Kementerian Keuangan AS Tolak Usulan Mendukung IMF Menghapus Pembebanan Surcharge

Sabtu, 12 Februari 2022 | 18:00 WIB
Kementerian Keuangan AS Tolak Usulan Mendukung IMF Menghapus Pembebanan Surcharge
[ILUSTRASI. Logo International Monetary Fund (IMF) di kantornya di Washington, AS. 4 September 2018. REUTERS/Yuri Gripas/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) pada Jumat (11/2) menolak permintaan 18 anggota parlemen dari Partai Demokrat. Para legislator di AS itu menginginkan Dana Moneter Internasional (IMF) mengakhiri praktik membebankan biaya tambahan atau surcharge pada negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah yang tidak segera melunasi pinjamannya yang bernilai besar.

Dalam proyeksi IMF, negara-negara peminjam akan membayar surcharge lebih dari US$ 4 miliar, di luar pembayaran bunga dan biaya dari awal pandemi hingga akhir 2022.

Jonathan Davidson, asisten menteri keuangan untuk urusan legislatif, mengatakan kepada anggota parlemen bahwa biaya tambahan dimaksudkan untuk mengimbangi peningkatan risiko yang ditanggung pemegang saham IMF, yang terlibat dalam penyaluran pinjaman bernilai besar ke negara-negara anggota.

Baca Juga: Lamborghini Mempertahankan Mobil dengan Mesin Bakar hingga 2030

Surcharge tidak diberlakukan atas pinjaman untuk negara-negara termiskin di dunia, tambah Davidson. Ia menambahkan, IMF kerap menyalurkan pinjaman yang mengenakan tingkat bunga jauh di bawah pasar.

"Pendapatan dari biaya tambahan untuk negara-negara yang membayar mereka membantu membangun keseimbangan kehati-hatian untuk melindungi pemegang saham IMF dari potensi kerugian," tulis Davidson dalam surat yang salinannya dilihat Reuters. Surat Davidson itu menanggapi surat yang dikirimkan anggota parlemen pada 10.

"Dalam pandangan Kementerian Keuangan, biaya tambahan perlu dipertimbangkan dalam konteks neraca keseluruhan IMF, yang paling penting kemampuannya untuk menyerap potensi kerugian dari gagal bayar pinjamannya," katanya.

Pandangan Washington sangat penting karena AS adalah pemegang saham terbesar di IMF, yang didanai oleh negara-negara anggotanya. Saat ini, negara pemegang saham IMF lain, seperti Jerman, Prancis dan Inggris terbuka untuk meninjau kebijakan biaya tambahan.

Baca Juga: IMF Mengubah Pandangan Terhadap Pemulihan Ekonomi Asia, Sentimen Negatif The Fed

Anggota parlemen dari kubu Demokrat, seperti Jesus Garcia, Alexandria Ocasio-Cortez dan Pramila Jayapal pada bulan lalu mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan Janet Yellen. Mereka meminta Kementerian Keuangan AS untuk mendukung peninjauan kebijakan IMF yang mereka katakan "tidak adil dan kontraproduktif," dan merampok sumber daya negara yang dibutuhkan untuk memerangi COVID -19 pandemi.

Argentina yang diperkirakan akan menghabiskan sekitar US$ 3,3 miliar untuk melunasi surcharge dari 2018 hingga 2023, telah berulang kali meminta keringanan sementara dari tagihan biaya tambahan karena krisis COVID-19. Namun sejauh ini, anggota dewan eksekutif IMF belum satu suara tentang praktik pembebanan surcharge.

Anggota dewan eksekutif IMF meninjau peran biaya tambahan, yang sekarang menjadi sumber pendapatan terbesar dana tersebut, akhir tahun lalu, tanpa mengambil keputusan akhir.

Bagikan

Berita Terbaru

Baramulti Suksessarana (BSSR) Menebar Dividen Tunai dan Mengganti Komisaris
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 06:50 WIB

Baramulti Suksessarana (BSSR) Menebar Dividen Tunai dan Mengganti Komisaris

Dividen akan dibayarkan selambat-lambatnya 30 hari kalender kepada pemegang saham yang tercatat pada recording date 19 Juni 2025.

Direktur Total Bangun Persada Pilih Aset yang Aman dan Konservatif
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 06:35 WIB

Direktur Total Bangun Persada Pilih Aset yang Aman dan Konservatif

Kesibukannya menyebabkan Moeljati memilih instrumen yang lebih konservatif dan memberikan imbal hasil jangka panjang.

Cetak Volume Rp 15,24 Triliun, Indodax Sumbang 42,83% Transaksi Kripto Nasional
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 06:32 WIB

Cetak Volume Rp 15,24 Triliun, Indodax Sumbang 42,83% Transaksi Kripto Nasional

Peningkatan investor menandakan pergeseran paradigma masyarakat yang mulai melihat kripto sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang. 

PHK dan Lesunya Kurban
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 06:16 WIB

PHK dan Lesunya Kurban

Turunnya daya beli masyarakat membuat lebih dari 10% keluarga yang mampu berkurban di tahun lalu menjadi tidak berkurban di tahun ini.

Dalam Sepekan, Duit Asing Menguap Rp 4,7 Triliun dari Bursa Saham Indonesia
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 06:11 WIB

Dalam Sepekan, Duit Asing Menguap Rp 4,7 Triliun dari Bursa Saham Indonesia

Turunnya inflasi artinya konsumsi masyarakat melemah, daya beli ikut turun. Ini jadi sinyal bagi pemerintah untuk mengeluarkan stimulus fiskal.

Harga Saham BSSR Terus Lanjutkan Penurunan, Ditengarai Efek Dividen yang Lebih Kecil
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 06:00 WIB

Harga Saham BSSR Terus Lanjutkan Penurunan, Ditengarai Efek Dividen yang Lebih Kecil

Pada tahun buku 2022 dan 2023, PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) membagikan dividen di atas Rp 300 per saham.

Menyusuri Jejak Soekarno Lewat Foto
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 05:35 WIB

Menyusuri Jejak Soekarno Lewat Foto

Guntur Soekarnoputera menggelar pameran foto bertajuk Gelegar Foto Nusantara 2025: Potret Sejarah dan Kehidupan di Galeri Nasional Indonesia.

Sepekan Ini Rupiah Terangkat Akibat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 05:00 WIB

Sepekan Ini Rupiah Terangkat Akibat Pelemahan Dolar

Melansir Bloomberg, Kamis (5/6), rupiah spot ditutup di level Rp 16.284, menguat tipis 0,06% dari perdagangan sehari sebelumnya.

Ibadah Haji di Tengah Krisis Iklim
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 04:26 WIB

Ibadah Haji di Tengah Krisis Iklim

Edukasi kepada jemaah calon haji seharusnya tidak berhenti pada tata cara ibadah, tetapi juga menyentuh aspek tanggung jawab sosial dan ekologis.

Integrasi Pelapak Tokopedia ke Tiktok Shop Terus Menuai Protes
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 04:20 WIB

Integrasi Pelapak Tokopedia ke Tiktok Shop Terus Menuai Protes

Dalam proses integrasi, banyak pelapak mengeluh, Di akun Instagram resmi Tokopedia_Tiktokshop, keluhan dari pelapak membanjiri kolom komentar.​

INDEKS BERITA

Terpopuler