Kurs Rupiah Nyaris Menyentuh Rp 15.000

Selasa, 05 Juli 2022 | 08:45 WIB
Kurs Rupiah Nyaris Menyentuh Rp 15.000
[ILUSTRASI. Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) alias USD berpotensi lanjut melemah hingga menembus Rp 15.000 per dollar AS. Kemarin Senin (4/7), rupiah berada di 14.972 per dollar AS.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, USD index saat ini berada di level 105, yang mengindikasikan penguatan The Greenback  yang terus berlanjut. Menurutnya, pelemahan rupiah menuju Rp 15.000 dapat terjadi jika tekanan pasar semakin meningkat.

Sekadar mengingatkan, rupiah pernah menjebol level psikologis Rp 15.000 per dollar AS pada Mei 2020, saat virus Covid-19 merebak cepat di Tanah Air.

Namun sekarang, kebijakan The Fed yang berencana menaikkan suku bunga Fed Funds Rate secara agresif akan menjadi faktor risiko utama bagi pasar. Selain itu, tingginya inflasi AS dan ancaman stagflasi di berbagai negara juga menjadi perhatian pasar.

"Di dalam negeri, capital outflow alias keluarnya aliran dana asing dari pasar domestik yang masih terjadi akan memberikan tekanan tambahan terhadap pergerakan rupiah," kata Reny, Senin (4/7).

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana juga melihat, nilai tukar rupiah dapat terus melemah hingga menembus Rp 15.000.

Pasalnya, bank sentral AS The Fed diprediksi akan tetap menerapkan kebijakan moneter agresif dan Bank Indonesia (BI) diperkirakan mulai menaikkan suku bunga acuan pada Juli 2022. "The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps di Juli 2022, sementara BI 25-50 bps," ucap Fikri.

Menurutnya, BI memang sudah perlu menaikkan suku bunga acuan supaya diferensial bunga BI dengan global semakin kecil. Dengan begitu capital outflow bisa ditahan. Sebagai gambaran, di pasar saham saja, dan asing keluar mencapai Rp 8,6 triliun sebulan terakhir.

Meskipun begitu, sampai dengan akhir tahun 2022, Fikri berharap nilai tukar rupiah dapat terapresiasi ke Rp 14.800 per dollar AS. "Faktor pendukungnya, neraca dagang yang akan tetap positif sampai akhir tahun," ucap dia.

Tak jauh berbeda, Reny memprediksi kurs rupiah di Rp 14.765 pada akhir tahun. Prediksi ini seiring dengan perkembangan ekonomi domestik yang masih dipengaruhi oleh faktor eksternal.

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

UNTR Berisiko Menghadapi Low Cycle, Diversifikasi ke Emas dan Nikel Masih Menantang
| Kamis, 20 November 2025 | 14:00 WIB

UNTR Berisiko Menghadapi Low Cycle, Diversifikasi ke Emas dan Nikel Masih Menantang

Prospek bisnis United Tractors (UNTR) diprediksi menantang hingga 2026, terlihat dari revisi proyeksi kinerja operasional.

Neraca Pembayaran Q3-2025 Defisit US$ 6,4 Miliar, Tertekan Arus Keluar Dana Asing
| Kamis, 20 November 2025 | 11:07 WIB

Neraca Pembayaran Q3-2025 Defisit US$ 6,4 Miliar, Tertekan Arus Keluar Dana Asing

Defisit NPI Indonesia berlanjut tiga kuartal berturut-turut. Transaksi berjalan surplus didorong ekspor nonmigas, namun modal finansial defisit.

Belanja Beberapa Lembaga & Kementerian Masih Seret
| Kamis, 20 November 2025 | 09:53 WIB

Belanja Beberapa Lembaga & Kementerian Masih Seret

Realisasi anggaran tiga K/L tercat baru mencapai sekitar 60% dari pagu                              

Wamenkeu Ikut Koordinasi Fiskal Moneter
| Kamis, 20 November 2025 | 09:45 WIB

Wamenkeu Ikut Koordinasi Fiskal Moneter

Kementerian Keuangan akan turut hadir dalam setiap Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan yang digelar Bank Indonesia

Setoran Pajak Masih Loyo, Target Berisiko Jebol
| Kamis, 20 November 2025 | 09:27 WIB

Setoran Pajak Masih Loyo, Target Berisiko Jebol

Hingga akhir Oktober 2025, realisasi penerimaan pajak tercatat masih terkontraksi 3,92%                         

Agresif Menambah Armada, Seberapa Menarik Saham MBSS Untuk Dilirik?
| Kamis, 20 November 2025 | 08:15 WIB

Agresif Menambah Armada, Seberapa Menarik Saham MBSS Untuk Dilirik?

Kinerja MBSS diprediksi membaik dengan penambahan kapal. Diversifikasi ke nikel dan utilisasi armada jadi sorotan.

Ekspansi RAJA Kian Agresif di Bisnis Energi, Lewat Jalur Organik dan Non-Organik
| Kamis, 20 November 2025 | 07:50 WIB

Ekspansi RAJA Kian Agresif di Bisnis Energi, Lewat Jalur Organik dan Non-Organik

Seiring rencana akuisisi dan pendirian anak usaha, ekspektasi terhadap saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) tetap terjaga. 

BEI Mengkaji Penyesuaian Efek Redenominasi Rupiah Ke Pasar Saham
| Kamis, 20 November 2025 | 07:34 WIB

BEI Mengkaji Penyesuaian Efek Redenominasi Rupiah Ke Pasar Saham

Saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji dampak penerapan redenominasi rupiah terhadap perdagangan saham.

Menakar Prospek Saham BNGA Seiring Kinerja Keuangan yang Diprediksi Makin Sehat
| Kamis, 20 November 2025 | 07:33 WIB

Menakar Prospek Saham BNGA Seiring Kinerja Keuangan yang Diprediksi Makin Sehat

Mulai tahun buku 2024, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA( telah menaikkan dividend payout ratio (DPR) menjadi 60%.

ADMR Ekspansi Smelter Aluminium
| Kamis, 20 November 2025 | 07:32 WIB

ADMR Ekspansi Smelter Aluminium

PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) akan mengoperasikan smelter aluminium fase pertama berkapasitas 500.000 ton per tahun

INDEKS BERITA

Terpopuler