Komposisi Indeks LQ45 Hingga Kompas100 Berubah, Cermati Pilihan Sahamnya

Jumat, 26 Juli 2019 | 06:10 WIB
Komposisi Indeks LQ45 Hingga Kompas100 Berubah, Cermati Pilihan Sahamnya
[]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu, Yasmine Maghfira | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengocok ulang jajaran anggota indeks LQ45 dan KOMPAS100. Daftar anyar ini akan berlaku mulai awal Agustus hingga enam bulan ke depan.

Untuk LQ45, ada tiga saham yang masuk dan keluar. Sementara, ada 10 saham baru yang masuk menggantikan 10 saham lainnya dalam KOMPAS100 (lihat tabel).

Indeks KOMPAS100* Indeks LQ45
Masuk Keluar Masuk Keluar
BHIT AGRO BTPS ADHI
BRIS BBKP CTRA ELSA
BTPS BTPN JPFA WSBP
BWPT FASW    
GIAA PBRX    
KBLI PTRO    
KREN SIDO    
PNLF SILO    
SMBR SIMP    
WEGE SMDR    

 

*Keterangan: untuk periode Agustus 2019-Januari 2020

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Dukungan Kinerja Keuangan Emiten Kuartal Kedua 2019 

Kedua indeks memiliki basis perhitungan yang berbeda. Indeks LQ45 secara umum mengacu pada likuiditas saham. Ambil contoh, saham CTRA. Sejak awal tahun, sebanyak 6 miliar saham ini telah diperdagangkan dengan frekuensi sebanyak 428.334 kali. CTRA jadi salah satu anggota baru indeks LQ45

Bandingkan dengan saham ADHI. Untuk kurun waktu yang sama, jumlah saham yang diperjual belikan hanya 1,5 miliar dan frekuensi 255.265 kali. Alhasil, saham ini terdepak dari LQ45.

Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, keluarnya suatu saham dari indeks LQ45 bisa membuat saham tersebut dilanda aksi jual untuk jangka pendek. "Karena setelah dikeluarkan, fund manager akan mengeluarkan saham tersebut dari portofolionya," jelas dia, Kamis (25/7).

Tetap cermat

Lain halnya dengan LQ45, indeks KOMPAS100 lebih menitikberatkan pada kapitalisasi pasar. Namun, jangan terkecoh.

Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menjelaskan, penyusunan saham anggota KOMPAS100 sudah bagus. Terlebih, saham-saham anggota KOMPAS100 memiliki kapitalisasi pasar besar, sehingga mampu mengerek kinerja indeksnya jadi lebih baik dari IHSG.

Namun, dia menggarisbawahi saham GIAA. Fundamentalnya kurang menarik. Tambah lagi, emiten ini tengah tersandung kasus. Namun, kapitalisasi pasarnya cukup besar, sekitar Rp 10,25 triliun.

Baca Juga: Simak rekomendasi analis untuk penghuni baru indeks LQ45 

Lain halnya dengan saham WEGE dan KBLI. Keduanya memiliki kapitalisasi pasar cukup besar sekaligus fundamental menarik. WEGE memiliki kapitalisasi sekitar Rp 3,20 triliun. Emiten ini masih terkena sentimen pembangunan infrastruktur.

Sementara, KBLI, meski kapitalisasinya lebih kecil, yakni Rp 2,64 triliun, namun mampu mencatat kenaikan kinerja, Pendapatan dan laba bersih masing-masing 15,5% dan 199,5% secara tahunan.

Teguh menilai, sudah cukup telat untuk masuk ke saham anggota baru indeks tersebut. "Harganya sudah tinggi, nanti ketika mulai turun, rencanakan untuk beli," saran dia. 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pengendali Getol Tambah Kepemilikan, Free Float Saham Tempo Scan (TSPC) Kian Tergerus
| Minggu, 27 April 2025 | 05:43 WIB

Pengendali Getol Tambah Kepemilikan, Free Float Saham Tempo Scan (TSPC) Kian Tergerus

Besaran free float PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) saat ini menunjukkan bahwa saham ini sudah kurang likuid dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pancing Optimisme Lokal
| Minggu, 27 April 2025 | 05:00 WIB

Pancing Optimisme Lokal

​Lewat World Economic Outlook edisi April 2025, IMF memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari sebesar 3,3% menjadi 2,8%.

Daya Tawar Bergengsi dari Produk Kelapa Sawit yang Berkelanjutan
| Minggu, 27 April 2025 | 04:50 WIB

Daya Tawar Bergengsi dari Produk Kelapa Sawit yang Berkelanjutan

Penerapan bisnis kelapa sawit yang keberlanjutan bisa mendatangkan banyak manfaat. Apa saja dan apa tantangannya?

Lagi Ramai, Kemas Laba dari Mengemas Jasa Kursus
| Minggu, 27 April 2025 | 04:35 WIB

Lagi Ramai, Kemas Laba dari Mengemas Jasa Kursus

Penyedia jasa workshop kian kreatif memasarkan jasanya. Mereka mengemas pelatihan keterampilan dengan metode yang memikat.

 
FORE Mengejar Profit dari Bisnis Kopi Premium
| Sabtu, 26 April 2025 | 10:04 WIB

FORE Mengejar Profit dari Bisnis Kopi Premium

Setelah melantai di Bursa Efek Indonesia, PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) fokus melakukan ekspansi gerai baru

Menakar Rebalancing Indeks Likuid di Bursa
| Sabtu, 26 April 2025 | 10:01 WIB

Menakar Rebalancing Indeks Likuid di Bursa

Rebalancing beberapa indeks, seperti IDX30 dan IDX80 ini akan berlaku mulai 2 Mei 2025 hingga 31 Juli 2025 mendatang.

Sukses Menjadi Raja Kopi di Kampung Sendiri
| Sabtu, 26 April 2025 | 09:00 WIB

Sukses Menjadi Raja Kopi di Kampung Sendiri

Menyusuri kisah Edward Tirtanata membangun Kopi Kenangan hingga berhasil memiliki 1.000 gerai saat ini.

Profit 30,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melorot Kembali (26 April 2025)
| Sabtu, 26 April 2025 | 08:31 WIB

Profit 30,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melorot Kembali (26 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (26 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,88% jika menjual hari ini.

Cinema XXI (CNMA) Masih Terus Melebarkan Layar Bioskop
| Sabtu, 26 April 2025 | 08:25 WIB

Cinema XXI (CNMA) Masih Terus Melebarkan Layar Bioskop

Pada kuartal I-2025, Cinema XXI membuka empat lokasi bioskop baru dengan tambahan 15 layar.​di sejumlah wilayah.

Tensi Dagang Mereda, Tapi Asing Tetap Keluar dari Bursa Saham Indonesia
| Sabtu, 26 April 2025 | 07:03 WIB

Tensi Dagang Mereda, Tapi Asing Tetap Keluar dari Bursa Saham Indonesia

Di tengah tren penguatan IHSG, dana asing masih keluar dari pasar saham, kendati nilainya tak sebesar pekan sebelumnya.

INDEKS BERITA

Terpopuler