Kinerja Sentul City (BKSL) Tak Bertenaga, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?

Rabu, 22 Mei 2019 | 06:40 WIB
Kinerja Sentul City (BKSL) Tak Bertenaga, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?
[]
Reporter: Anna Suci Perwitasari, Intan Nirmala Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Sentul City Tbk sedang loyo di awal tahun ini. Para analis memperkirakan, kinerja perusahaan berkode saham BKSL ini cenderung kurang bertenaga akibat kondisi industri properti dalam negeri yang tak kunjung membaik.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2019, pendapatan perusahaan yang masuk indeks KOMPAS 100 ini turun 35% menjadi Rp 219,69 miliar. Hal tersebut menyebabkan laba bersih BKSL merosot 55,31% menjadi Rp 55,72 miliar. Padahal, pada akhir Maret 2018, laba bersih perusahaan masih mencapai sekitar Rp 124,68 miliar.

Selain kinerja yang kurang mumpuni, analis MNC Sekuritas Muhammad Rudy Setiawan mengatakan, tekanan bagi Sentul City kian besar lantaran pra penjualan alias marketing sales dari sektor properti masih lesu.

Buktinya, pada periode Januari-Maret 2019 ini, pra penjualan di sektor properti rata-rata hanya 20% dari target masing-masing perusahaan. Menurut Rudy, kondisi ini masih akan berpengaruh hingga akhir tahun 2019.

Alasannya, dalam jangka pendek, Bank Indonesia (BI) belum berniat memangkas suku bunga acuan atau BI 7-day repo rate (BI 7-DRR). Saat ini, BI 7-DRR masih stabil di level 6%. "Oleh karena itu, BKSL masih kurang menarik, baik dari sisi fundamental maupun teknikal," kata dia, kemarin.

Selain kinerjanya tertekan, perusahaan ini juga masih dibayangi beban utang jatuh tempo di tahun ini yang sebesar Rp 441,38 miliar. Dari jumlah tersebut, utang sebesar Rp 338,88 miliar jatuh tempo pada 31 Juli mendatang. Sedangkan porsi selebihnya senilai Rp 102,5 miliar jatuh tempo 30 September 2019.

Berharap dari LRT

Di sisi lain, analis BCA Sekuritas Achmad Yaki masih melihat potensi BKSL cukup baik, terutama jika proyek Light Rail Transit (LRT) kelar dikerjakan. Pasalnya, kehadiran LRT bakal mempermudah akses menuju proyek properti BKSL. Alhasil, penjualan BKSL bisa kembali naik.

"Proyek BKSL sendiri bisa diakses melalui Bogor Outer Ring Road (BORR) dan Cimahpar. Kota satelit penyangga seperti Bogor, Bekasi dan Tangerang masih menjadi idola bagi para pencari landed house (rumah tapak), salah satunya BKSL," tambah dia.

Selain itu, saham BKSL masuk kategori saham bervaluasi murah karena memiliki price book value (PBV) di bawah rata-rata tahunan yakni 0,8 kali. Achmad merekomendasikan beli saham BKSL saat menyentuh level support Rp 94 - Rp 100 per saham.

Setali tiga uang, analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa juga masih menyarankan beli dengan target harga Rp 300 per saham. Namun, analis Maybank Kim Eng Aurellia Setiabudi merekomendasikan sell saham BKSL.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Mengupas Kinerja dan Valuasi Cipta Sarana Medika (DKHH) yang Hendak IPO
| Senin, 28 April 2025 | 12:46 WIB

Mengupas Kinerja dan Valuasi Cipta Sarana Medika (DKHH) yang Hendak IPO

DKHH bakal memperoleh dana segar dari aksi IPO antara Rp 53 miliar - Rp 69,96 miliar, yang akan dipakai untuk ekspansi dan modal kerja.

Banyak Risiko Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih
| Senin, 28 April 2025 | 11:11 WIB

Banyak Risiko Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih

Tiga skema pendanaan yang tengah dikaji, yaitu pendanaan dari dana publik (public fund), pinjaman melalui Himbara dan  transfer ke daerah.​

Risiko Pelebaran CAD hingga Pelemahan Rupiah
| Senin, 28 April 2025 | 10:48 WIB

Risiko Pelebaran CAD hingga Pelemahan Rupiah

Current account deficit (CAD) kuartal II-2025 diperkirakan melebar akibat pembayaran dividen ke luar negeri

Profit 36,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (28 April 2025)
| Senin, 28 April 2025 | 08:39 WIB

Profit 36,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (28 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (28 April 2025) 1 gram Rp 1.960.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 36,43% jika menjual hari ini.

Saham BMRI Jadi Top Leaders IHSG Pekan Lalu, Investor Institusi Asing Banyak Borong
| Senin, 28 April 2025 | 08:16 WIB

Saham BMRI Jadi Top Leaders IHSG Pekan Lalu, Investor Institusi Asing Banyak Borong

Bloomberg mencatat mayoritas analis dari 32 sekuritas memberikan rating beli saham BMRI dengan target harga 5.700-7.750 per saham.

IHSG Rawan Koreksi Memasuki Bulan Mei, Ketidakpastian Masih Menghantui
| Senin, 28 April 2025 | 08:03 WIB

IHSG Rawan Koreksi Memasuki Bulan Mei, Ketidakpastian Masih Menghantui

Sepanjang pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh paling tinggi dibanding indeks-indeks saham di kawasan ASEAN

United Tractors (UNTR) Menggeber Strategi Diversifikasi
| Senin, 28 April 2025 | 07:40 WIB

United Tractors (UNTR) Menggeber Strategi Diversifikasi

Pada tahun ini, PT United Tractors Tbk (UNTR) membidik akuisisi tambang mineral baru. Tujuannya untuk menggenjot kinerja bisnis non-batubara.

Logam Dasar Tak Punya Katalis Pendongkrak Harga
| Senin, 28 April 2025 | 07:02 WIB

Logam Dasar Tak Punya Katalis Pendongkrak Harga

Harga komoditas logam dasar seperti aluminium dan nikel masih disetir sentimen perang dagang yang dipicu Amerika Serikat (AS).

Rupiah Punya Peluang Menguat di Awal Pekan Meski Terbatas
| Senin, 28 April 2025 | 07:00 WIB

Rupiah Punya Peluang Menguat di Awal Pekan Meski Terbatas

Setelah cenderung melemah selama sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi menguat terbatas pekan ini.

Emiten Sektor Consumer Goods Menghadapi Tekanan Bertubi-tubi
| Senin, 28 April 2025 | 06:56 WIB

Emiten Sektor Consumer Goods Menghadapi Tekanan Bertubi-tubi

Penurunan permintaan konsumen dan harga komoditas yang volatil di tengah ekonomi yang tak tentu menjadi tantangan bagi sektor ini

INDEKS BERITA

Terpopuler