Kalbe Farma (KLBF) Perbesar Potensi Pendapatan dari Pasar Ekspor

Jumat, 20 Mei 2022 | 07:00 WIB
Kalbe Farma (KLBF) Perbesar Potensi Pendapatan dari Pasar Ekspor
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) memperluas pasar di negeri tetangga. Lewat anak usaha Kalbe International Pte. Ltd., emiten farmasi ini membentuk joint venture (JV) dengan perusahaan distributor consumer goods Filipina Ecossential Food Corp (EFC), Rabu (18/5).

Perusahaan patungan yang bernama Kalbe Ecossential International Inc ini akan fokus pada pemasaran produk-produk Kalbe non-obat resep untuk pasar Filipina. Kalbe International akan menguasai 60% saham perusahaan patungan tersebut.

Presiden Direktur KLBF Vidjongtius mengatakan, pendirian perusahaan patungan ini merupakan salah satu strategi pengembangan bisnis kesehatan Kalbe di level internasional. "Kami membangun kolaborasi dengan pemain-pemain lokal karena pemain lokal negara bersangkutan akan jauh lebih tahu dan menguasai informasi," ujar Vidjongtius, Kamis (19/5).

Kerjasama ini diharapkan meningkatkan volume penjualan, serta menambah hubungan dengan gerai setempat. Di awal, KLBF akan masuk dengan produk nutrisi terlebih dahulu. Lalu selanjutnya produk-produk lain, baik dari segmen obat resep, obat bebas, maupun obat herbal.

Vidjongtius melihat peluang yang besar dari penjualan secara internasional. KLBF menargetkan kontribusi pasar ekspor terhadap penjualan bisa naik dari 5% saat ini menjadi 10% dalam tiga sampai empat tahun mendatang.

KLBF juga tengah berupaya mengembangkan pasar Myanmar. Di negara tersebut, KLBF sudah memiliki pabrik dan produk Mixagrip sudah menjadi market leader.

KLBF juga menjajaki pasar Timur Tengah, antara lain Afrika Selatan, Nigeria dan Afrika Barat. Produk yang jadi unggulan adalah Hydro Coco, yang sudah masuk melalui kantor yang berada di Dubai.

Pengembangan pasar internasional ini diharapkan bisa membantu KLBF mencapai target pertumbuhan kinerja tahun ini, yang dipatok 11%-15%, baik dari sisi penjualan maupun labanya.

Untuk mengelola kenaikan biaya akibat tingginya harga minyak serta fluktuasi rupiah, KLBF menaikkan level persediaan bahan baku hingga 21 hari mulai akhir tahun lalu. Di awal tahun ini level persediaan ditingkatkan menjadi satu hingga dua bulan.

Untuk mengatasi masalah disrupsi rantai pasokan, Kalbe meningkatkan harga beberapa produk secara selektif antara 1%-3%, dengan pertimbangan asumsi inflasi 2%-3%.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:34 WIB

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya

Minat korporasi melantai ke bursa terus meningkat dan akan terlihat di tahun 2026. ada empat sampai lima perusahaan yang sedang kami perhatikan. 

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:57 WIB

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan

Mandiri Sekuritas memproyeksikan laba bersih emiten dalam cakupannya bisa tumbuh 14,2% dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,8%.

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:54 WIB

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan proses demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) segera rampung pada semester I-2026 mendatang.

INDEKS BERITA

Terpopuler