Kendati Porsi Investor Institusi Rendah, Saham SenseTime Melonjak 23%

Kamis, 30 Desember 2021 | 14:18 WIB
Kendati Porsi Investor Institusi Rendah, Saham SenseTime Melonjak 23%
[ILUSTRASI. Logo SenseTime terpajang di kantornya di Shanghai, China, 13 Desember 2021. REUTERS/Aly Song]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - HONGKONG. Saham SenseTime Group mengalami peningkatan harga hingga 23% selama debut di Bursa Efek Hong Kong pada hari Kamis. Pencatatan saham perdana SenseTime menjadi ajang IPO bernilai besar terakhir di bursa Hong Kong, tahun ini.

Startup kecerdasan buatan asal China itu mengumpulkan dana hingga US$ 740 juta melalui penawaran umum perdana, dengan memasang harga jual HK$ 3,85, yang merupakan kisaran bawah dari harga indikasi.

Dengan kesepakatan IPO itu, SenseTime mengantongi valuasi senilai US$ 16,4 miliar. Kenaikan harga selama sesi perdagangan pertama memperbesar nilai kapitalisasi pasarnya hingga US$ 3,8 miliar. Harga saham SenseTime menyentuh rekor tertingginya hari ini, HK$4,74, di saat indeks pasar hanya menguat 0,19%.

Baca Juga: China Perketat Aturan bagi Perusahaan yang Akan Listing di Luar Negeri

Pergerakan harga SenseTime di luar perkiraan para analis. Mereka menduga SenseTime akan kesulitan bergerak karena permintaan yang relatif lemah selama proses IPO. Ada juga kekhawatiran tentang keberadaan perusahaan tersebut dalam daftar hitam investasi Pemerintah Amerika Serikat (AS).

"Alasan utama harga saham SenseTime terdorong adalah pasar telah mempertimbangkan sanksi AS," kata Kenny Ng, analis Everbright Sun Hung Kai.

"SenseTime menetapkan harga IPO di ujung bawah kisaran yang meninggalkan ruang untuk kinerja harga setelah listing."

Baca Juga: IPO di Bursa Shanghai, China Mobile Incar Dana Hingga US$ 8,8 Miliar

Sekitar 177,4 juta saham SenseTime senilai HK$759 juta berpindah tangan, menjadikannya sebagai saham kedua yang paling aktif diperdagangkan berdasarkan omset, setelah Tencent Holdings.

IPO SenseTime adalah yang terbesar kelima untuk bursa Hong Kong pada tahun 2021, menurut data Dealogic.

Hong Kong telah berjuang untuk menarik perusahaan agar melakukan IPO bernilai besar di tahun ini, menyusul tindakan keras otoritas China di sejumlah sektor.

Dalam IPO, SenseTime menjual 1,5 miliar saham. Perusahaan itu sempat menangguhkan upaya pencatatan pada 13 Desember, setelah ditempatkan di daftar hitam AS. Penempatannya dalam blacklist bersamaan dengan tuntasnya proses bookbuilding untuk investor institusi .

Kementerian Keuangan AS menambahkan SenseTime ke daftar perusahaan kompleks industri militer China pada 10 Desember. Pemerintah AS menuding perusahaan itu mengembangkan program pengenalan wajah untuk menentukan etnis, dengan fokus mengidentifikasi etnis Uyghur.

Pakar dan kelompok hak asasi PBB memperkirakan lebih dari satu juta orang, terutama Uyghur dan anggota minoritas Muslim lainnya, telah ditahan dalam beberapa tahun terakhir di kamp yang luas di wilayah barat jauh China, Xinjiang.

Baca Juga: Sempat Dibatalkan, SenseTime Incar Dana US$ 767 Juta dalam Rencana IPO Terbaru

SenseTime mengatakan penempatannya dalam daftar hitam tidak menyebabkan bisnisnya mengalami pembatasan. Namun, itu berarti sahamnya terlarang untuk dimiliki investor AS.

SenseTime meluncurkan kembali kesepakatan pada 20 Desember, dengan meningkatkan alokasi penjatahan untuk investor cornerstone.

Seluruh cornerstone investor yang merupakan institusi China, mendapatkan sekitar 67% saham yang ditawarkan dalam IPO. Jatah itu melejit jauh, hingga 58% di atas alokasi pertama.

Baca Juga: AS Menambah Perusahaan China yang Masuk Daftar Hitam Investasi dan Ekspor

Investor institusi memesan hanya 1,5 kali jumlah saham yang dijual di tahap internasional, demikian keterangan dalam keterbukaan informasi emiten.

Analis mengatakan, angka itu merupakan salah satu yang terendah untuk kesepakatan IPO bernilai besar di Hong Kong tahun ini.

Tingkat kelebihan permintaan ritel adalah 5,12 kali, yang menurut para analis juga rendah untuk IPO Hong Kong.

"Kami pikir ketiadaan investor dari AS merupakan penyebab rendahnya penyerapan investor institusi," kata Shifara Samsudeen, analis LightStream Research yang laporannya diterbitkan di platform SmartKarma.

Bagikan

Berita Terbaru

Pemerintah Siap Guyur Stimulus Rp 16,23 Triliun untuk Dorong Ekonomi
| Senin, 15 September 2025 | 15:48 WIB

Pemerintah Siap Guyur Stimulus Rp 16,23 Triliun untuk Dorong Ekonomi

Ada delapan program akselerasi yang disiapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk insentif PPh pasal 21 DTP

PPN DTP Dongkrak Penjualan Perumahan, Daya Beli Masih Jadi Tantangan
| Senin, 15 September 2025 | 14:00 WIB

PPN DTP Dongkrak Penjualan Perumahan, Daya Beli Masih Jadi Tantangan

Pengusaha berharap pemerintah tak hanya andalkan PPN DTP, tetapi perlu dilengkapi dengan kebijakan lain yang lebih langsung menyentuh masyarakat.

Dorong Pertumbuhan UMKM, OJK Terbitkan Beleid Mempermudah Kredit ke UMKM
| Senin, 15 September 2025 | 12:24 WIB

Dorong Pertumbuhan UMKM, OJK Terbitkan Beleid Mempermudah Kredit ke UMKM

OJK menerbitkan POJK no 19 tahun 2025 tentang Kemudahan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Di Tengah Euforia Akuisisi Tambang Emas PSAB, Kinerja Keuangan UNTR Masih Menantang
| Senin, 15 September 2025 | 10:38 WIB

Di Tengah Euforia Akuisisi Tambang Emas PSAB, Kinerja Keuangan UNTR Masih Menantang

Setelah transaksi akuisisi Tambang Emas Doup milik PSAB rampung, maka UNTR akan mengelola dua tambang emas.​

Harga Saham BBCA Mulai Rebound Usai Dilanda Aksi Jual Besar-besaran Investor Asing
| Senin, 15 September 2025 | 08:22 WIB

Harga Saham BBCA Mulai Rebound Usai Dilanda Aksi Jual Besar-besaran Investor Asing

Valuasi harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) saat ini sudah lebih rendah dibanding rata-rata historisnya.

Saham FITT Terbang Duluan, Belakangan Baru Diumumkan Pengendali Anyar Bakal Datang
| Senin, 15 September 2025 | 07:44 WIB

Saham FITT Terbang Duluan, Belakangan Baru Diumumkan Pengendali Anyar Bakal Datang

Saat ini PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) hanya memiliki satu aset properti yang sudah beroperasi di Majalengka.

Aplikasi Digital Bank Syariah Bukan Lagi Tren, Sudah Jadi Kebutuhan
| Senin, 15 September 2025 | 07:39 WIB

Aplikasi Digital Bank Syariah Bukan Lagi Tren, Sudah Jadi Kebutuhan

Bank syariah terus menggenjot pengembangan aplikasi digital untuk memperluas basis nasabah ritel.     

Hemat Waktu dan Biaya dalam Rekrutmen dengan Aplikasi Berbasis AI
| Senin, 15 September 2025 | 07:28 WIB

Hemat Waktu dan Biaya dalam Rekrutmen dengan Aplikasi Berbasis AI

Dunia rekrutmen serta penilaian SDM membutuhkan bantuan teknologi AI. Tentu, ini menciptakan peluang bisnis aplikasi berbasis AI yang menarik.

Menyulap Limbah Jadi Gas Bersih untuk Energi
| Senin, 15 September 2025 | 07:19 WIB

Menyulap Limbah Jadi Gas Bersih untuk Energi

Pemerintah siap mengembangkan BioCNG berbasis limbah sebagai sumber energi terbarukan. Caranya?     

Penawaran SR023 Berakhir Hari Ini (15/9), Masih Ada Kuota Tersisa
| Senin, 15 September 2025 | 06:30 WIB

Penawaran SR023 Berakhir Hari Ini (15/9), Masih Ada Kuota Tersisa

Batas akhir penawaran SR023 15 September 2025 dengan kupon 5,80% vs saham, mana yang lebih menguntungkan?

INDEKS BERITA

Terpopuler