Kinerja Industri Batubara Masih Dibayangi Tren Penurunan Harga

Jumat, 09 Agustus 2019 | 06:28 WIB
Kinerja Industri Batubara Masih Dibayangi Tren Penurunan Harga
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara acuan (HBA) pada Agustus tahun ini di level US$ 72,67 per ton, tumbuh 1,04% dari Juli. Namun kenaikan itu belum bisa memanaskan bisnis batubara. Produsen menilai, kinerja industri batubara tetap masih dibayangi tren penurunan harga yang terjadi sejak September tahun lalu.

Head of Corporate Communication PT Indika Energy Tbk (INDY), Leonardus Herwindo, mengemukakan saat ini masih sulit untuk memastikan bahwa kenaikan harga batubara akan terus berlanjut. Hal itu mengingat banyak faktor eksternal yang turut menentukan dinamika harga batubara, seperti permintaan dari China sebagai konsumen batubara terbesar di dunia.

Demi menjaga kinerja keuangan, manajemen INDY fokus melakukan penguatan internal dan terus mengupayakan efisiensi dengan cara mengoptimalkan kinerja dan menekan sejumlah biaya di seluruh organisasi.

"Kami akan menjalankan pembelanjaan modal dengan cermat, serta terus melihat peluang untuk diversifikasi usaha khususnya di bidang non-batubara,” kata dia kepada KONTAN, Kamis (8/8). Pada tahun ini, INDY menargetkan produksi batubara sebanyak 34 juta ton.

Sekretaris Perusahaan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), Sudin Sudirman, mengharapkan tren kenaikan harga batubara bisa bertahan lebih lama.

Meski demikian, perusahaan ini tetap optimistis mampu mencapai target produksi batubara pada 2019. Di sepanjang tahun ini, GEMS membidik produksi batubara sebesar 28 juta ton batubara.

Sudin menyebutkan produksi batubara hingga Juni tahun ini masih sejalan dengan target. “Rata-rata harganya berbeda karena GEMS Group punya beberapa tambang di anak perusahaan,” ungkap dia.

Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk (UNTR), Sara K. Loebis, menilai naik dan turun harga batubara masih berada dalam asumsi manajemen, sehingga tidak menyebabkan perubahan dalam rencana kerja dan target produksi. “Target produksi masih sesuai rencana, tidak ada yang berubah,” ucap dia.

Pada tahun ini, mereka menargetkan produksi batubara 9 juta ton. Hingga Juni sudah terealisasi 4,92 juta ton.

Sementara Direktur PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Jenny Quantero mengharapkan kenaikan harga batubara acuan pada bulan ini bakal memanaskan prospek industri batubara di dalam negeri.

Sedangkan Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia, menilai kenaikan HBA pada Agustus ini tidak signifikan mencerminkan tren pasar batubara yang lebih positif di tengah kondisi yang masih kelebihan pasokan (over supply) dan mudah berubah atau volatil. "Harga saat ini tak cukup merepresentasikan tren harga yang akan meningkat," kata dia.

Bagikan

Berita Terbaru

UNTR Berisiko Menghadapi Low Cycle, Diversifikasi ke Emas dan Nikel Masih Menantang
| Kamis, 20 November 2025 | 14:00 WIB

UNTR Berisiko Menghadapi Low Cycle, Diversifikasi ke Emas dan Nikel Masih Menantang

Prospek bisnis United Tractors (UNTR) diprediksi menantang hingga 2026, terlihat dari revisi proyeksi kinerja operasional.

Neraca Pembayaran Q3-2025 Defisit US$ 6,4 Miliar, Tertekan Arus Keluar Dana Asing
| Kamis, 20 November 2025 | 11:07 WIB

Neraca Pembayaran Q3-2025 Defisit US$ 6,4 Miliar, Tertekan Arus Keluar Dana Asing

Defisit NPI Indonesia berlanjut tiga kuartal berturut-turut. Transaksi berjalan surplus didorong ekspor nonmigas, namun modal finansial defisit.

Belanja Beberapa Lembaga & Kementerian Masih Seret
| Kamis, 20 November 2025 | 09:53 WIB

Belanja Beberapa Lembaga & Kementerian Masih Seret

Realisasi anggaran tiga K/L tercat baru mencapai sekitar 60% dari pagu                              

Wamenkeu Ikut Koordinasi Fiskal Moneter
| Kamis, 20 November 2025 | 09:45 WIB

Wamenkeu Ikut Koordinasi Fiskal Moneter

Kementerian Keuangan akan turut hadir dalam setiap Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan yang digelar Bank Indonesia

Setoran Pajak Masih Loyo, Target Berisiko Jebol
| Kamis, 20 November 2025 | 09:27 WIB

Setoran Pajak Masih Loyo, Target Berisiko Jebol

Hingga akhir Oktober 2025, realisasi penerimaan pajak tercatat masih terkontraksi 3,92%                         

Agresif Menambah Armada, Seberapa Menarik Saham MBSS Untuk Dilirik?
| Kamis, 20 November 2025 | 08:15 WIB

Agresif Menambah Armada, Seberapa Menarik Saham MBSS Untuk Dilirik?

Kinerja MBSS diprediksi membaik dengan penambahan kapal. Diversifikasi ke nikel dan utilisasi armada jadi sorotan.

Ekspansi RAJA Kian Agresif di Bisnis Energi, Lewat Jalur Organik dan Non-Organik
| Kamis, 20 November 2025 | 07:50 WIB

Ekspansi RAJA Kian Agresif di Bisnis Energi, Lewat Jalur Organik dan Non-Organik

Seiring rencana akuisisi dan pendirian anak usaha, ekspektasi terhadap saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) tetap terjaga. 

BEI Mengkaji Penyesuaian Efek Redenominasi Rupiah Ke Pasar Saham
| Kamis, 20 November 2025 | 07:34 WIB

BEI Mengkaji Penyesuaian Efek Redenominasi Rupiah Ke Pasar Saham

Saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji dampak penerapan redenominasi rupiah terhadap perdagangan saham.

Menakar Prospek Saham BNGA Seiring Kinerja Keuangan yang Diprediksi Makin Sehat
| Kamis, 20 November 2025 | 07:33 WIB

Menakar Prospek Saham BNGA Seiring Kinerja Keuangan yang Diprediksi Makin Sehat

Mulai tahun buku 2024, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA( telah menaikkan dividend payout ratio (DPR) menjadi 60%.

ADMR Ekspansi Smelter Aluminium
| Kamis, 20 November 2025 | 07:32 WIB

ADMR Ekspansi Smelter Aluminium

PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) akan mengoperasikan smelter aluminium fase pertama berkapasitas 500.000 ton per tahun

INDEKS BERITA

Terpopuler