Kinerja Keuangan Tertekan, OCAP Mengaku Masih Melihat Kondisi Dulu

Kamis, 13 Juni 2019 | 08:40 WIB
Kinerja Keuangan Tertekan, OCAP Mengaku Masih Melihat Kondisi Dulu
[]
Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang kuartal pertama tahun ini, kinerja PT Onix Capital Tbk belum menggembirakan. Oleh sebab itu, emiten dengan kode saham OCAP di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu tidak memasang target dan strategi khusus di sepanjang 2019.

Onix Capital memiliki dua entitas anak usaha. Pertama, PT Onix Sekuritas yang bergerak di bidang perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek. Kedua, PT Onix Investama yang bergerak di jasa konsultasi bidang kesehatan.

Direktur PT Onix Capital Tbk, Tjie Ping Astono Setiadi mengatakan, pihaknya masih fokus meningkatkan kinerja bisnis sekuritas. "Kami belum menentukan target tahun ini. Kami masih melihat kondisi pasar dulu," ujar dia kepada KONTAN, Selasa (12/6).

Berdasarkan laporan keuangan per akhir kuartal I 2019, Onix Capital mencatatkan penurunan pendapatan 24,47% year on year (yoy) menjadi Rp 2,19 miliar.

Selama tiga bulan pertama tahun ini, OCAP menderita rugi usaha senilai Rp 3,17 miliar, atau menyusut 40% dibandingkan rugi usaha di periode yang sama tahun lalu senilai Rp 5,29 miliar.

Dari sisi bottom line, Onix Capital mampu menurunkan nilai kerugian bersih. Pada kuartal I-2019, OCAP mencatatkan rugi bersih sekitar Rp 434,18 juta. Jumlah itu menyusut 96% dibandingkan kerugian bersih kuartal I-2018 senilai Rp 10,05 miliar.

Per akhir Maret 2019, nilai aset perusahaan ini mencapai Rp 43,72 miliar, turun 36% dibandingkan posisi akhir Desember 2018 yang mencapai Rp 68,80 miliar.

Pada Desember tahun lalu, melalui anak usahanya PT Menteng Medika Indonesia, OCAP menandatangani memorandum of understanding (MoU) bersama PT Teguh Utama untuk penjualan aset Thomson Medical Clinic di Pacific Place. Alasan penjualan, kinerja bisnis klinik tersebut tidak berjalan lancar sesuai harapan.

Dengan aksi korporasi tersebut, Onix Capital menutup lini bisnis kesehatan terakhir yang mereka miliki. OCAP mencatatkan penjualan peralatan medis, persediaan medis atau produk farmasi, peralatan kantor, maupun perlengkapan klinik tersebut senilai Rp 500 juta.

Tjie Ping mengakui mereka harus membayar sewa di mal menengah atas, Pacific Place, sehingga membebani kinerja keuangan yang masih minus.

Belum lama ini, otoritas BEI sempat mensuspensi transaksi perdagangan OCAP akibat harga sahamnya melejit. Aktivitas perdagangan saham OCAP di BEI sempat dihentikan pada 14 Maret 2019 lalu karena meningkatnya aksi pembelian saham. Saat itu, harga OCAP naik signifikan ke level Rp 1.725 per saham dari posisi 6 Maret 2019 sebesar Rp 366 per saham.

Tjie Ping menganggap hal itu sebagai bagian dari mekanisme pasar, bukan akibat intervensi perusahaan. Manajemen juga membantah adanya investor baru yang memarkir dananya di Onic Capital. "Kami tidak ada andil. Semua informasi sudah diberikan kepada pihak BEI. Tidak ada yang kami sembunyikan," ucap dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:10 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini

Hingga September 2025 CSAP tercatat mengantongi pendapatan sebesar Rp 12,9 triliun, atau tumbuh tipis 1,2% secara tahunan atau yoy.​

Memperbaiki Struktur Keuangan, Emiten BUMN Karya Gencar Divestasi Aset
| Selasa, 02 Desember 2025 | 06:58 WIB

Memperbaiki Struktur Keuangan, Emiten BUMN Karya Gencar Divestasi Aset

Jelang konsolidasi pada 2026, emiten BUMN Karya gencar melakukan divestasi aset untuk memperbaiki struktur keuangannya.

Sarana Menara Nusantara (TOWR) Menyebar Dividen Interim Senilai Rp 400 Miliar
| Selasa, 02 Desember 2025 | 06:46 WIB

Sarana Menara Nusantara (TOWR) Menyebar Dividen Interim Senilai Rp 400 Miliar

Emiten menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menyampaikan rencana pembagian dividen interim untuk periode tahun buku 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler