Jadi Korban Saham BUMI, Komisaris Insera Sena Ini Kapok Berinvestasi Saham

Sabtu, 02 November 2019 | 16:19 WIB
Jadi Korban Saham BUMI, Komisaris Insera Sena Ini Kapok Berinvestasi Saham
[Komisaris PT Dispoly Indonesia (Polygon), Ronny Liyanto./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/09/11/2011.]
Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah mencoba peruntungan di semua instrumen investasi konvensional, tapi tetap penasaran dengan saham. Begitulah sosok Ronny Liyanto, Komisaris PT Insera Sena.

Sebelum kue portofolionya didominasi oleh properti seperti saat ini, Ronny lebih dulu menjajal instrumen saham. Namun, kala itu tidak terlalu besar. "Karena waktu itu masih kuliah," ujar pria yang mengemban pendidikan S1 di Universitas Katholik Widya Mandala ini.

Sebagian uang sakunya dia sisihkan untuk membeli saham. Rutinitas ini terus dilakukan bahkan hingga dirinya masuk ke dunia kerja pada 1995. Ia bergabung dengan PT Pangan Lestari.

Ronny hanya bekerja selama empat tahun di perusahaan tersebut. Barulah pada 1999, dirinya bergabung dengan Insera Sena yang memproduksi sepeda Polygon.

Sering dengan penghasilan yang lebih besar, modalnya untuk bermain saham bertambah. Ronny semakin bersemangat berinvestasi saham.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Alih-alih cuan, malah rugi yang didapat.

Baca Juga: Mochtar Riady: Ada Teman-Teman Menantang Saya

Sedang semangat-semangatnya berinvestasi, krisis moneter yang melanda Indonesia menyeruak. Situasi keamanan dan politik kala itu memanas. Buntutnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bak roller coaster. Portofolio milik ayah dua anak ini pun amblas.

Dia memutuskan untuk mengambil napas sejenak. Tapi, bukan momen itu yang paling membekas di hati arek Suroboyo kelahiran 1973 tersebut.

Periode 2008 merupakan tahun yang paling diingat oleh banyak investor saham. Krisis global yang bermula dari Amerika Serikat (AS) turut menghampiri Indonesia.

Korban saham BUMI

Pada saat yang bersamaan, harga komoditas batubara kala itu memburuk. Salah satu yang terimbas adalah, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Harga sahamnya yang sempat berada di level Rp 8.750 terus longsor.

Hingga pada awal 2009, harga saham BUMI hanya berada di kisaran Rp 570 per saham. Kapitalisasi pasar saham BUMI yang sempat menyentuh Rp 165 triliun pun tergerus hingga hanya tersisa Rp 11,06 triliun.

Di tahun yang sama Ronny kembali mencoba peruntungannya di saham. Dia mencoba masuk ke saham BUMI yang pada masanya sempat menjadi primadona.

Hasilnya sudah bisa ditebak. Banyak investor saham yang portofolionya nyangkut di saham BUMI. Dari sekian banyak investor, Ronny salah satunya.

Baca Juga: Temukan Makin Banyak Saham Salah Harga, Lo Kheng Hong Beli 20 Saham Setiap Hari

"Sudah dua kali gagal di saham, jadi sudah. Karena ini saya mulai banyak fokus di properti," kenang Ronny.

Kebetulan, ketika amblas di saham BUMI, Ronny justru cuan di properti. Karena sejatinya, sejak medio 2000, Ronny mulai aktif menyisihkan sebagian penghasilannya juga untuk berinvestasi properti seperti rumah, apartemen, hingga kondotel.

Semula, investasinya tersebut difokuskan untuk memberikan pendapatan berulang atawa recurring income. Namun, pada 2008, Ronny memutuskan untuk menjual salah satu aset propertinya di kawasan Serpong, Tangerang Banten.

Aset tersebut dia beli sejak 2002. Saat dijual, harganya naik berkali-kali lipat.

Cuan dari penjualan tersebut tidak Ronny habiskan. Justru, dia putar lagi untuk investasi. Tentu, dengan fokus utama properti. Sebagiannya lagi dia gunakan untuk membeli emas untuk mengimbangi likuditas.

Baca Juga: Rita Efendy Mencari Cerita di Setiap Pergerakan Harga Saham

Meski begitu, rasa penasaran Ronny di saham tak sepenuhnya hilang. Bedanya, kali ini dia lebih memilih instrumen reksadana.

Dia juga mengaku, portofolionya di saham BUMI masih tersisa karena saat terjadi penurunan kala itu dia tidak melakukan cut loss. "Tapi nilainya kecil, mungkin kalo secara nilai hanya tersisa jutaan," pungkas Ronny sembari terkekeh.

Bagikan

Berita Terbaru

Dalam 5 Tahun, Indonesia Naik ke Urutan 7 Negara dengan Ekonomi Terbesar di Dunia
| Rabu, 29 Januari 2025 | 10:55 WIB

Dalam 5 Tahun, Indonesia Naik ke Urutan 7 Negara dengan Ekonomi Terbesar di Dunia

Peringkat Indonesia naik dalam jajaran negara dengan ekonomi terbesar dunia. IMF mencatat Indonesia di urutan ketujuh negara dengan PDB terbesar.

Usai Libur Panjang, Tengok Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Kamis (30/1)
| Rabu, 29 Januari 2025 | 10:32 WIB

Usai Libur Panjang, Tengok Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Kamis (30/1)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,92% ke level 7.166,06 pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (24/1).

Adu Kuat Saham Emiten Blue Chip Pelat Merah Versus Emiten Terafiliasi Konglomerat
| Rabu, 29 Januari 2025 | 06:00 WIB

Adu Kuat Saham Emiten Blue Chip Pelat Merah Versus Emiten Terafiliasi Konglomerat

Perubahan minat investor, terutama asing memengaruhi pergerakan harga saham blue chip secara signifikan.

Penjualan EV Global Diperkirakan Naik di 2025, Bagaimana Tren di Indonesia?
| Selasa, 28 Januari 2025 | 17:28 WIB

Penjualan EV Global Diperkirakan Naik di 2025, Bagaimana Tren di Indonesia?

Chery, Wuling, dan Morris Garage menjadi pabrikan yang menghiasi barisan teratas dalam daftar BEV terlaris di sepanjang tahun 2024.​

Jalan Berliku Pemberantasan Korupsi di Indonesia
| Selasa, 28 Januari 2025 | 17:15 WIB

Jalan Berliku Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Pengungkapan kasus suap dan jual beli perkara menjadi tantangan besar dalam upaya pemberantasan korupsi pemerintahan Prabowo-Gibran​.

Perlindungan Data Pribadi Sektor Keuangan
| Selasa, 28 Januari 2025 | 16:57 WIB

Perlindungan Data Pribadi Sektor Keuangan

Perlindungan data pribadi merupakan pilar penting dalam menopang pertumbuhan sektor jasa keuangan di Indonesia.

Sempat Masuk Daftar Investasi Ilegal, Nama eFishery Disebut Dalam Laporan Kinerja OJK
| Selasa, 28 Januari 2025 | 14:24 WIB

Sempat Masuk Daftar Investasi Ilegal, Nama eFishery Disebut Dalam Laporan Kinerja OJK

Satgas Waspada Investasi yang saat ini bernama Satgas PASTI, telah menormalisasi eFishery dari daftar entitas investasi ilegal.

Investor Pantau Rapat The Fed, Harga Emas Bertahan Usai Anjlok Lebih dari 1%
| Selasa, 28 Januari 2025 | 13:19 WIB

Investor Pantau Rapat The Fed, Harga Emas Bertahan Usai Anjlok Lebih dari 1%

Meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan kekhawatiran inflasi di bawah pemerintahan Trump dapat meningkatkan permintaan emas.

Penawaran ORI027 Sampai 20 Februari, Kupon Lebih Tinggi dari Deposito, Pajak Rendah
| Senin, 27 Januari 2025 | 18:10 WIB

Penawaran ORI027 Sampai 20 Februari, Kupon Lebih Tinggi dari Deposito, Pajak Rendah

Pemerintah resmi memulai penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI027 pada 27 Januari hingga 20 Februari 2025.

Pemerintah Ketatkan Ikat Pinggang, Babat Anggaran Hingga Rp 256 Triliun
| Senin, 27 Januari 2025 | 17:09 WIB

Pemerintah Ketatkan Ikat Pinggang, Babat Anggaran Hingga Rp 256 Triliun

Untuk jaga stabilitas fiskal dan tingkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan, pemerintah menerapkan langkah efisiensi anggaran belanja K/L 

INDEKS BERITA

Terpopuler