Jumlah Pengguna Harian Turun untuk Pertama Kalinya, Meta Melemah di Bursa

Kamis, 03 Februari 2022 | 11:14 WIB
Jumlah Pengguna Harian Turun untuk Pertama Kalinya, Meta Melemah di Bursa
[ILUSTRASI. Ilustrasi yang menampilkan logo Meta Platforms dan Facebook, 2 November 2021. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Saham Meta Platforms Inc, pemilik Facebook, anjlok lebih dari 20% pada perdagangan Rabu malam setelah raksasa media sosial itu mengumumkan proyeksi kinerja yang lebih lemah dari yang diharapkan. Pemilik Instagram dan Whatsapp itu menyalahkan perubahan privasi Apple dan persaingan yang ketat di aplikasi media sosial.

Untuk pertama kalinya, pengguna aktif harian global Facebook turun dari kuartal sebelumnya, menjadi 1,929 miliar dari 1,930 miliar.

Meta mengatakan kinerjanya akan terdampak oleh perubahan privasi Apple Inc pada sistem operasinya. Perubahan itu akan menyulitkan para pemilik merek untuk menargetkan dan mengukur iklan mereka di Facebook dan Instagram. Meta juga merujuk ke masalah ekonomi makro seperti gangguan rantai pasokan.

Raksasa teknologi berusia 18 tahun itu juga menghadapi tekanan dari platform seperti TikTok dan Google YouTube. Meta memperkirakan pertumbuhan pendapatan melambat pada kuartal mendatang karena meningkatnya persaingan serta peralihan selera ke fitur seperti video singkat, yang menghasilkan lebih sedikit pendapatan.

 Baca Juga: Badai Musim Dingin Melanda Amerika Serikat Bagian Tengah

Facebook melaporkan 2,91 miliar pengguna aktif bulanan pada kuartal keempat, tidak menunjukkan pertumbuhan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Kemerosotan saham Meta setelah jam kerja menguapkan US$ 200 miliar dari nilai pasarnya. Sedang pesaingnya, seperti Twitter Inc, Snap Inc dan Pinterest Inc kehilangan nilai pasar hingga US$ 15 miliar.

Saham Alphabet Inc, yang membukukan rekor penjualan kuartalan yang melampaui ekspektasi pada hari Selasa, turun hampir 2%.

Meta, pemilik platform iklan digital terbesar kedua di dunia setelah Google, telah memperingatkan bisnis iklan miliknya menghadapi "ketidakpastian yang signifikan" pada kuartal keempat.

 Baca Juga: IOC: Beijing Siap Menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin dengan Aman dan Luar Biasa

Chief Financial Officer Meta, Dave Wehner, mengatakan kepada analis melalui earning call bahwa dampak dari perubahan privasi Apple dapat mencapai "sekitar US$ 10 miliar" untuk tahun 2022.

Apple mengubah kebijakan privasi pada perangkat lunak operasinya dengan memberi pilihan ke pengguna untuk mencegah aplikasi melacak aktivitas online mereka. Kebijakan ini mempersulit pengiklan yang mengandalkan data untuk mengembangkan produk baru dan melacak selera pasar.

Meta memperkirakan pendapatan kuartal pertama di kisaran US$ 27 miliar hingga US$ 29 miliar. Analis memperkirakan US$ 30,15 miliar, menurut data IBES dari Refinitiv.

"Jelas ada banyak hambatan besar di depan karena Meta menghadapi persaingan yang ketat untuk mreaih pendapatan iklan. Dan karena ia bersaing dengan penargetan iklan yang sedang berlangsung dan tantangan pengukuran dari perubahan iOS Apple," kata analis Insider Intelligence Debra Aho Williamson.

Total pendapatan perusahaan, yang sebagian besar berasal dari penjualan iklan, naik menjadi US$ 33,67 miliar pada kuartal keempat dari US$ 28,07 miliar pada tahun sebelumnya, mengalahkan perkiraan analis sebesar US$ 33,40 miliar, menurut data IBES dari Refinitiv.

"Saya berbesar hati dengan kemajuan yang kami buat tahun lalu di sejumlah area pertumbuhan penting seperti Reel, perdagangan, dan realitas virtual. Kami akan terus berinvestasi dalam hal ini dan prioritas utama lainnya pada tahun 2022 saat kami berupaya membangun metaverse. ," kata CEO Mark Zuckerberg dalam rilis pendapatan.

Dalam panggilan pendapatan Meta, dia mengatakan persaingan mendapatkan pengguna adalah salah satu faktor penentu bisnis. Dengan menyebutkan aplikasi video pendek TikTok, Zuckerberg menekankan komitmen Meta untuk menyediakan layanan bagi orang dewasa muda.

Kerugian bersih dari Meta's Reality Labs, bisnis augmented reality dan virtual reality perusahaan, adalah US$ 10,2 miliar untuk tahun 2021, dibandingkan dengan kerugian US$ 6,6 miliar pada tahun sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya perusahaan merinci kinerja keuangannya secara sektoral.

 Baca Juga: Kinerja Emiten AS yang Jeblok Bikin Investor Khawatir

Zuckerberg sebelumnya telah memperingatkan bahwa investasi perusahaan di bidang ini akan mengurangi laba operasi 2021 sebesar US$ 10 miliar dan tidak akan menguntungkan "dalam waktu dekat."

Reality Labs membukukan pendapatan sekitar US$ 2,3 miliar pada tahun 2021. Perusahaan belum mengumumkan angka penjualan untuk headset Quest realitas virtualnya.

Perusahaan mengatakan pada hari Rabu bahwa tahun ini akan mengubah ticker sahamnya menjadi "META," langkah terbaru dalam rebranding untuk fokus pada metaverse, ide futuristik dari lingkungan virtual di mana pengguna dapat bekerja, bersosialisasi, dan bermain.

Meta tidak mengomentari harga kesepakatan dengan Roundhill Investments, yang mengatakan pada bulan Januari akan berhenti menggunakan simbol untuk ETF Roundhill Ball Metaverse-nya.

 Baca Juga: OPEC+ Mempertahankan Kenaikan Moderat Produksi Minyak, Mengabaikan Tekanan Amerika

Raksasa teknologi, yang mengubah namanya pada bulan Oktober untuk mencerminkan tujuan metaverse-nya, bertaruh bahwa metaverse akan menjadi penerus internet seluler.

"Saat melihat Meta sekarang, investor mulai menyadari bahwa membeli saham mereka bukan lagi sekadar berinvestasi ke platform iklan mereka," kata Flynn Zaiger, CEO agensi media sosial Online Optimism. "Berinvestasi di Meta sekarang lebih terlihat seperti komitmen yang Anda yakini bahwa metaverse akan menggantikan sebagian besar pengalaman konsumen internet saat ini."

Perubahan nama menjadi Meta terjadi saat regulator dan pembuat undang-undang menuding perusahaan itu melakukan praktik bisnis yang antipersaingan. Meta juga disorot karena upayanya yang sangat minimal dalam menangani konten yang berbahaya atau menyesatkan di platform Facebook dan Instagram miliknya.

Bagikan

Berita Terbaru

IHSG Melemah ke 6.613 di Tengah Penurunan Saham Bank, Kamis (24/4)
| Kamis, 24 April 2025 | 19:32 WIB

IHSG Melemah ke 6.613 di Tengah Penurunan Saham Bank, Kamis (24/4)

Kamis (24/4), IHSG turun 0,32% atau 20,9 poin ke 6.613,48 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Chandra Daya Investasi (CDI) Perkuat Bisnis Infrastruktur Seiring Isu Rencana IPO
| Kamis, 24 April 2025 | 17:55 WIB

Chandra Daya Investasi (CDI) Perkuat Bisnis Infrastruktur Seiring Isu Rencana IPO

Chandra Asri Group menggagas transformasi yang lebih luas yakni menjadi perusahaan solusi energi, kimia, dan infrastruktur di Asia Tenggara.

Harga Perak Terkoreksi Teknikal pada Kamis (24/4) Pasca Naik Tinggi
| Kamis, 24 April 2025 | 15:29 WIB

Harga Perak Terkoreksi Teknikal pada Kamis (24/4) Pasca Naik Tinggi

Harga perak tengah alami koreksi teknis setelah melonjak lebih dari 3% pada sesi sebelumnya ke level tertinggi tiga minggu. 

Dua Bulan Lalu Dipangkas Goldman, Kini UBS Kerek Peringkat Indonesia Jadi Overweight
| Kamis, 24 April 2025 | 13:58 WIB

Dua Bulan Lalu Dipangkas Goldman, Kini UBS Kerek Peringkat Indonesia Jadi Overweight

Sunil Tirumalai Strategist UBS Group menyebut valuasi saham Indonesia mendekati level terendah Covid-19.

Credit Agricole dan Investco Pimpin Akumulasi Saham BBCA oleh Investor Asing
| Kamis, 24 April 2025 | 13:32 WIB

Credit Agricole dan Investco Pimpin Akumulasi Saham BBCA oleh Investor Asing

Credit Agricole Group membeli 80.396.886 saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dibuntuti oleh Investco Ltd yang membeli 71.012.100 saham.

Saham BRIS Terus Menghijau Seiring Proyeksi Kinerja yang Positif di 2025
| Kamis, 24 April 2025 | 10:21 WIB

Saham BRIS Terus Menghijau Seiring Proyeksi Kinerja yang Positif di 2025

Prospek bisnis PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) makin menarik setelah ditunjuk menjadi bullion bank.

ACST Meraih Pinjaman Senilai Rp 1 Triliun dari United Tractors
| Kamis, 24 April 2025 | 09:31 WIB

ACST Meraih Pinjaman Senilai Rp 1 Triliun dari United Tractors

Pertimbangan dan alasan ACST menarik pinjaman dari afiliasi, lantaran tidak disyaratkan memberikan jaminan dan proses administrasi rumit

SSSG ACES Pada April 2025 Diprediksi Melambat, Efek Nyata Pelemahan Daya Beli
| Kamis, 24 April 2025 | 09:27 WIB

SSSG ACES Pada April 2025 Diprediksi Melambat, Efek Nyata Pelemahan Daya Beli

Tanpa stimulus fiskal atau moneter yang kuat, tren IKK berpotensi terus menurun dalam jangka pendek.

Profit 37,73% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah Lagi (24 April 2025)
| Kamis, 24 April 2025 | 09:04 WIB

Profit 37,73% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah Lagi (24 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (24 April 2025) 1 gram Rp 1.969.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 37,73% jika menjual hari ini.

Astra Graphia (ASGR) Merilis Dua Produk Printer Produksi Warna
| Kamis, 24 April 2025 | 08:20 WIB

Astra Graphia (ASGR) Merilis Dua Produk Printer Produksi Warna

Manajemen ASGR melihat kebutuhan akan printer produksi ini juga cukup tinggi seiring dengan perkembangan ekonomi kreatif.

INDEKS BERITA

Terpopuler