ILUSTRASI. Uang kertas dolar Australia pecahan A$10 saat seremoni penerbitan perdananya di Sydney, Australia. (20/09/2017). REUTERS/Jason Reed
Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Bank sentral Australia pada Rabu mengatakan modalnya tergerus oleh kerugian yang muncul dari program pembelian obligasi di era pandemi. Namun karena memiliki kewenangan untuk mencetak uang, Reserve Bank of Australia (RBA) tetap dapat beroperasi seperti biasa dan tidak dalam kondisi insolven.
Deputi Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Michele Bullock mengatakan bank sentral telah mengakui kerugian sebesar A$ 44,9 miliar, atau setara Rp 449,7 triliun lebih akibat penyesuaian nilai obligasi yang dimilikinya dengan harga terkini di pasar (mark-to-market).
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.