksi Semen Indonesia dan Holcim.

Kondisi tersebut juga membuat penjualan Semen Indonesia terkikis.

Di semester I-2019, volume penjualan semen Semen Indonesia tertekan 5,14% menjadi 11,2 juta ton.

Begitu juga volume penjualan perusahaan yang baru diakuisisi Semen Indonesia, yakni PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB).

Pabrikan yang dulu dikenal dengan merek Holcim ini mencatat penurunan volume penjualan 2,3% jadi 4,46 juta ton.

Di 2018, SMCB mencatat volume penjualan 4,55 juta ton.

Meski begitu, Sigit menyebut, pihaknya tidak akan terpancing perang harga.

Semen Indonesia lebih mementingkan kualitas produk sehingga bisa mendapatkan pelanggan loyal.

Selain itu, Sigit menyebut Semen Indonesia lebih memilih terus fokus melanjutkan konsolidasi dan sinergi antar anak perusahaan, terutama pasca SMGR mengakuisisi Holcim.

Tak hanya itu, Semen Indonesia juga akan mengecap ulang alias rebranding merek Holcim.

"Kami masih diberi waktu satu tahun saja untuk memakai merek itu," jelas Sigit kepada KONTAN.

Jadi, paling lambat, akhir September nanti Holcim akan resmi berganti baju.

Ke depan, SMGR akan fokus mengembangkan produk turunan atau produk industri lain. Seperti semen mortar, beton dan precast.

Akuisisi Holcim akan membantu SMGR melakukan penetrasi di pasar mortar. "Holcim pemain besar di mortar. Konsolidasi ini diharap mendukung kinerja," ucap Sigit.

Bagikan

Berita Terbaru

Inflasi November Mencapai 2,72%, Emas Perhiasan Pemicu Utama
| Senin, 01 Desember 2025 | 13:31 WIB

Inflasi November Mencapai 2,72%, Emas Perhiasan Pemicu Utama

Inflasi November 2025 melambat ke 0,17% MoM (2,72% YoY). Emas perhiasan dominan, bawang merah & daging ayam ras alami deflasi.

Emiten Farmasi Bakal Kebagian Rejeki dari Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tahun
| Senin, 01 Desember 2025 | 13:00 WIB

Emiten Farmasi Bakal Kebagian Rejeki dari Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tahun

Emiten farmasi yang memproduksi obat generik berlogo, hingga alat kesehatan berpotensi merasakan dampak positif.

Surplus Neraca Dagang Susut Menjadi US$ 2,39 Miliar Per Oktober 2025
| Senin, 01 Desember 2025 | 12:56 WIB

Surplus Neraca Dagang Susut Menjadi US$ 2,39 Miliar Per Oktober 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada Oktober 2025 mencapai US$ 2,39 miliar.

Tanggapi Nasabah yang Kehilangan Rp 71 Miliar, Mirae Asset Sekuritas Buka Suara
| Senin, 01 Desember 2025 | 12:29 WIB

Tanggapi Nasabah yang Kehilangan Rp 71 Miliar, Mirae Asset Sekuritas Buka Suara

Mirae menyabjut bahwa dari pemeriksaan awal, terdapat indikasi kuat bahwa nasabah membagikan kata sandi dan akses akunnya kepada orang lain.

PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi ke Level 53,3, Tapi Ekspektasi Bisnis Melemah
| Senin, 01 Desember 2025 | 10:56 WIB

PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi ke Level 53,3, Tapi Ekspektasi Bisnis Melemah

Program stimulus pemerintah membantu mendorong daya beli masyarakat dan menaikkan permintaan di dalam negeri

Harga Pangan yang Turun Berpotensi Membuat Inflasi November Melandai
| Senin, 01 Desember 2025 | 10:11 WIB

Harga Pangan yang Turun Berpotensi Membuat Inflasi November Melandai

Laju inflasi menjelang akhir tahun, justru diperkirakan melandai yang disebabkan harga pangan yang tercatat lebih rendah. 

Pekerja Bebas Dongkrak Setoran PPh Orang Pribadi
| Senin, 01 Desember 2025 | 09:59 WIB

Pekerja Bebas Dongkrak Setoran PPh Orang Pribadi

Penerimaan pajak penghasilan orang pribadi tercatat melesat 41% mencapai Rp 17,87 triliun           

Mimpi Ekonomi Tumbuh 8% Kian Menjauh
| Senin, 01 Desember 2025 | 09:50 WIB

Mimpi Ekonomi Tumbuh 8% Kian Menjauh

Menurut prediksi super optimistis Bank Indonesia, ekonomi cuma naik maksimal 7,7%                   

Ramai Saham ARA Setelah Keluar PPK, Hati-Hati Banyak yang Sekadar Pantulan
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:20 WIB

Ramai Saham ARA Setelah Keluar PPK, Hati-Hati Banyak yang Sekadar Pantulan

Dari puluhan emiten yang keluar dari Papan Pemantauan Khusus pada 28 November 2025, hanya segelintir yang didukung narasi kuat.

Mencari Cuan dari Evaluasi Indeks Kehati
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:16 WIB

Mencari Cuan dari Evaluasi Indeks Kehati

BEI mengumumkan evaluasi indeks Sri-Kehati. Investor bisa memanfaatkan momentum ini untuk menengok ulang portofolio masi

INDEKS BERITA

Terpopuler