Klaim Punya Dukungan Materi yang Kuat, Broughton Ingin Pertahankan Status Chelsea

Minggu, 20 Maret 2022 | 12:56 WIB
Klaim Punya Dukungan Materi yang Kuat, Broughton Ingin Pertahankan Status Chelsea
[ILUSTRASI. Piala Liga Premier diperlihatkan sebelum laga antara Manchester City vs Chelsea di Etihad Stadium, Manchester, Inggris, Sabtu (15/1/2022). Action Images via Reuters/Carl Recine]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - LONDON. Mantan bos British Airways Martin Broughton menyatakan konsorsium yang ia pimpin beranggotakan para investor kaya dari seluruh dunia yang ingin mempertahankan status Chelsea sebagai klub papan atas dunia.

Tiga konsorsium telah mengajukan tawaran untuk membeli Chelsea. Masing-masing tawaran itu datang dari kubu yang dipimpin pengembang properti Inggris Nick Candy, keluarga Ricketts yang merupakan pemilik klub baseball Amerika Serikat Chicago Cubs. Kelompok penawar terakhir dipimpin oleh Broughton yang berduet bersama presiden World Athletics, Sebastian Coe.

Kepemilikan atas klub Liga Premier, Chelsea, harus berpindah tangan, menyusul aksi militer Rusia ke Ukraina. Pemilik Chelsea saat itu, Roman Abramovich, sudah berancang-ancang melepaskan kendalinya atas Chelsea. Kepastian bahwa Abramovich harus melepas Chelsea datang dengan sanksi yang dijatuhkan Pemerintah Inggris ke sejumlah oligarki Rusia, termasuk Abramovich.

Baca Juga: Suzuki Diberitakan Akan Membangun Pabrik Mobil Listrik dan Baterainya di India

"Ini adalah sekelompok individu dari seluruh dunia, dari empat atau lima benua. Mereka bermodal besar, dan menggunakan uang sendiri. Jadi tidak ada rencana untuk melepas," kata Broughton tentang kelompoknya dalam wawancara dengan radio BBC pada Sabtu.

"Semua orang ini berkomitmen untuk menjaga Chelsea pada level saat ini - tim pemenang kejuaraan teratas," tambah Broughton, yang mengatakan dia telah mendukung Chelsea sejak 1955.

Perusahaan Korea Selatan Hana Financial Group dan C&P Sports Limited bergabung dengan Candy untuk menawar Chelsea seharga dua miliar pound, sekitar Rp 37,8 triliun lebih, demikian pernyataan kubu tersebut pada Jumat.

Broughton menolak menyebutkan nilai penawaran yang diajukan kelompoknya. Ia hanya menyebut bahwa kelompoknya mengajukan penawaran yang kompetitif.

Baca Juga: Tunggu Perkembangan Krisis Ukraina, CVC Bersiap Menggelar IPO di Bursa Amsterdam

Pemilik tim bisbol AS Chicago Cubs, keluarga Ricketts, mengonfirmasi kepada Reuters bahwa mereka juga telah mengajukan tawaran untuk Chelsea, bersama dengan pendiri Citadel, Ken Griffin. 

Masa pengajuan penawaran telah berakhir pada Sabtu kemarin. Namun masih ada kemungkinan pengumuman tentang penawar lain. Sebuah sumber yang dekat mengatakan kepada Reuters bahwa miliarder Swiss Hansjoerg Wyss, dikabarkan menggandeng co-owner LA Dodgers Todd Boehly, pengusaha Inggris Jonathan Goldstein dan anggota parlemen dari Partai Konservatif Daniel Finkelstein, juga mengajukan tawaran.

Broughton mengatakan konsorsiumnya terbuka untuk penggemar Chelsea yang membeli saham di klub - sesuatu yang dia harap akan menarik bagi pemerintah Inggris karena mempertimbangkan tawaran yang berbeda. "Kami pikir tawaran yang menang harus ramah penggemar," katanya.

Bagikan

Berita Terbaru

Bidik Proyek MBG, Produsen Susu Asal Malaysia Siap Bertarung dengan Pemain Lokal
| Rabu, 26 November 2025 | 17:36 WIB

Bidik Proyek MBG, Produsen Susu Asal Malaysia Siap Bertarung dengan Pemain Lokal

Farm Fresh Bhd. bakal mendirikan pertanian seluas 230 ha di Bandung dan sedang mencari kemitraan untuk membangun distribusi lokal.

Kinerja BBTN Sesuai Target, Laba Bersih Mencapai Rp 2,50 Triliun per Oktober 2025
| Rabu, 26 November 2025 | 15:45 WIB

Kinerja BBTN Sesuai Target, Laba Bersih Mencapai Rp 2,50 Triliun per Oktober 2025

Laba bersih BTN naik 13,72% jadi Rp 2,50 triliun per Oktober 2025, didukung kredit dan DPK. Analis proyeksikan laba Rp 3,30 triliun di 2025.

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja
| Rabu, 26 November 2025 | 08:59 WIB

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja

SMGR sudah pulih, terutama pada kuartal III-2025 terlihat dari pencapaian laba bersih setelah pada kuartal II-2025 perusahaan masih merugi.

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid
| Rabu, 26 November 2025 | 08:53 WIB

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid

Simak analisis prospek saham rumah sakit HEAL, SILO, dan MIKA) tahun 2026 yang berpotensi disulut kenaikan iuran BPJS dan implementasi KRIS.

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS
| Rabu, 26 November 2025 | 08:45 WIB

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS

Pelaku pasar juga menunggu rilis sejumlah data makroekonomi penting seperti indeks harga produsen, penjualan ritel dan produksi industri AS.

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 08:22 WIB

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak

Dirjen Pajak Bimo Wijayanto mengungkapkan rencananya untuk memperketat syarat bagi mantan pegawai pajak untuk menjadi konsultan pajak

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat
| Rabu, 26 November 2025 | 08:17 WIB

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat

Ditjen Bea dan Cukai bakal memangkas kuota hasil produksi kawasan berikat yang didistribusikan ke pasar domestik

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik
| Rabu, 26 November 2025 | 08:10 WIB

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik

Mandiri Spending Index (MSI) per 16 November 2025, yang naik 1,5% dibanding minggu sebelumnya ke level 312,8

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK
| Rabu, 26 November 2025 | 07:53 WIB

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK

Keberhasilan Akuisisi LINK dan peluncuran FWA IRA jadi kunci pertumbuhan bisnis PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga
| Rabu, 26 November 2025 | 07:51 WIB

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga

Ditjen Pajak menemukan dugaan praktik underinvoicing yang dilakukan 463 wajib pajak                 

INDEKS BERITA

Terpopuler