Jauh Hijau dari Industri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali menyatakan komitmen mempercepat dekarbonisasi sektor industri menuju target net zero emission pada tahun 2050.
Upaya ini layak diapresiasi sebagai usaha mengantisipasi dampak perubahan iklim. Jika dihitung mundur, artinya ambisi itu harus dikejar dalam waktu 25 tahun lagi.
Namun, target tersebut akan jauh panggang dari api jika hanya di atas kertas semata. Keinginan mengurangi jejak karbon di industri tak bisa dilakukan hanya dengan mematok target. Harus ada upaya ekstra, biar keinginan mewujudkan net zero emission bisa terealisasi pada tahun 2050 nanti.
Untuk saat ini saja, industri keteteran dalam menerapkan praktik industri hijau. Agar mereka bisa hijrah, industri mesti investasi yang tentu saja butuh pembiayaan dan juga bunga murah. Jika tidak, produktivitas industrinya menjadi rendah dan bisa membuatnya kalah bersaing di pasar.
Contohnya adalah industri transportasi. Agar bisa rendah emisi karbon, mereka mesti mengganti armada bus atau kapal, dan itu investasinya tidaklah murah. Di sisi lain, pemerintah juga tidak memiliki insentif bagi industri yang berhasil mempraktikkan industri hijau atau melakukan dekarbonisasi itu.
Belum lagi, ketiadaan regulasi yang memayungi industri yang hijrah ke industri yang ramah lingkungan. Contoh, ketiadaan regulasi yang memberikan kemudahan impor peralatan industri, mesin dan armada yang rendah emisi untuk kebutuhan operasional industri.
Kondisi semakin pelik, saat infrastruktur industri hijau yang belum memadai. Ada cerita dari salah satu industri data center yang ingin mewujudkan data center rendah emisi tetapi terkendala sumber energi kelistrikan yang masih mengandalkan batubara.
Belum lagi masalah penggunaan teknologi. Pelaku industri harus membayar mahal atau dikenakan pajak barang mewah saat mengimpor produk teknologi ramah lingkungan. Yang paling berat yang dihadapi pemerintah adalah, sulitnya menghadapi pelaku industri yang masih mengejar pertumbuhan ketimbang keberlanjutan.
Juga, industri yang terlihat sudah menerapkan praktik hijau, tetapi ternyata hanya sebatas kedok belaka. Atau, sekadar greenwashing alias pura-pura hijau.
Masih banyak pekerjaan rumah pemerintah untuk melakukan dekarbonisasi di industri. Jadi, pelan-pelan ya pak!