Kelesuan Ekonomi Brasil Membuka Celah bagi Nubank untuk Memperbesar Pasar

Kamis, 03 Februari 2022 | 17:38 WIB
Kelesuan Ekonomi Brasil Membuka Celah bagi Nubank untuk Memperbesar Pasar
[ILUSTRASI. David Velez (Forbes)]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SAO PAULO. Penurunan ekonomi Brasil membuka celah bagi Nubank untuk merebut pangsa pasar secara agresif, demikian pernyataan David Velez, pendiri sekaligus CEO bank digital asal Amerika Latin itu.

Kendati belum sampai dua bulan mencatatkan sahamnya di New York Stock Exchange (NYSE), fintech pemberi pinjaman asal Brasil itu kini tercatat sebagai lembaga keuangan paling berharga di Amerika Latin dengan nilai kapitalisasi pasar US$ 52 miliar.

Dengan memiliki 48 juta nasabah, Nubank tercatat sebagai bank digital terbesar di dunia saat ini. Velez menyatakan, Nubank yang baru-baru ini mengembangkan sayapnya di Meksiko berada dalam posisi yang baik untuk pertumbuhan.

Baca Juga: Aksi Profit Taking Membuat Bitcoin Berbalik Arah Melemah

Velez memperkirakan rasio pinjaman bermasalah (NPL) meningkat tahun ini karena konsumen Brasil tengah bergelut dengan inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga dan ekonomi yang lesu. Dia optimistis Nubank mampu menjaga rasio NPL di bawah rata-rata pasar karena bank itu memanfaatkan pengolahan data yang canggih untuk kebijakan penjaminan emisi. Rasio default 90 hari Nubank untuk kartu kredit adalah 3,3%, dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 4,8%.

Prospek yang lebih berisiko bahkan dapat menghadirkan peluang untuk pertumbuhan yang lebih cepat di Nubank, Velez menambahkan dalam sebuah wawancara video dengan Reuters pada hari Selasa.

Didanai dengan deposito ritel, Nubank tidak bergantung pada pasar kredit dan memiliki posisi kas yang besar sejak penawaran umum perdana senilai US$ 2,6 miliar pada bulan Desember. "Kami mungkin sebenarnya memiliki kesempatan untuk mempercepat dan mengambil lebih banyak saham dan membiarkan suku bunga lebih rendah untuk membuat produk kami jauh lebih kompetitif," kata Velez.

 Baca Juga: Jumlah Pengguna Harian Turun untuk Pertama Kalinya, Meta Melemah di Bursa

Portofolio kredit bank yang berdurasi pendek, enam minggu untuk pinjaman kartu kredit dan empat sampai enam bulan untuk kredit pribadi, juga memungkinkan penilaian risiko yang lebih baik, kata dia.

Para analis menilai kunci Nubank untuk mencapai profitabilitas adalah memperluas portofolio kreditnya. Menurut perkiraan analis Morgan Stanley dalam laporan baru-baru ini, Nubank memperoleh pendapatan tahunan kurang dari 200 reais, atau setara US$ 37,67 dari setiap klien aktif. Sedangkan pesaing terbesarnya, Itau Unibanco Holding, mendapat lebih dari 1.200 reais.

Produk kredit yang paling menguntungkan untuk bank ritel adalah hipotek, diikuti oleh pinjaman gaji dan pinjaman pribadi, menurut Morgan Stanley.

Nubank sedang mencari cara untuk menawarkan payroll loan. Bank juga berencana untuk ekspansi di kredit perumahan serta kredit otomotif, yang selama ini disalurkan melalui mitranya, yaitu Creditas.

Velez mengatakan dia tidak terkejut bahwa saham Nubank yang terdaftar di AS telah melemah lebih dari 20% sejak debut pasar saham mereka pada 9 Desember, mengingat tren penurunan di sektor teknologi. "Kami telah memberitahu investor untuk memperkirakan volatilitas. Brasil dan Amerika Latin bergejolak," katanya. Aksi jual baru-baru ini telah menyeret kapitalisasi pasar Nubank di bawah bank-bank raksasa Brasil, yaitu Itau Unibanco Holding SA dan Banco Bradesco SA.

Velez mengatakan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan Brasil akan mempengaruhi saham Nubank dalam jangka pendek. Tetapi tren pertumbuhan jangka panjang tidak akan terpengaruh karena pelanggan mencari layanan keuangan yang lebih murah. Nubank telah tumbuh melalui dua resesi, pemakzulan presiden dan pandemi COVID-19 di Brasil, Velez menambahkan.

Saluran lain untuk meningkatkan pendapatan adalah menjual lebih banyak produk investasi kepada pelanggan melalui broker Nu Invest. Sekuritas yang dulunya bernama Easynvest itu diakuisisi Nubank pada September 2020.

Baca Juga: India Bakal Luncurkan Rupee Digital, Apa Bedanya dengan Bitcoin dan Kripto Lainnya?

Nubank juga memperluas layanan untuk klien di aplikasinya, menawarkan e-commerce, game, dan asuransi sebagian besar melalui mitra di mana bank digital memiliki saham melalui dana modal venturanya.

Sebagai pendukung bank digital murni, Velez akhirnya mengakui bahwa Nubank perlu mempertimbangkan kehadiran fisik di masa depan untuk melayani segmen klien tertentu. "Pada akhirnya, jika kami ingin melalui segmen tertentu, kami mungkin perlu mempertimbangkan untuk memiliki semacam kehadiran offline untuk dapat melayani pelanggan kami dengan lebih baik," katanya. Ia merujuk ke segmen high networth individu dan mereka yang membutuhkan hipotek.

Fintech bahkan mungkin mempertimbangkan kemitraan dengan bank konvensional untuk menawarkan hipotek. "Kami akan sangat senang bermitra dengan bank tradisional besar mana pun,” ujar Velez.

Baca Juga: Dianggap Berisiko Paling Rendah, Kinerja Bitcoin Mengalahkan Aset Kripto Lain

Dalam jangka waktu dekat, Nubank sedang bersiap meluncurkan rekening giro di Meksiko tahun ini. Kegiatan itu bisa digulirkannya setelah menerima restu dari regulator untuk mengakuisisi Akala, pemberi pinjaman di negeri itu.

Pertumbuhan operasi Meksiko telah menjadi kejutan yang menyenangkan, kata Velez. Ia menyebut Nubank kini menjadi penerbit kartu kredit terbesar di negara itu untuk jumlah kartu baru yang diterbitkan per bulannya, dengan 760.000 nasabah.

 Meksiko memiliki tingkat penetrasi keuangan yang lebih rendah dan persaingan yang lebih ringan dibanding Brasil, tambahnya. Ekspansi bank di Kolombia, negara asal sang CEO, membutuhkan waktu lebih lama. Nubank masih dalam tahap awal mendapatkan izin operasinya, imbuh Velez.

Bagikan

Berita Terbaru

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong
| Jumat, 15 November 2024 | 10:40 WIB

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong

China, Indonesia, India, dan Filipina diprediksi akan terus memimpin pertumbuhan pasar obligasi di Asia.​

Saham Lapis Dua Mulai Merana
| Jumat, 15 November 2024 | 09:02 WIB

Saham Lapis Dua Mulai Merana

Setelah sempat menguat di tengah pelemahan saham-saham big cap, kini saham-saham lapis kedua juga mulai kehilangan tenaga.

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia
| Jumat, 15 November 2024 | 08:49 WIB

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia

Tidak tersedianya stok emas batangan Antam bisa terjadi karena masalah logistik ataupun permintaan. 

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing
| Jumat, 15 November 2024 | 08:48 WIB

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing

Beberapa saham berada di daftar top 10 market cap bursa, tidak  masuk dalam portofolio hedge fund asing

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed
| Jumat, 15 November 2024 | 08:42 WIB

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed

Rasio lancar TBIG per September 2024 berada di angka 0,2x, turun dari periode sama tahun sebelumya yang sebesar 0,3x. 

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok
| Jumat, 15 November 2024 | 07:55 WIB

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok

Pelemahan industri ritel disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi, termasuk tren deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut.

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024
| Jumat, 15 November 2024 | 07:29 WIB

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024

Pemerintahan Prabowo Subianto membentuk Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan di bawah koordinasi Kemenko Bidang Politik dan Keamanan.

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao
| Jumat, 15 November 2024 | 07:20 WIB

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao

Produsen makanan dan minuman fokus melakukan efisiensi dan pengetatan biaya operasional untuk mengantisipasi efek kenaikan harga kakao.

TOBA Divestasi Dua PLTU Senilai US$ 144 Juta
| Jumat, 15 November 2024 | 07:15 WIB

TOBA Divestasi Dua PLTU Senilai US$ 144 Juta

TOBA akan menjual seluruh saham  di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).

Golden Flower (POLU) Ekspansi ke Bisnis Kecantikan dan Kesehatan
| Jumat, 15 November 2024 | 07:10 WIB

Golden Flower (POLU) Ekspansi ke Bisnis Kecantikan dan Kesehatan

POLU menggandeng Oracle Dermatology dari Korea Selatan.dan berupaya menghadirkan layanan dermatologi internasional di Indonesia.

INDEKS BERITA

Terpopuler