Kelompok Barang Bergejolak Dorong Inflasi selama April

Jumat, 03 Mei 2019 | 09:10 WIB
Kelompok Barang Bergejolak Dorong Inflasi selama April
[]
Reporter: Benedicta Prima, Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang Ramadan, harga-harga barang dan jasa mulai bergerak naik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi bulanan untuk April 2019 sebesar 0,44%, dan secara tahunan atau year-on-year (yoy) 2,83%. Sementara, inflasi untuk Januari-April 2019 mencapai 0,80%.

Selain merupakan yang tertinggi di tahun ini, laju inflasi bulanan April 2019 juga merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan April selama 11 tahun terakhir. Terakhir inflasi April terbesar terjadi pada tahun 2008 yakni sebesar 0,57%.

Yang harus jadi kewaspadaan pemerintah adalah pendorong inflasi dari kelompok barang bergejolak, dengan tingkat inflasi sebesar 1,59%. Ini memberi andil inflasi April sebesar 0,3%, terbesar setelah inflasi inti.

Kelompok barang bergejolak umumnya berupa bahan makanan, makanan jadi, minuman, hingga tarif jasa yang tidak diatur pemerintah seperti tarif transportasi. "Catatan saya, pada bahan makanan, dan transportasi penyebab utamanya kenaikan tarif angkutan udara," jelas Kepala BPS Suhariyanto, Kamis (2/5). Kenaikan harga tiket pesawat ada di 39 kota.

Inflasi bahan makanan terjadi lantaran ada kenaikan harga pada sejumlah komoditas. Harga bawang merah naik 22,93% dengan andil 0,13% terhadap inflasi. Lalu bawang putih naik 35% dengan andil 0,09%. Sisanya, yang menyebabkan inflasi adalah kenaikan harga cabai merah 0,07%, telor ayam ras dan tomat sayur dengan andil 0,02%.

"Pada 1 maret 2019 pemerintah memberi insentif harga listrik. Namun deflasi listrik sebesar 0,22% gagal membendung inflasi April 2019," terang Suhariyanto.

BPS minta pemerintah mewaspadai kenaikan harga Mei 2019. Sebab, Ramadan jatuh pada awal bulan, sehingga kenaikan harga akan menumpuk di bulan Mei. Berbeda dengan tahun lalu kenaikan harga maupun permintaan bisa tersebar dalam dua bulan. Demikian juga dengan harga tiket pesawat yang bisa menyebabkan lonjakan inflasi mengingat ada lonjakan permintaan tiket saat Lebaran.

Meskipun naik tinggi, Bank Indonesia (BI) melihat inflasi ini masih normal karena terdorong faktor musiman menjelang Ramadan. BI memperkirakan inflasi cenderung tinggi hingga Lebaran. "Inflasi kembali turun setelah Lebaran," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko.

Meski demikian, Onny memastikan BI akan terus fokus pada harga pangan bergejolak untuk menahan laju inflasi. BI akan berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan daerah (TPID) untuk memantau harga-harga agar tidak melonjak. "Ke depan, ada harapan deflasi, seperti harga beras dan beberapa volatile food yang saling menutup," jelas Onny

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut inflasi tinggi lantaran ada keterlambatan panen sejumlah bahan pangan, terutama bawang merah dan cabai merah. Darmin optimistis kenaikan inflasi ini tidak terjadi berkepanjangan karena bawang putih impor sudah akan masuk pasar. “Begitu juga dengan cabai dan bawang merah sebentar lagi akan masuk masa panen. Kami tidak melihat (inflasi) permanen terjadi. Begitu panen keluar, selesai dia (inflasi)," ujar Darmin

Bagikan

Berita Terbaru

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:11 WIB

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI

Sejumlah bank memastikan layanan digital akan tetap andal dalam melayani nasabah selama momentum Nataru

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:09 WIB

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas

Kehadiran PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdampak berbeda bagi saham bank digital lainnya.​

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:09 WIB

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum optimal menggerakkan ekonomi dan menciptakan kerja setelah setahun, kata CSIS, Paramadina, dan CELIOS. 

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:07 WIB

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026

Untuk memastikan ketahanan sistem, pemerintah secara rutin melakukan stress test.                          

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:48 WIB

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat

Langkah penundaan kenaikan pajak dan cukai bersifat jangka pendek untuk dorong konsumsi.                        

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:40 WIB

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian

Data OJK menunjukkan transaksi kripto merosot, sementara nilai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat.

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:30 WIB

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi

Bagi Kaleb Solaiman, Group CFO Venteny Fortuna Tbk, investasi adalah disiplin jangka panjang dan memerlukan riset mendalam

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu

Literasi keuangan dari kaum ibu termasuk juga perempuan lainnya bisa melindungi keluarga dari kejahatan finansial.​

Darurat Pengelolaan Sampah
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Darurat Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah tidak cuma tanggung jawab pusat lewat program PLTSa saja, pemerintah daerah juga wajib mengelola sampah dari hulu.

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet

Mengupas profil dan strategi bisnis PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) setelah mencatatkan saham di BEI 

INDEKS BERITA