Berita Bisnis

Kinerja Sembilan Bulan Jeblok, CINT Menimbang Revisi Target Kinerja 2020

Selasa, 10 November 2020 | 06:40 WIB
Kinerja Sembilan Bulan Jeblok, CINT Menimbang Revisi Target Kinerja 2020

ILUSTRASI. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini PT Chitose Internasional Tbk (CINT) mrugi Rp 361,84 juta padahal perioda yang sama sebelumnya masih untung Rp 981,93 juta.

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chitose Internasional Tbk (CINT) sedang mengkaji revisi target kinerja. Pasalnya, mereka mencatatkan kinerja yang tidak memuaskan selama sembilan bulan pertama pada tahun ini.

Merujuk materi paparan publik April 2020 lalu, CINT masih percaya diri dengan membidik target pertumbuhan penjualan sebesar 4% year on yar (yoy) menjadi Rp 430 miliar sepanjang tahun ini. Sementara target laba bersihnya tumbuh 122% yoy menjadi Rp 16 miliar.

Namun melihat kondisi aktual sampai kuartal III 2020, CINT mulai goyah. "Sepertinya target harus ada penyesuaian tapi untuk angkanya, kami akan upayakan seoptimal dengan laba yang positif," ujar Sekretaris Perusahaan PT Chitose Internasional Tbk Helina Widayani kepada KONTAN, Senin (9/11).

Target penjualan CINT pada segmen rumah sakit misalnya, tahun ini mencapai Rp 10 miliar. Realisasinya sampai kuartal III 2020 baru sebesar Rp 6 miliar. Meskipun masih berupaya, manajemen perusahaan memperkirakan target itu belum bisa terpenuhi pada tahun ini.

Baca Juga: PKPU Armidian Karyatama (ARMY) dan Darmi Bersaudara (KAYU) Berakhir Damai

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, CINT mencatatkan penjualan Rp 200,25 miliar atau menyusut 22,43% yoy. Adapun dari sisi bottom line, perusahaan itu menderita rugi bersih senilai Rp 361,84 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, mereka masih meraih untung bersih Rp 981,93 juta.

CINT menduga, penyebabnya adalah pilihan pasar saat ini yang lebih cenderung memprioritaskan produk kesehatan serta efek pembatasan sosial yang masih terasa. "Pasar juga belum sepenuhnya mengarah ke investasi karena lebih fokus bertahan di tengah pandemi," ungkap Helina.

 

Agar bottom line minimal kembali positif, CINT akan menerapkan sejumlah strategi di sisa tahun ini. CINT akan fokus ke segmen ritel.

Selai itu CINT memacu efisiensi biaya. Mau tak mau, mereka harus mengetatkan ikat pinggang untuk semua lini usaha dan menahan investasi yang belum mendesak. Sementara dari sisi produktivitas, CINT akan menyeimbangkan permintaan pasar dan produksi.

Selanjutnya: Empat Peserta Lelang Bersaing di Tahap Penawaran Proyek Tol Nirsentuh

 

Terbaru