Kena Semprit Otoritas Bursa, PLN Klaim Laba Bersih Melonjak Signifikan

Jumat, 31 Mei 2019 | 07:00 WIB
Kena Semprit Otoritas Bursa, PLN Klaim Laba Bersih Melonjak Signifikan
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) 'menyemprit' PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Senin (27/5) lalu. BEI menjatuhkan sanksi peringatan tertulis ketiga kepada perusahaan pelat merah itu lantaran belum menyampaikan laporan keuangan tahun 2018.

PLN wajib menyampaikan laporan keuangan karena mencatatkan obligasi dan sukuk di BEI. Menanggapi keterlambatan penyampaian laporan keuangan ke otoritas Bursa, manajemen PLN enggan menjelaskan. Satu hal yang pasti, PLN mengklaim mampu mencatatkan laba bersih di sepanjang tahun lalu.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN, Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan, PLN berhasil meraih laba bersih pada tahun lalu mencapai Rp 11,6 triliun. Jumlah tersebut melonjak 162,44% dibandingkan laba bersih tahun 2017 senilai Rp 4,42 triliun.

Sejumlah faktor turut mendongkrak laba bersih PLN. Satu di antaranya adalah pertumbuhan penjualan listrik, meskipun realisasinya masih di bawah target yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). "Penjualan (listrik) naik, semua naik, tapi belum seperti yang diharapkan di RUPTL. Target 7%, tercapai 5%-an," ungkap Djoko seusai rapat umum pemegang saham (RUPS) di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (29/5).

Dari target pertumbuhan penjualan listrik sebesar 7% pada tahun lalu, realisasi pertumbuhannya 5,15%. Berdasarkan catatan KONTAN, penjualan listrik PLN hingga akhir tahun lalu mencapai 232,43 TeraWatt hour (TWh).

Berkat DMO

Selain dipicu oleh kenaikan penjualan listrik, manajemen PLN menyatakan pertumbuhan laba bersih terkerek oleh penyesuaian kontrak dan piutang dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Namun Djoko enggan memerinci kontrak dan piutang yang dimaksud, termasuk nilainya.

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto menambahkan, faktor yang juga turut menopang pertumbuhan laba PLN adalah strategi efisiensi.

Salah satu katalis positif itu adalah kebijakan pemerintah tentang kewajiban memasok batubara ke pasar lokal atau domestic market obligation (DMO). Harga batubara DMO dipatok sebesar US$ 70 per ton sejak Maret tahun lalu.

"Pengaruh paling besar justru berasal dari (patokan harga DMO) batubara. Tingkat efisiensinya bagus sekali, faktor yang paling besar memang DMO," ungkap dia.

Berkenaan dengan hal tersebut, Djoko mengemukakan, dari laba bersih senilai Rp 11,6 triliun, PLN tidak membagikan dividen kepada pemerintah. Alasannya, perusahaan setrum pelat merah tersebut meminta agar perolehan laba tersebut ditahan untuk keperluan investasi PLN pada tahun ini. "Laba ditahan semuanya untuk investasi," ujar Djoko.

Setiap tahun, PLN setidaknya membutuhkan dana investasi berkisar Rp 90 triliun hingga Rp 100 triliun. Untuk tahun ini, PLN mengalokasikan dana investasi sekitar Rp 99 triliun. Untuk menutupi kebutuhan dana sebesar itu, PLN masih akan mengandalkan utang. "Kami tetap harus menambah utang, tapi ada modal sendiri. Kami meminta supaya bisa dipakai untuk investasi," ucap dia.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi berpendapat, kinerja keuangan PLN ditentukan oleh pendapatan dan biaya operasional, sehingga tergantung pada jumlah pelanggan, konsumsi dan tarif listrik.

"Meskipun tarif listrik tidak naik hingga akhir 2019, ada peningkatan jumlah pelanggan yang akan menaikkan konsumsi listrik," ungkap Fahmy.

Sementara untuk biaya operasional, menurut dia, adanya kewajiban pasokan batubara dalam negeri di harga US$ 70 per ton dinilai sangat membantu manajemen PLN. Sebab, bahan baku batubara masih memegang sekitar 54,6% dari bauran energi PLN. "Dengan itu, saya melihat kinerja keuangan PLN memang masih bagus," kata Fahmy.

Pengganti dirut definitif

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN, Rabu (29/5) lalu, belum mengangkat posisi direktur utama secara definitif. Pemegang saham hanya memutuskan Djoko R Abumanan sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PLN. Djoko juga merangkap sebagai Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN.

Adapun Supangkat Iwan yang sebelumnya menjabat posisi Plt Dirut PLN kini bergeser menjadi Direktur Regional Bisnis Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PT PLN.

RUPS juga memutuskan perubahan direksi lainnya. Misalnya Sripeni Inten Cahyani, Direktur Utama PT Indonesia Power, anak usaha PLN, kini masuk jajaran Direksi PLN. Sripeni menjabat Direktur Pengadaan Strategis 1 PLN.

Sumber KONTAN menyebutkan, keputusan penetapan Dirut PLN definitif terkendala calon. Sejumlah kandidat enggan menjadi orang nomor satu di perusahaan setrum pelat merah tersebut. Alasannya, beberapa mantan Dirut PLN terjerembab kasus korupsi.

 

Bagikan

Berita Terbaru

IHSG Hanya Naik 0,25% Sepekan, Saham ANTM Mentereng di Pekan Lalu
| Senin, 12 Mei 2025 | 14:45 WIB

IHSG Hanya Naik 0,25% Sepekan, Saham ANTM Mentereng di Pekan Lalu

Dalam periode perdagangan 5-9 Mei 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,25% ke level 6.832,80.

Profit 31,58% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Merosot (12 Mei 2025)
| Senin, 12 Mei 2025 | 08:42 WIB

Profit 31,58% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Merosot (12 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (12 Mei 2025) 1 gram Rp 1.905.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,58% jika menjual hari ini.

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau

Pada hari perdagangan perdananya, DKHH menyentuh auto reject atas (ARA) usai melesat 34,85% ke level Rp 178, dari harga IPO di Rp 132 per saham.

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh

Heboh daftar iris bisa mendapatkang uang, ini sebenarnya tujuan kehadiran teknologi proof of human. Yuk simak

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi
| Minggu, 11 Mei 2025 | 13:00 WIB

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi

Sektor manufaktur dan energi menjadi roda penggerak bagi pertumbuhan kredit perbankan di kuartal pertama ini. 

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT
| Minggu, 11 Mei 2025 | 10:00 WIB

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT

Per Maret 2025 jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 13,71 juta, bertambah dibandingkan dengan Februari sebanyak 13,31 juta.

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 09:12 WIB

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian

Besaran dana IPO yang berhasil dihimpun sejak awal tahun sampai dengan 8 Mei 2025 sudah mencapai Rp 7 triliun.

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:53 WIB

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (11 Mei 2025) 1 gram Rp 1.928.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,31% jika menjual hari ini.

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:20 WIB

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya

PTPP tidak dalam kondisi likuiditas yang seret. Aset lancarnya masih mencukupi untuk digunakan memenuhi semua liabilitas jangka pendeknya.

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 06:00 WIB

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian

Membuka relasi menjadi salah satu kunci sukses sebagai seorang sineas. Agar relasi terjalin, bergabung di komunitas adal

 
INDEKS BERITA

Terpopuler