Kontroversi Omnibus Law, Silakan Adu Argumen di Jalur Parlemen

Senin, 02 Maret 2020 | 17:34 WIB
Kontroversi Omnibus Law, Silakan Adu Argumen di  Jalur Parlemen
[ILUSTRASI. A labourer wearing a hat gestures as she takes part during a protest against government plans to change restrictive labour regulations through so-called 'Omnibus Laws' outside Indonesia's parliament building in Jakarta, Indonesia, January 20, 2020. REUTER]
Reporter: Andy Dwijayanto, Havid Vebri | Editor: Havid Vebri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak masuk akal. Begitulah kalimat yang meluncur dari mulut Agus Pambagio. Pengamat kebijakan publik ini mengaku takjub dengan cepatnya penyusunan Rancangan Undang-Undang  Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Ciptaker).

"Bagi saya tidak masuk akal, tiga bulan bisa menyusun sebuah RUU dengan 1.028 halaman," lanjutnya. 

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Cisadane Sawit Raya (CSRA) Ambil Peluang Saat Harga CPO Naik
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 05:15 WIB

Cisadane Sawit Raya (CSRA) Ambil Peluang Saat Harga CPO Naik

Secara umum, CSRA memproyeksikan pertumbuhan penjualan dan laba yang lebih baik pada 2025 ketimbang periode yang sama tahun 2024.

Tetap Waspada Potensi Penyebaran Flu A dan HMPV di Indonesia
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 05:10 WIB

Tetap Waspada Potensi Penyebaran Flu A dan HMPV di Indonesia

Masuknya virus Flu A dan HMPV ke Indonesia mungkin saja terjadi karena penularannya terbilang mudah dan cepat.

Implikasi Bulog Tak Impor Beras di 2025
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 05:03 WIB

Implikasi Bulog Tak Impor Beras di 2025

Keberlanjutan beleid tutup impor beras oleh Bulog hanya akan terjadi apabila pada tahun-tahun berikutnya ada kenaikan produksi cukup besar.

Penerimaan Negara Berpotensi Melempem di 2025, Gali Utang Jadi Pilihan Pemerintah
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 04:19 WIB

Penerimaan Negara Berpotensi Melempem di 2025, Gali Utang Jadi Pilihan Pemerintah

Selain menambah basis pajak baru, pemerintah mungkin akan berutang untuk menutup defisit anggaran negara.

Aksi IPO Menjadi Sumber Penghasil Miliarder Baru di India
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 04:15 WIB

Aksi IPO Menjadi Sumber Penghasil Miliarder Baru di India

Banyak dari miliarder baru tersebut merupakan pelopor di sektor energi terbarukan, yang tengah berkembang pesat di India.  

Trans Power Marine (TPMA) Mengekor Kinerja Tambang
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 04:10 WIB

Trans Power Marine (TPMA) Mengekor Kinerja Tambang

TPMA masih melihat prospek menjanjikan dari jasa pengangkutan komoditas batubara dan nikel di tahun 2025.

Harga Emas Melaju, Bisnis Emas Bank Menanjak
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 04:00 WIB

Harga Emas Melaju, Bisnis Emas Bank Menanjak

Bank syariah mengaku akan lebih banyak inovasi produk untuk mengerek kinerja bisnis emas agar tetap tumbuh. 

BTN Bakal Genjot Dana Murah dan Dorong Digitalisasi
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 03:25 WIB

BTN Bakal Genjot Dana Murah dan Dorong Digitalisasi

BTN bertekad memperkuat mesin tabungan yang berkelanjutan. Alasannya, pendanaan saat ini mengalami pengetatan dan mahal akibat persaingan tinggi. 

Entitas WSKT Suntik Modal Triliunan Rupiah untuk Operator Tol Becakayu dan Tol KLBM
| Jumat, 03 Januari 2025 | 13:07 WIB

Entitas WSKT Suntik Modal Triliunan Rupiah untuk Operator Tol Becakayu dan Tol KLBM

Manajemen PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menyebut injeksi dana kepada dua cucu usahanya dilakukan untuk restrukturisasi permodalan.

Berjibaku di Garis Depan Menahan Penurunan Penjualan dan Peredaran Rokok Ilegal
| Jumat, 03 Januari 2025 | 10:54 WIB

Berjibaku di Garis Depan Menahan Penurunan Penjualan dan Peredaran Rokok Ilegal

Penjualan rokok menurun dalam beberapa tahun terakhir akibat pelemahan daya beli dan konsumen akhirnya beralih ke rokok ilegal.

INDEKS BERITA

Terpopuler