Konsumsi dan Judi

Rabu, 29 Oktober 2025 | 06:12 WIB
Konsumsi dan Judi
[ILUSTRASI. TAJUK - R Cipta Wahyana]
Cipta Wahyana | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhirnya, ada kabar baik muncul dari perekonomian kita. Konsumsi masyarakat yang sempat stagnan mulai menggeliat. Dua indikator, Mandiri Spending Index (MSI) dan Indeks Transaksi Belanja (Intrabel) BCA, membaik.

Per 12 Oktober 2025, MSI naik 2,9% secara mingguan; lebih tinggi dari pekan sebelumnya. Sementara, Intrabel menunjukkan, hingga 21 Oktober, belanja masyarakat menguat 5,9% secara tahunan. Ini lebih tinggi dari pertumbuhan per September lalu yang hanya 4,9%. 

Peningkatan konsumsi ini terutama ditopang oleh animo belanja kelompok konsumen menengah ke atas. Ini tentu kabar baik karena kelompok menengah atas merupakan pembelanja yang terdidik. Jika mereka kian agresif belanja, itu artinya kepercayaan terhadap prospek perekonomian Indonesia membaik. 

Tahap berikutnya, jika kian optimistis, biasanya, mereka mulai nyaman untuk berbelanja barang tahan lama (durable goods). Yang masuk kategori ini misalnya kendaraan, produk elektronik, dan furnitur. 

Tentu, pemerintah tak boleh kalah. Untuk menjaga momentum animo belanja masyarakat, kementerian dan lembaga harus lebih rajin merealisasikan anggarannya. Pemerintah juga harus lebih realistis menjalankan program proritas yang menyedot alokasi dana besar tapi realisasinya lambat. Misalnya, sebagian bujet Makan Bergizi Gratis (MBG) harus dialihkan ke program stimulus yang berdampak langsung bagi kantong masyarakat. 

Tak kalah penting, pemerintah juga harus menjaga kantong masyarakat, terutama kelas menengah bawah, agar tak dibobol "maling". Salah satu penggerus utama uang belanja masyarakat bawah adalah judi online (judol). Bukti judol masih marak adalah masuknya topik-topik judol dalam daftar pencarian kata kunci terpopuler Google. Kini, mahjong, toto, dan gacor menguasai daftar 25 kata kunci terpopuler. 

Seiring bubarnya task force pembertasan judol, upaya memerangi judi daring ini seperti "masuk angin". Padahal, menyelesaikan persoalan judol akan menolong jutaan keluarga. Saking maraknya, PPATK memperkirakan perputaran judol mencapai Rp 1.200 triliun tahun ini. 

Penjudi paling agresif adalah masyarakat kelas bawah. Masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 1 juta menghabiskan hingga 73% pendapatan untuk judol. Kalau sudah terjebak kebiasaan ini, mereka sudah pasti tidak punya duit untuk belanja. Sudah begitu, duit judol juga lari ke kantong operator yang bercokol di luar negeri.

Selanjutnya: Keran Pinjaman Bagi Pemda Cs Dibuka

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Harga Lebih Dulu Naik Signifikan, Analis Sarankan Wait and See Saham BUVA
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 08:10 WIB

Harga Lebih Dulu Naik Signifikan, Analis Sarankan Wait and See Saham BUVA

Pengumuman resmi soal rights issue dan rencana akuisisi entitas milik Summarecon jadi pintu profit taking di saham BUVA.

Usai Net Buy 7 Hari, Free Float MSCI Picu Net Sell, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 07:11 WIB

Usai Net Buy 7 Hari, Free Float MSCI Picu Net Sell, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Outflow asing masih mengancam IHSG. Ini imbas rencana Morgan Stanley Capital Index (MSCI) mengubah perhitungan free float.

Menengok Aksi Blackrock dan JP Morgan di Saham BMRI Ketika Harga Mulai Mendaki
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 07:05 WIB

Menengok Aksi Blackrock dan JP Morgan di Saham BMRI Ketika Harga Mulai Mendaki

Saham BMRI masih dianggap sebagai salah satu yang terbaik di kelasnya dari sisi efisiensi dan profitabilitas.

Pekerja Pariwisata Resmi Tak Dipungut PPh Pasal 21
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 06:41 WIB

Pekerja Pariwisata Resmi Tak Dipungut PPh Pasal 21

Kebijakan ini ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 72 Tahun 2025 tentang PPh Pasal 21 DTP

Rupiah Berpotensi Melemah Terbatas pada Rabu (29/10)
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Berpotensi Melemah Terbatas pada Rabu (29/10)

Nilai tukar dolar AS melemah dipicu oleh antisipasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed)

Waspada Defisit Kembar di Akhir Tahun
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 06:28 WIB

Waspada Defisit Kembar di Akhir Tahun

Transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun ini diperkirakan akan mencetak defisit

 Bankir Optimitis Laju Kredit Akan Membaik Tahun 2026
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 06:20 WIB

Bankir Optimitis Laju Kredit Akan Membaik Tahun 2026

BNI mengharapkan pertumbuhan kredit pada 2026 lebih baik didorong oleh fokus pemerintah menggenjot pertumbuhan ekonomi. ​

Kalkulasi Ulang Wacana Memangkas Tarif PPN
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 06:18 WIB

Kalkulasi Ulang Wacana Memangkas Tarif PPN

Menkeu Purbaya menyebut, setiap penurunan 1% PPN, penerimaan hilang Rp 70 triliun                   

Deposito Valas Perbankan Tampak Menanjak
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 06:15 WIB

Deposito Valas Perbankan Tampak Menanjak

Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa deposito valas perbankan meningkat signifikan per September 2025. ​

Logam Mulia Tertekan Ekspektasi Perang Dagang yang Mereda
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 06:15 WIB

Logam Mulia Tertekan Ekspektasi Perang Dagang yang Mereda

Harga logam mulia tergerus seiring tensi perang dagang yang mereda. Kabar ini mengurangi daya tarik pasar terhadap safe haven

INDEKS BERITA

Terpopuler