Kisah Investasi Ferita Lie, Belajar Kelola Uang dari Sosok Ibunda

Sabtu, 25 Februari 2023 | 08:54 WIB
Kisah Investasi Ferita Lie, Belajar Kelola Uang dari Sosok Ibunda
[ILUSTRASI. Presiden Komisaris Sinarmas Sekuritas, Ferita Lie.]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sosok ibunda memiliki peran penting dalam perjalanan investasi Ferita Lie. Presiden Komisaris Sinarmas Sekuritas ini bercerita, sejak kecil dirinya terbiasa melihat kepiawaian ibunya dalam mengelola keuangan keluarga.

Ferita mengatakan, ibunya selalu rutin berinvestasi tradisional dengan membeli dan mengumpulkan emas. Melihat konsistensi tersebut, Ferita belajar banyak hal penting mengenai nilai-nilai investasi.

"Yaitu tentang orientasi jangka panjang, kesabaran, disiplin, kerja keras, dan juga prinsip untuk menyesuaikan kebutuhan dengan kemampuan diri sendiri," ujarnya saat ditemui KONTAN, beberapa waktu lalu.

Sang ibu mengajarkan untuk langsung melakukan perencanaan keuangan dan berinvestasi saat menerima penghasilan. Karena itu, perempuan yang menyelesaikan pendidikan akuntansi di Universitas Trisakti pada 1998 ini rajin menabung di deposito setiap bulan.

"Saat itu, walaupun baru kerja dan penghasilan belum terlalu besar, saya selalu menyisihkan sebagian penghasilan saya," terangnya.

Baca Juga: MSIG Indonesia Luncurkan Asuransi Kendaraan Bermotor dengan Layanan Telematika

Ferita mengatakan, dengan semakin bertambahnya anggota keluarga, apalagi setelah memiliki anak, investasi sudah bukan lagi menjadi pilihan, tetapi menjadi keharusan. Makanya, Ferita disiplin menyisihkan 50% pendapatannya untuk investasi.

Sejak berinvestasi, Ferita sudah menetapkan untuk tak ikut-ikutan orang lain, apalagi yang menawarkan keuntungan muluk-muluk atau tidak wajar. Hal ini menghindari dirinya dari jebakan investasi bodong.

Setelah memahami profil risiko dirinya dan melakukan berbagai riset tentang instrumen investasi, Ferita mulai membagi portofolio investasinya ke beberapa keranjang.

Misalnya, 40% aset masuk ke instrumen investasi tidak likuid, dan 60% ke instrumen yang likuid. Aset yang tidak likuid disebar dalam bentuk properti dan investasi dalam wirausaha dengan menjalankan bisnis UMKM kosmetik.

Perempuan yang juga menjabat sebagai Direktur PT Sinar Mas Multiartha Tbk ini mengatakan, investasi properti dipilih karena industri ini cenderung tidak fluktuatif. Selain itu, permintaan atas rumah tinggal masih besar.

Sementara 60% terbagi dalam tiga kategori berdasarkan durasi investasinya. Misalnya, untuk jangka pendek, dia menempatkan investasi di valuta asing, saham dan deposito.

Lalu, untuk investasi jangka menengah, Ferita memilih produk surat berharga atau obligasi. Kemudian, untuk investasi jangka panjang, Ferita memilih produk reksadana dan unitlink.

Fundamental baik

Lantaran sudah banyak bergelut di industri keuangan, Ferita juga memiliki pengetahuan yang mumpuni untuk berinvestasi di produk pasar modal, asuransi unitlink, dan forex. Di pasar saham, Ferita juga selektif memilih emiten. Misalnya, kini dia memilih investasi di sektor perbankan, FMCG, dan sektor energi. Investasi ini mempertimbangkan prospek fundamental emiten yang masih cukup baik.

Ferita mengatakan, ada beberapa prinsip investasi yang selama ini dilakukannya. Pertama, investasi sebaiknya tidak ikut-ikutan orang lain. Kedua, melakukan diversifikasi investasi.

Ketiga, jika ada instrumen investasi yang kompleks, hanya percayakan pada pihak ketiga yang profesional dan punya reputasi baik dalam mengelola dananya. Hal ini agar return yang diperoleh bisa lebih baik.

Investasi dan bisnis tentu memiliki risiko. Saat berinvestasi dan membangun usaha sendiri, Ferita juga pernah mengalami kegagalan. Misalnya, perusahaan yang ia bangun pada 2016 terpaksa harus tutup karena tidak bergerak sesuai target. Tapi, pengalaman ini memberikan pelajaran berharga, dan menjadi bekal ke depan, terutama saat ia mendirikan perusahaan kosmetik pada tahun 2019.

Lulusan magister manajemen Universitas Pelita Harapan ini juga memberi beberapa tip bagi para investor yang baru memulai investasi. Sebaiknya, investor harus memahami seluk beluk instrumen investasi yang diinginkan. Selain itu, hindari budaya pamer harta atau flexing.

"Daripada menghabiskan penghasilan untuk menunjukan luxury item yang kita punya kepada orang lain, lebih baik tunjukkan prestasi dan kesiapan kita dalam hal berinvestasi," tandasnya.

Bagikan

Berita Terbaru

PPh UMKM 0,5% Bakal Berlaku Tanpa Batas Waktu
| Senin, 03 November 2025 | 06:02 WIB

PPh UMKM 0,5% Bakal Berlaku Tanpa Batas Waktu

Pemerintah masih menggodok aturan yang akan merevisi PP Nomor 55 Tahun 2022                          

Bulog Baru Salurkan Beras Murah 560.000 Ton
| Senin, 03 November 2025 | 06:00 WIB

Bulog Baru Salurkan Beras Murah 560.000 Ton

Dari target guyuran beras murah dari pemerintah sepanjang tahun ini 1,5 juta ton, realisasinya hingga kemarin (2/11) baru 560.000 ton.

Ada Sinyal Kuat  Ekonomi Belum Melesat
| Senin, 03 November 2025 | 05:54 WIB

Ada Sinyal Kuat Ekonomi Belum Melesat

Menilik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal III-2025                           

Alam Sutera (ASRI) Kejar Target Prapenjualan Rp 3,5 Triliun
| Senin, 03 November 2025 | 05:20 WIB

Alam Sutera (ASRI) Kejar Target Prapenjualan Rp 3,5 Triliun

Kontribusi stimulus pemerintah masih menjadi faktor pendorong penjualan properti tahun ini, terutama insentif PPN DTP..

Danantara Kebanjiran Permintaan Investasi dari Korea Selatan
| Senin, 03 November 2025 | 05:20 WIB

Danantara Kebanjiran Permintaan Investasi dari Korea Selatan

Danantara bakal melakukan pembicaraan dengan beberapa perusahaan besar asal Korea Selatan untuk kerjasama investasi.

Penetapan UMP 2026 Harus Bisa Kikis Ketimpangan
| Senin, 03 November 2025 | 05:15 WIB

Penetapan UMP 2026 Harus Bisa Kikis Ketimpangan

Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) bersurat ke Presiden terkait usulan formula upah minimum 2026. 

Bisnis Maskapai Menanti Momen Nataru
| Senin, 03 November 2025 | 05:10 WIB

Bisnis Maskapai Menanti Momen Nataru

Sebagian maskapai telah menambah armada untuk menghadapi periode puncak liburan akhir tahun sebagai langkah antisipasi kenaikan permintaan.

Gelombang PHK Masih Terus Menghantui Pekerja
| Senin, 03 November 2025 | 05:05 WIB

Gelombang PHK Masih Terus Menghantui Pekerja

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus berlangsung menjelang tutup tahun efek pelambatan ekonomi.

Laju Bisnis Asuransi Kendaraan Masih Tersendat
| Senin, 03 November 2025 | 04:55 WIB

Laju Bisnis Asuransi Kendaraan Masih Tersendat

Di tengah penurunan permintaan, industri asuransi umum berjibaku memperluas pasar agar kinerja tak terjerembab semakin dalam.

Hasil Kinerja Anak Usaha Menjadi Penopang Keuntungan Bank Besar
| Senin, 03 November 2025 | 04:45 WIB

Hasil Kinerja Anak Usaha Menjadi Penopang Keuntungan Bank Besar

 Di periode September 2025, laba bersih anak usaha dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) naik 27,6% menjadi Rp 8,19 triliun. 

INDEKS BERITA

Terpopuler