Investasi Reksadana Saat Pasar Volatil, Berikut Saran Insight Investments Management

Selasa, 27 Juli 2021 | 15:43 WIB
Investasi Reksadana Saat Pasar Volatil, Berikut Saran Insight Investments Management
[ILUSTRASI. Investor mengamati pergerakan saham di salah satu sekuritas di Jakarta, Selasa (24/3). ]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus berlanjut di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4. Menghadapi situasi seperti ini, investor tentu harus pandai-pandai memilih investasi yang tepat sesuai dengan profil risiko.

Ria Meristika Warganda Direktur PT Insight Investments Management mengatakan, di saat ketidakpastian cukup tinggi baik dari global maupun domestik seperti saat ini, tentunya jenis produk yang less volatile dapat menjadi pilihan atau minat para investor.

Produk reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap dengan durasi pendek, menjadi pilihan yang patut menjadi perhatian investor. Likuiditas menjadi salah satu kunci yang harus dipersiapkan menghadapi masa pandemi covid-19.

Produk pasar uang misalnya, memiliki likuiditas dan risikonya yang lebih konservatif. Namun jika ingin mencuil cuan lebih gede, memilih produk reksadana pendapatan tetap dengan durasi pendek, dapat meminimalisir risiko.

Baca Juga: Reksadana Insight Renewable Energy Bagikan Dividen Setiap Bulan, Yuk Simak Produknya

Insight Investments Management melihat adanya kebutuhan investor institusi, mengurangi investasi pada asset yang memiliki volatilitas tinggi (berbasis saham). Insight juga melihat bahwa para investor millenial retail saat ini sedang tumbuh seiring era suku bunga rendah, sehingga mereka mencari alternatif investasi yang aman dan likuid.

Manajer investasi dengan dana kelolaan atau asset under management (AUM) senilai total sekitar Rp 15 triliun ini, melihat permintaan yang cukup besar pada kedua jenis reksadana tersebut.

Reksadana pasar uang Insight Investments Management pun sejauh ini mampu memberikan hasil investasi di atas indeks acuan.

Sebut saja misalnya produk Insight Money yang merupakan reksadana pasar uang Insight, sepanjang semester I-2021 mampu memberikan return 2,89% year to date (ytd). Angka ini lebih tinggi dari indeks acuan, Infovesta Money Market Fund Index, yang mencetak keuntungan sebesar 1,81% ytd.

Bahkan jika ditarik sepanjang satu tahun terakhir, year on year (yoy), Insight Money sukses mencetak return 6,03% yoy, lebih tinggi dari Infovesta Money Market Fund Index yang sebesar 4,09% yoy.

Produk reksadana pasar uang Insight Investments Management pun tidak kalah garang. Insight Money Syariah menghasilkan return 2.01% ytd dan 4,81% yoy. Sedangkan, Infovesta Money Market Sharia Fund Index sebagai indeks acuan tercatat mencetak cuan sebesar 1,60% ytd dan 3,84% yoy.

Suluh Tripambudi Rahardjo, Head of Investment Specialist PT Insight Investments Management mengatakan, hingga akhir tahun 2021 IHSG bisa berakhir di kisaran 6.300 hingga 7.000.

Kata Suluh, risiko yang perlu diwaspadai adalah pulangnya dana asing seiring pemulihan ekonomi di Amerika Serikat yang ditandai dengan kenaikan suku bunga oleh bank sentral. Pelemahan rupiah akibat hengkangnya dana asing perlu diwaspadai karena akan membawa banyak dampak.

Baca Juga: Alternatif Utang ke Lembaga Internasional karena Bunga Lebih Murah

"Current Account Deficit Indonesia bisa bertambah besar. Ini bisa membawa impak pada penurunan GDP lebih lanjut," ucap Suluh, kepada KONTAN, Kamis (22/7).

Oleh sebab itu, memilih produk reksadana pendapatan tetap dengan durasi portofolio lebih pendek menjadi hal yang patut dipertimbangkan. Memilih portofolio surat utang dengan durasi di kisaran 3-5 tahun, akan memudahkan manajer investasi memitigasi risiko, selain penerapan rating investment grade.

Sejauh ini, produk reksadana pendapatan tetap Insight Investments Management cukup memberikan hasil yang memuaskan.

Dua produk reksadana pendapatan tetap Insight Investments Management, misalnya, memberikan imbal hasil di atas indeks acuan. Sebut saja misalnya Insight Hajj Syariah Fund (I-Hajj Syariah Fund) dengan return 3,53% ytd dan 8,69% yoy. Sebagai perbandingan, indeks acuan Infovesta Sharia Fixed Income Fund Index menghasilkan return 0,29% ytd dan 7,83% yoy.

Demikian juga dengan produk Insight Renewable Energy Fund yang memberikan cuan sebesar 3,71% ytd dan 8,05% yoy. Angka tersebut melebihi kinerja indeks acuan Infovesta Fixed Income Fund Index yang mencetak return - 0,28% ytd dan 6,65% yoy. Dana kelolaan Insight Renewable Energy Fund tercatat sekitar Rp 25 miliar per akhir Juni 2021.

Selanjutnya: Untuk Pertama Kalinya, Penjualan Jamu dan Suplemen Sido Muncul Tembus Rp 1 Triliun

Selanjutnya: Bidik IPO Rp 157,57 Miliar, Begini Rencana Bisnis Hasnur Internasional Shipping

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham PIPA Terbang, Prospek Cerah Namun Risiko Koreksi Mengintai
| Jumat, 12 September 2025 | 19:16 WIB

Saham PIPA Terbang, Prospek Cerah Namun Risiko Koreksi Mengintai

Diversifikasi PIPA ke sektor oil & gas serta manufaktur polyethylene, khususnya produk pipa HDPE, bisa menjadi katalis pertumbuhan jangka panjang.

Kinerja Fundamental Solid, Saham Bank Neo Commerce (BBYB) Semakin Menarik
| Jumat, 12 September 2025 | 18:38 WIB

Kinerja Fundamental Solid, Saham Bank Neo Commerce (BBYB) Semakin Menarik

Per Juli 2025, NIM Bank Neo Commerce (BBYB) turun menjadi 13,8%, terkoreksi 100 basis poin (bps) dibanding bulan sebelumnya.

IPO Tak Melulu Cari Dana Ekspansi, Ada Sebagian Yang Justru Masuk Kantong Afiliasi
| Jumat, 12 September 2025 | 18:23 WIB

IPO Tak Melulu Cari Dana Ekspansi, Ada Sebagian Yang Justru Masuk Kantong Afiliasi

Struktur alokasi dana IPO menunjukkan fokus utama emiten masih pada restrukturisasi utang, bukan ekspansi penuh ke pertambangan.

Keluarga Sampoerna Dikabarkan Bakal Jual Kepemilikan SGRO, Begini Jawaban Manajemen
| Jumat, 12 September 2025 | 16:29 WIB

Keluarga Sampoerna Dikabarkan Bakal Jual Kepemilikan SGRO, Begini Jawaban Manajemen

Keluarga Sampoerna sedang bekerja sama dengan penasihat keuangan untuk menjajaki minat dari calon pembeli, senilai US$ 500 juta-US$ 700 juta.

Serangan Siber Mengganas, RDN Sekuritas Dibobol
| Jumat, 12 September 2025 | 09:33 WIB

Serangan Siber Mengganas, RDN Sekuritas Dibobol

Inarno menegaskan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self Regulatory Organization (SRO) terus melakukan upaya mitigasi.

Raih Kontrak Baru Rp 15,28 triliun per Agustus 2025, PTPP Siap Jaga Pertumbuhan
| Jumat, 12 September 2025 | 08:00 WIB

Raih Kontrak Baru Rp 15,28 triliun per Agustus 2025, PTPP Siap Jaga Pertumbuhan

Perolehan nilai kontrak baru didominasi proyek dari sumber dana BUMN sebesar 51,2%, swasta 31% dan pemerintah 17,8%.​

Sido Muncul Berambisi Menebalkan Porsi Ekspor
| Jumat, 12 September 2025 | 06:48 WIB

Sido Muncul Berambisi Menebalkan Porsi Ekspor

Manajemen SIDO masih optimistis target pertumbuhan 5% untuk penjualan dan laba bisa tercapai hingga akhir tahun nanti.

Medco Mengerek Target Produksi Migas Tahun Ini
| Jumat, 12 September 2025 | 06:45 WIB

Medco Mengerek Target Produksi Migas Tahun Ini

Emiten keluarga Panigoro ini juga menyatakan bahwa di sisa tahun ini, mereka bakal terus melakukan eksplorasi dan pengembangan

Bumame Ekspansi Membuka Klinik Baru
| Jumat, 12 September 2025 | 06:42 WIB

Bumame Ekspansi Membuka Klinik Baru

Dalam dua tahun terakhir, Bumame agresif menambah layanan B2C, termasuk pembukaan klinik di TB Simatupang, BSD, Karawang dan kini Cideng.

Trimitra Trans (BLOG) Ekspansi Bisnis Cold Storage
| Jumat, 12 September 2025 | 06:39 WIB

Trimitra Trans (BLOG) Ekspansi Bisnis Cold Storage

BLOG menyasar wilayah dengan potensi pasar besar untuk produk fast moving consumer goods (FMCG), terutama pada produk beku (frozen).

INDEKS BERITA

Terpopuler