Ini Perbandingan Rasio Dividen Exxon dengan Raksasa Migas Lain di Dunia

Selasa, 03 November 2020 | 22:53 WIB
Ini Perbandingan Rasio Dividen Exxon dengan Raksasa Migas Lain di Dunia
[ILUSTRASI. Infografik: Perbandingan rasio dividen di antara perusahaan migas global]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Exxon Mobil Corporation kini dalam sorotan. Prospek raksasa energi asal Amerika Serikat itu terlihat begitu suram di tahun ini.

Melandainya permintaan terhadap minyak mentah dan produk bahan bakar, akibat ekonomi yang lesu di masa pandemi, menekan kinerja Exxon di sepanjang tahun ini.

Untuk kuartal ketiga tahun ini, Exxon membukukan kerugian sebesar US$ 0,15 per saham. Setelah disesuaikan dengan one-time-item, nilai kerugian itu naik menjadi US$ 0,18 per saham.

Kerugian itu memang lebih kecil dibandingkan dengan konsensus rugi per saham versi analis di Wall Street, yaitu US$ 0,25 per saham. Demikian juga untuk top line. Di kuartal ketiga Exxon melaporkan pendapatan senilai US$ 46,2 miliar, sedikit di atas perkiraan para analis, yaitu US$ 46 miliar.

Baca Juga: Harga minyak tergelincir lagi, WTI ke US$ 36,72 dan Brent jadi US$ 38,81 per barel

Namun yang menjadi catatan para analis, ini adalah kali ketiga secara berturut-turut Exxon membukukan kerugian. Rekor kerugian terpanjang yang pernah dialami Exxon.

Di antara saham-saham sektor energi lain, saham Exxon termasuk yang paling dijauhi para investor. Mengutip Reuters, harga saham Exxon di akhir Oktober lalu, tinggal separuh dari harganya di saat yang sama tahun lalu. Saham Exxon pun terpuruk di posisi terendahnya selama satu dekade terakhir.

Jika di masa lalu, Exxon pernah menyandang gelar sebagai emiten dengan nilai kapitalisasi terbesar di AS, maka di masa kini Exxon gagal juara, bahkan, di antara kelompok saham energi sekalipun.

Nilai kapitalisasi pasar Exxon, mengutip Reuters, per akhir Oktober yang sebesar US$ 144,4 miliar, kalah dari nilai kapitalisasi pasar Next Era Energy Inc, yang mencapai US$ 148,4 miliar. Emiten yang disebut terakhir itu merupakan penyedia energi terbarukan, yang memanfaatkan sinar Matahari dan tenaga angin.

Melihat kinerja saham Exxon yang meredup, pengelola indeks Dow Jones Industrial Average pun mencoretnya dari daftar saham yang diperhitungkan. Padahal, saham Exxon sudah menjadi saham pembentuk indeks tersebut selama seabad.

Baca Juga: Laba Saudi Aramco anjlok 44,6% di kuartal III-2020 karena tercekik permintaan

Pamor saham Exxon bisa kian suram karena perusahaan tersebut terlihat kesulitan memenuhi janjinya dalam memberikan dividen ke pemegang saham. Untuk melunasi janji pemberian dividen, bahkan Exxon harus menekan capital expenditure dan memangkas biaya karyawan.

Jika dibandingkan dengan rasio pembayaran dividen emiten energi lainnya, rasio dividend payout ratio yang diberikan Exxon memang terbilang tinggi. Namun, rasio itu tinggi lebih karena anjloknya harga saham Exxon.

Selanjutnya: Seperti Ini Kondisi Sulit yang Sekarang Dihadapi Raksasa Migas Global

 

Bagikan

Berita Terbaru

Serap 48% Capex, Hasnur Internasional (HAIS) Bakal Kerek Kapasitas Angkut Hingga 15%
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 15:53 WIB

Serap 48% Capex, Hasnur Internasional (HAIS) Bakal Kerek Kapasitas Angkut Hingga 15%

Alokasi dana tersebut digunakan untuk menambah armada baru guna memperkuat operasional, salah satunya dengan membeli kapal tunda dan tongkang.

Langkah Pincang Sepatu Lokal Menghadapi Selundupan
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 14:00 WIB

Langkah Pincang Sepatu Lokal Menghadapi Selundupan

Di tengah maraknya sepatu selundupan, produsen sepatu lokal menolak menyerah. Pabrikan sepatu di Tangerang sampai Jawa Timur mulai ekspansif.

Ini Cara BATA Mengencangkan Tali Sepatu Pasca Tutup Produksi
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 13:00 WIB

Ini Cara BATA Mengencangkan Tali Sepatu Pasca Tutup Produksi

Cara bata mengencangkan tali sepatu dengan mengambil produksi sepatu dari pihak ketiga.                      

IHSG Anjlok Sepekan, Ini Biang Kerok dan Prediksi Pekan Depan
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 11:32 WIB

IHSG Anjlok Sepekan, Ini Biang Kerok dan Prediksi Pekan Depan

Dari lima hari perdagangan sepekan periode 13-17 Oktober 2025, IHSG turun dalam empat hari perdagangan dan hanya naik sehari pada Kamis (16/10).

Dirut Indokripto Koin Semesta Menyukai Saham Sebagai Investasi
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Dirut Indokripto Koin Semesta Menyukai Saham Sebagai Investasi

Ade Wahyu, Direktur Utama PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) berinvestasi sebagai proses pendewasaan diri dalam mengelola risiko.

Total Bangun Persada Tbk (TOTL) Tambah Kegiatan Usaha Konstruksi
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 08:00 WIB

Total Bangun Persada Tbk (TOTL) Tambah Kegiatan Usaha Konstruksi

Mengupas profil PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) yang tengah gencar menambah 10 kegiatan usaha di bidang konstruksi

Beli Kapal Tanker, Emiten Tommy Soeharto Ini Merogoh Kocek  US$ 26,93 juta
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:35 WIB

Beli Kapal Tanker, Emiten Tommy Soeharto Ini Merogoh Kocek US$ 26,93 juta

Pembelian kapal tersebut sejalan dengan strategi pertumbuhan dan pengembangan usaha GTSI sebagai perusahaan di bidang usaha pelayaran.

Quick Commerce Terdorong Gaya Hidup Serba Cepat
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Quick Commerce Terdorong Gaya Hidup Serba Cepat

Industri quick commerce yang melayani belanja kebutuhan sehari-hari, saat ini mendapat banyak permintaan dari masyarakat urban.

Pinjaman Daring hingga Layanan Gadai, Jadi Pilihan Lintas Generasi
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Pinjaman Daring hingga Layanan Gadai, Jadi Pilihan Lintas Generasi

Masyarakat mencari sumber dana cepat dan fleksibel. Pinjaman daring, paylater, hingga layanan gadai, jadi pilihan lintas generasi.

Saat Tetes Tebu Menjelma Jadi Angsa Putih
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:15 WIB

Saat Tetes Tebu Menjelma Jadi Angsa Putih

Pemerintah berencana menerapkan program mandatori pencampuran etanol 10% dalam bensin. Dan, telah membuat peta jalan bioetanol dari tetes tebu

INDEKS BERITA

Terpopuler