Laba Sarana Menara Nusantara (TOWR) Makin Tinggi Setelah Akuisisi

Kamis, 17 Maret 2022 | 04:50 WIB
Laba Sarana Menara Nusantara (TOWR) Makin Tinggi Setelah Akuisisi
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) diyakini memiliki kinerja yang menjanjikan pasca menuntaskan proses akuisisi PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR). Usai mengkonsolidasikan SUPR secara penuh ke anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), manajemen TOWR menargetkan pendapatan naik minimal 20% di tahun ini. 

Analis JP Morgan Ranjan Sharma dalam risetnya menuliskan, pendapatan TOWR pada tahun ini hingga tahun 2023 nanti akan meningkat 6% hingga 21% setelah TOWR berhasil mengakuisisi SUPR. TOWR telah menyelesaikan akuisisi pada 1 Oktober 2021. 

JP Morgan juga memperkirakan jika efek akuisisi TOWR pada SUPR bisa membuat biaya menjadi lebih efisien.  "Tapi kami mengurangi proyeksi laba bersih TOWR pada tahun 2022 dan 2023 sebesar 7%-9% karena biaya keuangan meningkat," ujar dia. 

Baca Juga: Yuk Intip Rekomendasi Saham Emiten Menara Telekomunikasi

Tak hanya itu, Sharma menyebut jika pendapatan sewa menara TOWR justru akan tumbuh secara moderat. Ini karena dampak dari merger Hutchinson 3 dan PT Indosat Tbk (ISAT). "Efek merger Indosat dan Hutchinson justru membuat tingkat sewa menjadi lebih rendah. Apalagi TOWR masih akan bersaing dengan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)," terang dia dalam riset.

Sedangkan Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan justru yakin jumlah menara BTS PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan ISAT sebagai pelanggan terbesar TOWR meningkat masing-masing 12,8% dan 7,6% di tahun ini. Alhasil, keuntungan TOWR berpotensi meningkat. 

Layanan fiber

Steven mengatakan, walau TOWR menggunakan utang untuk mengakuisisi SUPR, akuisisi ini menambah jumlah menara TOWR menjadi lebih dari 28.000 unit pada tahun ini. Angka ini jauh lebih tinggi dari menara milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang hanya 20.000 unit. "Jumlah penyewa juga meningkat mencapai 53.000. Oleh karena itu, rasio penyewaan diestimasikan meningkat menjadi 1,89 kali, dari saat ini 1,86 kali," jelas dia. 

Prospek TOWR ke depan juga akan terbantu pendapatan sewa fiber optic. Hingga kuartal III tahun ini, TOWR akan membangun jaringan fiber optic secara built-to-suit untuk operator, sepanjang 60.000 km. 

Baca Juga: Diantara Emiten Menara, Analis Ini Rekomendasikan Saham Sarana Menara (TOWR)

Pembangunan ini lebih tinggi 80% secara year on year (yoy). "Peningkatan kolokasi fiber optic kemungkinan mendukung pertumbuhan pendapatan dan return on invested capital (ROIC) milik TOWR. Kami memperkirakan rerata pertumbuhan pendapatan non-menara TOWR selama tahun 2021-2024 mencapai 15%," proyeksi Sharma. 

Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam riset memprediksi, segmen fiber optic sudah berkontribusi 21% di kuartal III-2021. Dia bilang, Indosat menjadi penyumbang tenant fiber nomor satu bagi TOWR, sementara kedua berasal dari XL Axiata. 

Niko mengatakan, dari akuisisi SUPR, TOWR mendapat jaringan fiber optic sepanjang 15.000 km dan 6.800 menara. Efek atas akuisisi ini sudah terasa pada kinerja TOWR kuartal IV-2021. "Efek akuisisi SUPR akan mendukung TOWR dengan pendapatan lebih tinggi Rp 2,2 triliun dan EBITDA naik Rp 1,9 triliun," kata Niko. 

Hitungan Niko, pendapatan dan laba bersih TOWR akan mencapai Rp 8,59 triliun dan Rp 3,68 triliun di 2021 lalu. Sementara tahun ini, pendapatan menjadi Rp 10,33 triliun dengan laba Rp 4,39 triliun. 

Niko dan Steven merekomendasikan beli dengan target Rp 2.000 dan Rp 1.650 per saham. Sharma menyarankan overweight saham TOWR dengan target Rp 1.350.  Rabu (16/3), saham TOWR naik 1,99% jadi Rp 1.025. 

Baca Juga: Setelah Diakuisisi Grup Djarum, SUPR Siap Menambah 400 Menara Telekomunikasi  

Bagikan

Berita Terbaru

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:20 WIB

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri

Sinergi ini untuk mendorong penguatan perencanaan kebijakan dan percepatan pelaksanaan Kawasan Industri Prioritas dalam RPJMN 2025–2029

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:16 WIB

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN

PTPP mempertegas posisi sebagai kontraktor nasional dan pemain kunci dalam pembangunan Ibukota Nusantara

Jurus Diler Mengungkit Penjualan Mobil di Akhir Tahun
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:12 WIB

Jurus Diler Mengungkit Penjualan Mobil di Akhir Tahun

Sejumlah diler mobil baru bergerak menawarkan berbagai program promosi hingga potongan harga besar-besaran demi menarik minat konsumen.

 Terus Memulihkan Listrik dan Telekomunikasi
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:09 WIB

Terus Memulihkan Listrik dan Telekomunikasi

Genset dan pembangkit listrik portabel jadi andalan di beberapa kawasan yang mengalami bencana alam ban jir dan longsor di Aceh dan Sumatra

The Fed Hentikan Quantitative Tightening, ini Arah Pasar Kripto di Akhir Tahun
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:00 WIB

The Fed Hentikan Quantitative Tightening, ini Arah Pasar Kripto di Akhir Tahun

Bagi pasar aset digital seperti Bitcoin maupun altcoin, penghentian QT dipandang sebagai sinyal berpotensi positif.

Perbankan Pasang Kuda-Kuda Memangkas Suku Bunga Kredit
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 05:25 WIB

Perbankan Pasang Kuda-Kuda Memangkas Suku Bunga Kredit

Industri perbankan diproyeksikan pangkas suku bunga kredit lebih dalam di 2026.                           

Jelang Akhir Tahun, Bank Masih Terus Kejar Penyaluran Target FLPP
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 05:22 WIB

Jelang Akhir Tahun, Bank Masih Terus Kejar Penyaluran Target FLPP

Simak strategi perbankan dan BP Tapera dalam mempercepat realisasi KPR FLPP 2025. Kendala pasokan rumah jadi fokus utama penyaluran.

Ada Skema Baru, Premi Asuransi Barang Milik Negara Bisa Tumbuh Lebih Cepat
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:15 WIB

Ada Skema Baru, Premi Asuransi Barang Milik Negara Bisa Tumbuh Lebih Cepat

Pemerintah memiliki dana abadi khusus bencana yang dikelola terpusat oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) 

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026
| Jumat, 05 Desember 2025 | 15:00 WIB

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026

SMDR tahun ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 4 triliun ayang dialokasikan untuk menambah kapal baru.

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian
| Jumat, 05 Desember 2025 | 14:00 WIB

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian

Target GTSI adalah juga mencari sumber pendapatan baru agar tidak tergantung dari LNG shipping dan FSRU.

INDEKS BERITA

Terpopuler