Kantong Tebal Vale Indonesia (INCO) Berkat Tingginya Nikel

Rabu, 08 Juni 2022 | 04:40 WIB
Kantong Tebal Vale Indonesia (INCO) Berkat Tingginya Nikel
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik dua kali lipat di periode kuartal I-2022. Emiten produsen nikel ini juga mencetak pertumbuhan laba bersih 100,77% jadi US$ 67,6 juta.

Padahal, menurut Analis Phillip Sekuritas Indonesia Dustin Dana Pramitha, produksi nikel INCO sepanjang kuartal I-2022 menurun 19% secara kuartalan dan menyusut 9% secara tahunan menjadi 13.827 ton. "Namun, produksi INCO telah memenuhi 21,1% dari total proyeksi produksi yang kami buat untuk sepanjang tahun 2022," kata Dustin, kemarin.

Analis Kiwoom Sekuritas Rizky Khaerunnisa menjelaskan, kenaikan harga jual nikel berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan kinerja INCO. "Saat ini harga nikel berada di US$ 29.633 per ton, artinya harga nikel naik 40% sepanjang 2022," tutur dia. 

Baca Juga: Buy Saham INCO, Simak Penjelasan dari Analis Mirae Asset Berikut Ini

Analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo menilai, INCO juga cukup piawai mengelola beban. Beban pikok penjualan INCO turun 8% secara tahunan, meski rasio belanja operasional INCO naik 1,8%. "Ini disebabkan konsumsi high sulphur fuel oil (HSFO) dan solar masing-masing turun sebesar 33,2% dan 7,2%," kata dia. 

Thomas menambahkan, beroperasinya tungku ke 4 milik INCO juga berdampak positif bagi margin laba kotor alias gross profit margin (GPM). Thomas mengerek proyeksi GPM INCO tahun ini menjadi 33,9% dari hitungan GPM semula di 31,3%. 

Proyek HPAL Pomalaa

Ke depan, harapan baru bagi INCO akan muncul dari proyek HPAL di Pomalaa. Proyek ini akan memproses bijih limonit dan bijih saprolit kadar rendah dari tambang di Pomalaa dan menghasilkan produk mixed hydroxide precipitate (MHP) dengan potensi kapasitas produksi hingga 120.000 ton nikel per tahun. 

Baca Juga: Analis Bahana Sarankan Buy Saham INCO, Simak Penjelasannya

Dustin menyebut, permintaan nikel yang masih tinggi juga akan menopang kinerja INCO. "Disrupsi suplai nikel global dan peluang meningkatnya permintaan dari China pasca status lockdown dicabut akan meningkatkan harga nikel global sekaligus harga jual rata-rata," kata Dustin. 

Menurut Dustin, pasar utama INCO, yaitu Jepang, juga masih dalam tren pertumbuhan ekonomi yang positif. Ini terlihat dari beberapa indikator ekonomi dan manufaktur yang cukup baik.
Rizky memprediksi, pendapatan INCO tahun ini bisa mencapai US$ 1,19 miliar, naik 25% jika dibanding pendapatan 2021, yaitu US$ 953,2 juta. Laba bersih INCO diprediksi bisa mencapai US$ 254,6 juta, meningkat 54% dibanding posisi di 2021, US$ 165,6 juta.

Sementara menurut hitungan Thomas, tahun ini pendapatan dan laba bersih INCO masing-masing bisa mencapai US$ 1,08 miliar dan US$ 254 juta. Dia pun memberi rekomendasi beli saham INCO dengan target harga Rp 7.850. 

Rizky dan Dustin juga kompak menyarankan beli saham INCO. Dustin memasang target harga INCO di Rp 9.275 dan Rizky di Rp 8.850. Kemarin saham INCO menguat 0,33% jadi Rp 7.650.  

Baca Juga: Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) Jika Produksi Mulai Membaik

Bagikan

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA

Terpopuler