Berita Market

Kurs Rupiah Hari Ini Menguat 0,24%, Selama Sepekan Mata Uang Garuda Perkasa

Jumat, 04 Oktober 2019 | 18:23 WIB
Kurs Rupiah Hari Ini Menguat 0,24%, Selama Sepekan Mata Uang Garuda Perkasa

ILUSTRASI. Uang dollar AS

Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Rupiah menutup akhir pekan dengan penguatan. Kurs rupiah hari ini (4/10) ditutup menguat 0,24% jadi Rp 14.138 per dolar Amerika Serikat (AS). Alhasil, dalam sepekan, rupiah menguat 0,25% .

Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah ada di level Rp 14.135 per dolar AS atau menguat 0,41% dari sehari sebelumnya. Selama sepekan, rupiah di kurs tengah BI mengalami penguatan sebesar 0,44%.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, penguatan dalam tiga hari terakhir sukses menjadikan rupiah menguat dibanding awal pekan. Faktor utamanya: dolar AS yang cenderung melemah hampir terhadap kebanyakan mata uang dunia, diikuti penguatan kurs regional.

Baca Juga: Rupiah menguat 0,25% ke Rp 14.137 per dolar AS

"Sentimen sepekan ini lebih didominasi eksternal, sedangkan dari domestik seperti catatan deflasi tidak berpengaruh terlalu besar," ungkap Lana kepada Kontan.co.id, Jumat (4/10). 

Untuk pekan depan, Lana memperkirakan, tren penguatan rupiah masih akan berlanjut, meskipun tipis, di kisaran Rp 14.100 hingga Rp 14.200 per dolar AS. Rupiah yang menguat terlalu signifikan juga tidak baik bagi kegiatan ekspor dan impor Tanah Air. 

Sentimen yang bakal memengaruhi pergerakan rupiah pekan depan masih seputar potensi pemangkasan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed). 

Selain itu, data ekonomi AS yang cenderung buruk seperti, data jobles claim yang naik, data manufaktur yang berada di bawah 50 poin, serta indikasi pelambatan ekonomi, berpotensi kembali menekan dolar negeri uak Sam di pekan depan. 

Baca Juga: Mayoritas mata uang Asia perkasa melawan the greenback, won paling gagah

"Sedangkan untuk sentimen dari dalam negeri, untuk pekan depan belum terlalu banyak. Kecuali, jika ada pengumuman daftar kabinet baru yang bisa berdampak positif dan juga negatif kalau tidak sesuai harapan pelaku pasar," ujar Lana. 

 

Terbaru