Kelesuan Ekonomi Brasil Membuka Celah bagi Nubank untuk Memperbesar Pasar
KONTAN.CO.ID - SAO PAULO. Penurunan ekonomi Brasil membuka celah bagi Nubank untuk merebut pangsa pasar secara agresif, demikian pernyataan David Velez, pendiri sekaligus CEO bank digital asal Amerika Latin itu.
Kendati belum sampai dua bulan mencatatkan sahamnya di New York Stock Exchange (NYSE), fintech pemberi pinjaman asal Brasil itu kini tercatat sebagai lembaga keuangan paling berharga di Amerika Latin dengan nilai kapitalisasi pasar US$ 52 miliar.
Dengan memiliki 48 juta nasabah, Nubank tercatat sebagai bank digital terbesar di dunia saat ini. Velez menyatakan, Nubank yang baru-baru ini mengembangkan sayapnya di Meksiko berada dalam posisi yang baik untuk pertumbuhan.
Baca Juga: Aksi Profit Taking Membuat Bitcoin Berbalik Arah Melemah
Velez memperkirakan rasio pinjaman bermasalah (NPL) meningkat tahun ini karena konsumen Brasil tengah bergelut dengan inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga dan ekonomi yang lesu. Dia optimistis Nubank mampu menjaga rasio NPL di bawah rata-rata pasar karena bank itu memanfaatkan pengolahan data yang canggih untuk kebijakan penjaminan emisi. Rasio default 90 hari Nubank untuk kartu kredit adalah 3,3%, dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 4,8%.
Prospek yang lebih berisiko bahkan dapat menghadirkan peluang untuk pertumbuhan yang lebih cepat di Nubank, Velez menambahkan dalam sebuah wawancara video dengan Reuters pada hari Selasa.
Didanai dengan deposito ritel, Nubank tidak bergantung pada pasar kredit dan memiliki posisi kas yang besar sejak penawaran umum perdana senilai US$ 2,6 miliar pada bulan Desember. "Kami mungkin sebenarnya memiliki kesempatan untuk mempercepat dan mengambil lebih banyak saham dan membiarkan suku bunga lebih rendah untuk membuat produk kami jauh lebih kompetitif," kata Velez.
Baca Juga: Jumlah Pengguna Harian Turun untuk Pertama Kalinya, Meta Melemah di Bursa
Portofolio kredit bank yang berdurasi pendek, enam minggu untuk pinjaman kartu kredit dan empat sampai enam bulan untuk kredit pribadi, juga memungkinkan penilaian risiko yang lebih baik, kata dia.
Para analis menilai kunci Nubank untuk mencapai profitabilitas adalah memperluas portofolio kreditnya. Menurut perkiraan analis Morgan Stanley dalam laporan baru-baru ini, Nubank memperoleh pendapatan tahunan kurang dari 200 reais, atau setara US$ 37,67 dari setiap klien aktif. Sedangkan pesaing terbesarnya, Itau Unibanco Holding, mendapat lebih dari 1.200 reais.
Produk kredit yang paling menguntungkan untuk bank ritel adalah hipotek, diikuti oleh pinjaman gaji dan pinjaman pribadi, menurut Morgan Stanley.
Nubank sedang mencari cara untuk menawarkan payroll loan. Bank juga berencana untuk ekspansi di kredit perumahan serta kredit otomotif, yang selama ini disalurkan melalui mitranya, yaitu Creditas.
Velez mengatakan dia tidak terkejut bahwa saham Nubank yang terdaftar di AS telah melemah lebih dari 20% sejak debut pasar saham mereka pada 9 Desember, mengingat tren penurunan di sektor teknologi. "Kami telah memberitahu investor untuk memperkirakan volatilitas. Brasil dan Amerika Latin bergejolak," katanya. Aksi jual baru-baru ini telah menyeret kapitalisasi pasar Nubank di bawah bank-bank raksasa Brasil, yaitu Itau Unibanco Holding SA dan Banco Bradesco SA.
Velez mengatakan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan Brasil akan mempengaruhi saham Nubank dalam jangka pendek. Tetapi tren pertumbuhan jangka panjang tidak akan terpengaruh karena pelanggan mencari layanan keuangan yang lebih murah. Nubank telah tumbuh melalui dua resesi, pemakzulan presiden dan pandemi COVID-19 di Brasil, Velez menambahkan.
Saluran lain untuk meningkatkan pendapatan adalah menjual lebih banyak produk investasi kepada pelanggan melalui broker Nu Invest. Sekuritas yang dulunya bernama Easynvest itu diakuisisi Nubank pada September 2020.
Baca Juga: India Bakal Luncurkan Rupee Digital, Apa Bedanya dengan Bitcoin dan Kripto Lainnya?
Nubank juga memperluas layanan untuk klien di aplikasinya, menawarkan e-commerce, game, dan asuransi sebagian besar melalui mitra di mana bank digital memiliki saham melalui dana modal venturanya.
Sebagai pendukung bank digital murni, Velez akhirnya mengakui bahwa Nubank perlu mempertimbangkan kehadiran fisik di masa depan untuk melayani segmen klien tertentu. "Pada akhirnya, jika kami ingin melalui segmen tertentu, kami mungkin perlu mempertimbangkan untuk memiliki semacam kehadiran offline untuk dapat melayani pelanggan kami dengan lebih baik," katanya. Ia merujuk ke segmen high networth individu dan mereka yang membutuhkan hipotek.
Fintech bahkan mungkin mempertimbangkan kemitraan dengan bank konvensional untuk menawarkan hipotek. "Kami akan sangat senang bermitra dengan bank tradisional besar mana pun,” ujar Velez.
Baca Juga: Dianggap Berisiko Paling Rendah, Kinerja Bitcoin Mengalahkan Aset Kripto Lain
Dalam jangka waktu dekat, Nubank sedang bersiap meluncurkan rekening giro di Meksiko tahun ini. Kegiatan itu bisa digulirkannya setelah menerima restu dari regulator untuk mengakuisisi Akala, pemberi pinjaman di negeri itu.
Pertumbuhan operasi Meksiko telah menjadi kejutan yang menyenangkan, kata Velez. Ia menyebut Nubank kini menjadi penerbit kartu kredit terbesar di negara itu untuk jumlah kartu baru yang diterbitkan per bulannya, dengan 760.000 nasabah.
Meksiko memiliki tingkat penetrasi keuangan yang lebih rendah dan persaingan yang lebih ringan dibanding Brasil, tambahnya. Ekspansi bank di Kolombia, negara asal sang CEO, membutuhkan waktu lebih lama. Nubank masih dalam tahap awal mendapatkan izin operasinya, imbuh Velez.