Korban Resesi

Senin, 23 Mei 2022 | 09:00 WIB
Korban Resesi
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mudarat Covid-19 masih jauh dari usai. Risiko kesehatan memang melandai, seiring dengan tingkat vaksinasi yang sudah tinggi di banyak negara. Namun dampak ekonomi Covid-19 baru menghebat 

Laju kenaikan harga memicu otoritas moneter di Amerika Serikat  (AS) dan berbagai negara maju untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter. 

Kenaikan bunga hingga 50 basis poin mengakhiri pesta yang berlangsung di pasar keuangan sedunia selama pandemi. Era bunga murah  telah menggelembungkan nilai kekayaan banyak orang.

Di AS, nilai kekayaan meningkat hingga US$ 38,5 triliun selama 2020-2021. Menurut perkiraan The Fed, total nilai kekayaan warganya mencapai US$ 142 triliun.

Ibarat gelembung sabun, rekor kekayaan itu tidak tahan lama. Mengingat, itu terbentuk dari kenaikan harga berbagai aset keuangan dan aset digital. Kenaikan yang dipicu banjir duit akibat kebijakan stimulus di masa pandemi.  

Begitu keran uang murah tertutup, harga-harga instrumen pasar pun ambruk. Aset yang berlari kencang di masa pandemi, semacam cryptocurrency beralih menjadi pecundang di era bunga mahal.

JPMorgan Chase memperkirakan nilai kekayaan di AS menguap US$ 5 triliun sejalan dengan keruntuhan harga aset-aset keuangan dan digital. Nilai yang rontok bakal semakin membesar hingga US$ 9 triliun di akhir tahun.  

Di awal pasar rontok, memang baru orang-orang lapis teratas yang sudah merasakan dampaknya. Orang terkaya dunia, Elon Musk, misalnya. Menurut hitungan Bloomberg, nilai kekayaan Musk menguap 41% jika dibandingkan dengan nilai per November lalu.

Namun jangan terburu merasa iba dengan nasib Musk atau hartawan dunia lain. Hasil penelitian Bank of International Settlements (BIS), justru kalangan bawah yang paling menderita di masa resesi. 

BIS mengkaji 182 resesi yang terjadi di 70 negara. Hasil kajian itu menunjukkan bahwa penghasilan masyarakat di kelompok bawah akan lebih rendah 0,3% dari yang mereka dapatkan sebelum resesi. 

Sebaliknya, masyarakat yang menempati lapisan 10% teratas, tetap mengantongi 0,7% lebih tinggi dari pendapatan mereka sebelum resesi. Yang juga patut digarisbawahi, perbedaan nasib itu bisa berlangsung hingga enam tahun setelah resesi.

Jadi setekor-tekornya hartawan, tetap saja mereka akan lebih kaya daripada orang kebanyakan.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) Melemah, Asing Asyik Akumulasi Termasuk JPMorgan
| Kamis, 04 Desember 2025 | 12:57 WIB

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) Melemah, Asing Asyik Akumulasi Termasuk JPMorgan

Jika harga ANTM ditarik hingga tiga bulan terakhir maka sudah ada penurunan sebesar 16,38%. Selain itu, ada juga ekspektasi penurunan suku bunga.

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 10:27 WIB

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun

Di periode ini, ARCI membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk US$ 70,47 juta.

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:46 WIB

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%

Inflasi yang masih rendah membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia ke depan      

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:43 WIB

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal

BEI memastikan, pesanan IPO RLCO masih sesuai jadwal prospektus, yaitu 4 Desember 2025 pukul 12:00 WIB.

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:39 WIB

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas

Kinerja sejumlah emiten Grup Sinar Mas jeblok di sembilan bulan 2025. Tapi, pergerakan saham emiten lebih kinclong ketimbang kinerja keuangannya.​

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:38 WIB

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi

PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) memproyeksikan pendapatan pada 2026 bakal lebih baik dari tahun ini.

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:27 WIB

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi

Langkah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) merevisi jadwal dan harga pelaksanaan rights issue menuai respons positif dari pelaku pasar saham.

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:19 WIB

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api

JP Morgan Sekuritas memproyeksi level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa tembus 10.000 pada 2026

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:06 WIB

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi

Realisasi investasi melambat, bahkan realisasi FDI terkontraksi dan terendah sejak pandemi          

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:30 WIB

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun

Perluasan jumlah toko juga dilakukan untuk memperkuat posisi pihaknya sebagai pemimpin di pasar ritel perlengkapan rumah tangga di Tanah Air

INDEKS BERITA

Terpopuler