Konsumsi Masih Menjadi Pemicu Utama Pertumbuhan di Kuartal Pertama

Kamis, 04 April 2019 | 07:50 WIB
Konsumsi Masih Menjadi Pemicu Utama Pertumbuhan di Kuartal Pertama
[]
Reporter: Benedicta Prima, Lidya Yuniartha | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama bergerak di kisaran 5% hingga 5,2% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Konsumsi rumah tangga diprediksi masih menjadi mesin utama untuk pertumbuhan di awal tahun ini.

Di periode yang sama, ekonom memperkirakan belanja pemerintah dan investasi cenderung stabil. Ekonom juga memperkirakan ekspor belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap laju pertumbuhan secara tahunan.

Dalam kalkulasi ekonom BCA David Sumual pertumbuhan ekonomi selama kuartal I-2019 mencapai 5%. Angka proyeksi David itu sama dengan realisasi pertumbuhan di kuartal sama tahun lalu. "Yang menopang hanya konsumsi pemilu," tegas David.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memiliki proyeksi sedikit lebih tinggi, yaitu 5,14%. Pertumbuhan di kuartal pertama naik seiring dengan kenaikan konsumsi. "Optimisme yang meningkat dari konsumen terkait belanja karena mau memasuki puasa dan Lebaran. Tiga bulan sebelum puasa dan lebaran biasanya indeks keyakinan konsumen naik," ujar Lana.

Lana menambahkan, perekonomian nasional belum bisa berjalan optimal lantaran belanja pemerintah pada kuartal I-2019 belum maksimal. Hal ini terlihat dari saldo rekening pemerintah di Bank Indonesia masih meningkat.

"Mungkin masih nunggu timing. Pemerintah kan masih menarik utang. Uang sudah terkumpul tetapi masih belum dipakai. Itu baru di rekening BI, belum (disalurkan) ke rekening lain. Sampai Januari masih menumpuk. Spendingnya dimana, belum tahu. Sepertinya akan dibelanjakan sebelum Pemilu," katanya

Proyeksi tertinggi untuk pertumbuhan di kuartal I-2019 datang dari ekonom Asia Development Bank Indonesia (ADBI) Eric Sugandi. Ia menyebut pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 akan mencapai 5,2% secara tahunan.

Pertumbuhan ekonomi di kuartal I, tutur Eric, datang dari konsumsi rumah tangga di sisi permintaan, dan sektor penawaran di sisi penawaran. "Peningkatan purchasing manager index (PMI) menjadi indikasi rebound aktivitas produksi manufaktur setelah tren turun," jelas Eric.

Dalam hitungan versi Nikkei dan IHS Markit, PMI untuk manufaktur Indonesia selama Maret 2019 sebesar 51,2 poin naik pesat ketimbang sebulan sebelumnya hanya 50,1 poin. Data ini menunjukkan perbaikan kondisi bisnis di sektor tersebut.

Jika proyeksi pertumbuhan sebesar 5,2% tercapai, berarti pertumbuhan di kuartal pertama tahun ini merupakan yang tertinggi selama lima tahun tereakhir untuk peiode Januari-Maret.

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Tarif Ekspor Emas Bisa Bikin Laba Emiten Kendor
| Rabu, 19 November 2025 | 05:35 WIB

Tarif Ekspor Emas Bisa Bikin Laba Emiten Kendor

Menakar efek rencana pemerintah menerapkan tarif bea keluar ekspor atas produk emas ke emiten produsen. ​

Kementerian PU Menggenjot Proyek Infrastruktur Prioritas
| Rabu, 19 November 2025 | 05:25 WIB

Kementerian PU Menggenjot Proyek Infrastruktur Prioritas

Realisasi anggaran di Kementerian Pekerjaan Umum atau PU hingga kini masih di kisaran 59% dari pagu.

Indonesia Mulai Impor Minyak Mentah dari Amerika Serikat di Akhir 2025
| Rabu, 19 November 2025 | 05:15 WIB

Indonesia Mulai Impor Minyak Mentah dari Amerika Serikat di Akhir 2025

Mulai bulan depan, pemerintah akan memperluas pembelian komoditas energi dengan mulai mengerek impor minyak mentah dari AS.

Pemblokiran Bukan Untuk Menghemat Subsidi BBM
| Rabu, 19 November 2025 | 05:10 WIB

Pemblokiran Bukan Untuk Menghemat Subsidi BBM

Pertamina memblokir 394.000 nomor polisi (nopol) kendaraan agar penyaluran BBM subsidi tepat sasaran. 

Menyoal Rencana Merger Goto dan Grab
| Rabu, 19 November 2025 | 05:03 WIB

Menyoal Rencana Merger Goto dan Grab

Masa depan transportasi daring Indonesia tak boleh ditentukan oleh satu entitas raksasa, apalagi jika entitas itu mendapat legitimasi dari negara.

KUHAP Diharapkan Memberi Kepastian
| Rabu, 19 November 2025 | 05:00 WIB

KUHAP Diharapkan Memberi Kepastian

Parlemen mengesahkan Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang mempertegas peran dari penegak hukum.

Asuransi Jiwa Tak Buru-Buru Tambah Saham
| Rabu, 19 November 2025 | 04:55 WIB

Asuransi Jiwa Tak Buru-Buru Tambah Saham

Investasi asuransi jiwa di instrumen saham naik perlahan sejak awal semester II-2025, hingga parkir di level Rp 117,4 triliun di akhir kuartal III

Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini (19/11) di Tengah Volatilitas
| Rabu, 19 November 2025 | 04:45 WIB

Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini (19/11) di Tengah Volatilitas

IHSG mengakumulasikan pelemahan 0,05% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 18,11%.

RUPSLB Restui Spin-off UUS BTN, Merger ke BSN Rampung 2025
| Rabu, 19 November 2025 | 04:35 WIB

RUPSLB Restui Spin-off UUS BTN, Merger ke BSN Rampung 2025

Pemegang saham BTN setujui spin-off UUS ke BSN, ditargetkan rampung 22 Desember 2025. Simak proyeksi kinerja BTN pasca-pemisahan.

Perbankan Kembali Dapat Kucuran Dana Pemerintah Rp 76 Triliun
| Rabu, 19 November 2025 | 04:15 WIB

Perbankan Kembali Dapat Kucuran Dana Pemerintah Rp 76 Triliun

Kemenkeu kembali menyalurkan dana ke Himbara (BNI, BRI, Mandiri, BTN, BSI) dan Bank DKI dengan anggaran Rp 76 triliun

INDEKS BERITA