Keuntungan Menjual ORI021 di Pasar Sekunder akan Terbatas

Selasa, 01 Maret 2022 | 04:40 WIB
Keuntungan Menjual ORI021 di Pasar Sekunder akan Terbatas
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Instrumen obligasi negara ritel seri ORI021 akan menyudahi holding period pada 15 April 2022. Alhasil, pada saat itu, ORI021 sudah dapat dijual di pasar sekunder. Tapi, rencana The Fed menaikkan bunga acuan pada Maret 2022 akan membuat harga obligasi fluktuatif.  

Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia Fayadri memperkirakan, Bank Indonesia akan mengikuti seberapa agresif The Fed menaikkan suku bunga. Obligasi akan terkena imbas jika ada kenaikan suku bunga. 

Apabila kenaikan suku bunga yang diputuskan oleh The Fed tidak seagresif yang diperkirakan pasar, kemungkinan harga ORI021 tidak akan naik signifikan. Apalagi, imbal hasil di pasar saat ini sudah terlebih dahulu menyesuaikan atau priced in dengan prediksi kenaikan suku bunga. 

Baca Juga: BRI Mencatatkan Penjualan ORI 021 Senilai Rp 3 Triliun

Secara historis, Fayadri menyebut harga ORI di pasar sekunder selalu di atas harga par. Karena itu, ia yakin ada potensi kenaikan harga ORI021 di pasar sekunder, tapi lebih terbatas dari ORI sebelumnya. Hingga akhir pekan lalu, harga ORI021 berada di 100,68 dengan yield 4,65%. Sedangkan ORI020 ada di 101,10 dengan yield 4,54%. 

Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha meyakini BI belum akan menaikkan suku bunga acuan. Alhasil menjual ORI021 di pasar sekunder kurang menguntungkan karena insentif upside terbatas. Apalagi, harga ORI di pasar sekunder tidak signifikan. 

Besarnya jumlah pembelian ORI021 turut membuat pergerakan harganya di pasar sekunder akan terbatas. ORI021 berhasil terjual Rp 25,07 triliun. Menurut Yudha, pasokan ORI021 tergolong besar, sehingga kenaikan harga berpotensi tidak seberapa. "Apalagi, secara karakteristik, investor obligasi ritel itu hold to maturity," imbuh Yudha.

Fayadri menilai, memegang ORI021 hingga jatuh tempo lebih menarik. Kupon ORI021 sebesar 4,9% lebih tinggi dibandingkan deposito maupun SBN tenor tiga tahun. "Namun, pemahaman investor terhadap obligasi, sepertinya akan banyak yang memanfaatkan keuntungan di pasar sekunder," kata dia.

Baca Juga: Investor Masih Hati-Hati, Penawaran Masuk Lelang SBSN Mencapai Rp 33,51 Triliun

Bagikan

Berita Terbaru

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:34 WIB

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya

Minat korporasi melantai ke bursa terus meningkat dan akan terlihat di tahun 2026. ada empat sampai lima perusahaan yang sedang kami perhatikan. 

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:57 WIB

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan

Mandiri Sekuritas memproyeksikan laba bersih emiten dalam cakupannya bisa tumbuh 14,2% dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,8%.

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:54 WIB

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan proses demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) segera rampung pada semester I-2026 mendatang.

INDEKS BERITA

Terpopuler