Kinerja Masih Tertinggal, Ini Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)

Rabu, 24 Juli 2019 | 07:48 WIB
Kinerja Masih Tertinggal, Ini Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)
[]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) menggenjot kinerja di semester dua tahun ini. Untuk memenuhi kebutuhan dana ekspansi, perusahaan ini menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Tahap II senilai Rp 3,38 triliun, terdiri dari obligasi konvensional Rp 2,59 triliun dan sukuk Rp 794 miliar.

Dana penerbitan obligasi ini dialokasikan untuk menambah belanja modal tahun ini, sebesar Rp 10 triliun. Hingga kuartal pertama 2019, ISAT telah menyerap Rp 2,2 triliun, atau senilai 22% dari total alokasi capex tahun ini.

Analis Panin Sekuritas Nico Laurens megatakan, saat ini ISAT getol mengejar ketertinggalan dari emiten telekomunikasi lain. ISAT antara lain tertinggal di jumlah base transceiver station (BTS) yang dimiliki. "Mereka lagi kejar ketertinggalan kepemilikan tower, sehingga belanja modal ISAT lagi gede-gedenya sekarang," jelas dia, kemarin.

Beban utang

Saat ini, ISAT berupaya meningkatkan jumlah BTS jaringan 4G. Di saat yang sama, perusahaan ini mengurangi jumlah BTS 2G dan 3G.

Nico memperkirakan, selama beberapa tahun ke depan, kinerja ISAT masih sulit melesat. Hanya saja, dia optimistis, laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) secara perlahan akan tumbuh.

Secara umum, analis menilai EBITDA Indosat sejatinya lebih baik dibanding emiten telekomunikasi lain. Di kuartal pertama tahun ini, ISAT mencatat pertumbuhan EBITDA 6% year on year. Bandingkan dengan TLKM yang mencetak penurunan EBITDA 5% dan EXCL yang turun 3%.

Meskipun masih tertinggal, Nico menilai masih ada prospek baik untuk ISAT ke depan. Pasalnya, kompetisi dari pemain di bidang telekomunikasi tahun ini sudah seketat tahun-tahun sebelumnya. "Di kuartal tiga tahun lalu, pendapatan ISAT per megabyte sudah tidak menunjukkan tekanan dibandingkan sebelumnya," jelas Nico.

Di sisa semester dua ini, Nico melihat, Indosat masih akan fokus mengejar ketertinggalan dari kompetitor lain, terutama dari sisi kualitas jaringan dan kecepatan unduh data.Pelan-pelan, pertambahan BTS sudah kelihatan terutama yang 4G, ujar Nico.

Karena itu, saat ini Nico masih merekomendasikan hold saham ISAT. Nico mematok target harga ISAT sebesar Rp 3.000 per saham. Nico beralasan, belanja modal yang tinggi bisa membuat beban utang Indosat makin besar.

Analis Deutsche Bank Raymond Kosasih, dalam riset, merekomendasikan sell untuk saham ISAT dengan target harga Rp 1.400. Ia melihat, ada potensi kerugian ISAT memburuk tahun ini.

Namun Foong Choong Chen, analis CIMB Securities, masih optimistis dengan prospek ISAT. Ia merekomendasikan add dengan target harga Rp 3.500 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA

Terpopuler