KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepekan terakhir, Bursa Efek Indonesia (BEI) melontarkan wacana penurunan jumlah saham dalam satuan terkecil perdagangan (lot) di pasar modal. Ketentuan yang berlaku saat ini, 1 lot terdiri atas 100 saham.
BEI berkeinginan, satu lot saham tidak lagi setara 100 saham, namun lebih kecil dari itu. Rencana tersebut bertujuan untuk memudahkan investor membeli saham-saham berkualitas, dengan modal atau dana yang tidak besar.
Rencana itu memang baru akan diusulkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), guna memperoleh pandangan dan persetujuan dari otoritas pengawas itu.
BEI akan mengajukan permohonan yang dilanjutkan dengan penyusunan kajiannya, di tahun ini. Apabila memperoleh restu OJK, maka rencana tersebut akan diterapkan pada tahun 2023 mendatang.
Hal ini, diakui atau tidak, pastinya juga bakal mendorong pendapatan dari BEI. Sejarah mencatat hal itu.
Januari 2014 silam, BEI mengubah satu lot dari semula terdiri dari 500 saham, menjadi 100 saham. Efeknya, sepanjang tahun 2014, frekuensi rata-rata perdagangan harian di pasar saham naik menjadi 212.799,29 transaksi, dari tahun 2013 yang sebanyak 153.686,32 transaksi.
Data tersebut menunjukkan. terjadi lonjakan jumlah frekuensi transaksi rata-rata harian hingga 38% sepanjang tahun 2014. Pertumbuhan ini lebih besar, jika dibandingkan dengan jumlah frekuensi perdagangan rata-rata harian tahun 2013, yang naik 26,27%.
Kondisi itu berimbas kepada perolehan laba bersih BEI tahun 2014, yang melonjak signifikan dari 114,65% menjadi Rp 395,66 miliar.
Jika kebijakan pemangkasan jumlah saham dalam satuan lot kembali diberlakukan, bukan tidak mungkin keuntungan BEI bakal kian membengkak. Apalagi di era pandemi 2020-2021, terjadi peningkatan pesat jumlah investor di Tanah Air.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat hingga akhir Desember 2021 terdapat 7,49 juta investor atau naik 92,99% year on year (yoy) dari sebelumnya 3,88 juta investor. Imbasnya, laba bersih BEI tahun 2021 naik 79,55% yoy menjadi Rp 878,70 miliar.
Jumlah investor itu tentu menjadi amunisi yang bisa mengerek frekuensi perdagangan saham, jika BEI jadi menerapkan kebijakan baru mengenai jumlah saham dalam satuan lot.
Pemahaman masyarakat selayaknya ditingkatkan. Jangan sampai mereka menjadi investor karena hanya harga produknya yang terjangkau, tapi gagal memahami risiko yang harus mereka hadapi.