Kinerja Emiten IKNB Tak Searah Pergerakan Saham

Rabu, 07 Agustus 2024 | 05:15 WIB
Kinerja Emiten IKNB Tak Searah Pergerakan Saham
[ILUSTRASI. Petugas kebersihan beraktivitas dekat papan digital perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (6/8/2024). Mengutip RTI Business, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Selasa (6/8) naik 0,99% atau 69,56 poin ke level 7,129,21. IHSG sempet menyentuh level terendah di 7,066,50 dan level tertingginya di 7,167,26. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/06/08/2024]
Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten industri keuangan non bank telah merilis kinerjanya di semester I-2024 dengan hasil yang beragam. Meski begitu, hasil kinerja emiten ini ternyata tidak sejalan dengan pergerakan harga saham. 

Dari 12 emiten multifinance di bursa, empat diantaranya mencatat penurunan laba bersih. Mereka yang mencatatkan penurunan laba diantaranya adalah PT BFI Finance Tbk (BFIN), PT Clipan Finance Tbk (CFIN), PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) dan PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN). 

Meski laba bersih empat multifinance tersebut turun. Namun pergerakan sahamnya masih terlihat naik. ADMF misalnya harga sahamnya naik 2,15%, kemudian saham MFIN meningkat 11,64%. 

Baca Juga: Fintech Lending Diwajibkan Tambah Permodalan Setiap Tahun, Ini Respons AFPI

Hingga semester I tahun ini, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) mencatat penurunan laba bersih sebesar 6,5% menjadi Rp 765,19 miliar. Laba PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) juga turun 11,66% di semester I-2024 menjadi Rp 213,36 miliar. 

Direktur Mandala Finance Christel Lasmana menjelaskan, ini karena pihaknya ingin menjaga tingkat pencadangan yang optimal, lebih selektif dalam penyaluran pembiayaan serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. "Dengan outlook positif dari OJK, kami optimistis proyeksi pertumbuhan kami bisa naik dua digit dalam penyaluran pembiayaan kepada masyarakat hingga akhir tahun ini," ujar Christel.

Di sepanjang tahun ini, industri multifinance memang dihadapkan pada perlambatan permintaan kendaraan. Efeknya industri pembiayaan ikut terdampak. Dari prospek saham pun menurut Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer, pergerakan saham emiten multifinance hanya menarik untuk trading baik dalam jangka pendek maupun panjang. "Tapi kami melihat kondisi market sedang tidak menentu sehingga lebih baik short term trading karena sangat volatile," ujar dia. 

Dari sejumlah emiten multifinance yang tercatat di bursa, kapitalisasi pasarnya juga terbilang kecil. Sehingga nilai transaksi mereka cukup kecil. Efeknya risiko likuiditas juga cukup besar. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama pun membenarkan jika kenaikan kinerja emiten industri keuangan non bank tidak bisa langsung menopang harga sahamnya atau bisa dibilang harga sahamnya tidak terlalu likuid. "Walaupun kinerjanya bagus, tapi harga sahamnya tidak terlalu likuid, sehingga cenderung kami hold bahkan kami tidak merekomendasikannya," ujar Nafan. 

Baca Juga: Tingkat NPF BCA Finance Naik Tipis Menjadi 2,09% pada Juli 2024

Kalau Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana berpendapat, saham emiten multifinance rawan tertekan. Ia pun menyarankan speculative buy pada saham BFIN dengan target harga Rp 960-Rp 1.030

Prospek saham emiten keuangan non bank yang lain menurut Khaer menarik adalah saham  PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU). Emiten asuransi yang menjadi bagian dari Pertamina ini sejatinya membukukan penurunan laba di semester I tahun ini. Namun harga saham TUGU masih naik sebesar 6,8% di sepanjang tahun ini hingga Selasa (6/8). 

Di semester I tahun ini, laba TUGU turun 57,6% secara tahunan menjadi Rp 439 miliar.  Direktur Keuangan Korporat Tugu Insurance, Emil Hakim menilai, kinerja saat ini sesuai dengan target awal. 
 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Darma Henwa Dapat Restu Perpanjangan Utang Usaha Rp 702,73 Miliar
| Kamis, 19 September 2024 | 22:42 WIB

Darma Henwa Dapat Restu Perpanjangan Utang Usaha Rp 702,73 Miliar

Jatuh tempo utang DEWA kepada PT Madhani Talatah Nusantara diperpanjang hingga Maret 2025.

Membedah IPO PH Sinetron VERN, Ekuitas Membengkak Valuasi Jadi Tampak Murah
| Kamis, 19 September 2024 | 11:48 WIB

Membedah IPO PH Sinetron VERN, Ekuitas Membengkak Valuasi Jadi Tampak Murah

Laba bersih PT Verona Indah Pictures Tbk (VERN) tiga tahun terakhir terus menanjak.

PGAS Terus Kembangkan Jargas, Simak Deretan Perusahaan yang Bakal Bekerja Sama
| Kamis, 19 September 2024 | 09:30 WIB

PGAS Terus Kembangkan Jargas, Simak Deretan Perusahaan yang Bakal Bekerja Sama

Pengembangan jargas akan berefek ke pertumbuhan pendapatan PGAS.

Era Suku Bunga Tinggi Berakhir, Pamor Obligasi Naik Daun
| Kamis, 19 September 2024 | 09:27 WIB

Era Suku Bunga Tinggi Berakhir, Pamor Obligasi Naik Daun

Berakhirnya era suku bunga tinggi memoles prospek pasar obligasi dalam negeri

Rajin Ekspansi, Kinerja RS Hermina (HEAL) Kian Bugar
| Kamis, 19 September 2024 | 09:25 WIB

Rajin Ekspansi, Kinerja RS Hermina (HEAL) Kian Bugar

Menakar prospek saham dan kinerja PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL)

TOWR Siap Gelar Rights Issue Rp 9 Triliun, Sahamnya Menarik
| Kamis, 19 September 2024 | 09:15 WIB

TOWR Siap Gelar Rights Issue Rp 9 Triliun, Sahamnya Menarik

Nilai saham baru yang diterbitkan dari rights issue TOWR sebanyak-banyaknya sebesar Rp 9 triliun.

  Bank di Bawah Kendali Investor Jepang Optimis Cetak Pertumbuhan
| Kamis, 19 September 2024 | 09:03 WIB

Bank di Bawah Kendali Investor Jepang Optimis Cetak Pertumbuhan

Bank yang dikendalikan investor Jepang semakin gencar melakukan ekspansi bisnis

Laju Pertumbuhan Kredit Perbankan Mulai Melambat
| Kamis, 19 September 2024 | 08:57 WIB

Laju Pertumbuhan Kredit Perbankan Mulai Melambat

Laju pertumbuhan kredit perbankan mulai melambat pada Agustus 2024

BI Rate Dipangkas, Bankir Kejar Pertumbuhan Kredit
| Kamis, 19 September 2024 | 08:53 WIB

BI Rate Dipangkas, Bankir Kejar Pertumbuhan Kredit

Pemnagkasan BI rate bakal mengurangi tekanan biaya dana yang menjadi tantangan utama bank tahun ini. 

 

Bunga Acuan Dipangkas, Obligasi dan Saham Bank Bakal Diuntungkan
| Kamis, 19 September 2024 | 08:36 WIB

Bunga Acuan Dipangkas, Obligasi dan Saham Bank Bakal Diuntungkan

Emiten dari sektor properti, teknologi, otomotif, dan komoditas diprediksi ikut menikmati sentimen penurunan suku bunga acuan.

INDEKS BERITA

Terpopuler