Oleh Nabhan Aiqani
- Peneliti Sektor Bisnis dan HAM Setara Institute
Sabtu, 02 Oktober 2021 | 07:30 WIB
Reporter: Harian Kontan
| Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petani sawit seringkali dikategorikan sebagai petani dengan tingkat ekonomi yang stabil dan relatif hidup berkecukupan. Namun di balik itu, ada ketimpangan nyata yang terjadi, terutama dalam mengakses berbagai sumber permodalan dan memperoleh nilai tambah (value added) yang maksimal.
Analisis Madani Berkelanjutan tahun 2020 menunjukkan tingginya ketimpangan penguasaan lahan antara petani sawit (perkebunan rakyat) dan perusahaan.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.