Laju roda pembiayaan masih tertahan

Kamis, 28 Maret 2019 | 17:02 WIB
Laju roda pembiayaan masih tertahan
[]
Reporter: Sumber: Tabloid Kontan | Editor: Nina Dwiantika

KONTAN.CO.ID - Penjualan kendaraan bermotor belum mau melaju kencang di awal 2019. Bahkan, penjualan mobil merosot cukup dalam.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan, penjualan mobil di bulan pertama 2019 hanya 81.218 unit. Angka ini turun sebesar 14,5% dibanding periode sama 2018.


Beruntung, penjualan sepeda motor tumbuh. Mengacu data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pertumbuhan penjualan sepada motor selama Januari 2019 mencapai 17,9% jadi 569.126 unit ketimbang bulan yang sama 2018 lalu.


Alhasil, kinerja industri multifinance masih bisa positif. Meski begitu, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang keluar awal Maret memperlihatkan, pembiayaan kendaraan sepanjang Januari 2018 hanya tumbuh 5,36% atau senilai Rp 438,81 triliun dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.


Angka tersebut melambat dibanding pembiayaan Januari 2018 yang naik 6,92% menjadi sebesar Rp 389,52 triliun dibandingkan periode sama 2017. Hanya, tumbuh lebih baik ketimbang angka Desember 2018 yang cuma 5,16% jadi Rp 436,267 triliun dari Desember 2017.


Dan, kondisi itu terulang pada Februari 2019. Soalnya, penjualan mobil masih turun, yakni 13,4% dibanding Februari 2018. Penyelamatnya ialah, penjualan sepada motor yang meningkat 19,4%.


Memang, Harjanto Tjitohardjojo, Direktur PT Mandiri Tunas Finance (MTF), mengungkapkan, terjadi perlambatan kinerja pembiayaan di dua bulan pertama tahun ini. Anak usaha Bank Mandiri tersebut hanya mencatat pertumbuhan 7,64% menjadi Rp 4,79 triliun, lebih rendah dibanding periode sama tahun lalu sebesar 8,86%. “Semester satu industri mungkin tumbuh kecil, sekitar 5%,” kata dia.

ondisi serupa terjadi di PT BCA Finance yang cuma mencatat pertumbuhan 6,5% pada Februari 2019, lebih rendah daripada pencapaian periode sama 2018. Per Februari, mereka menyalurkan pembiayaan senilai Rp 5,2 triliun.


Penyebabnya, menurut Roni Haslim, Presiden Direktur BCA Finance, penjualan mobil yang turun selama Januari–Februari lalu. Tapi, pembiayaan siap mengalir deras saat memasuki bulan puasa nanti.


Namun menurut Hafid Hadeli, Presiden Direktur PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (Adira Finance), kinerja industri yang bisa tumbuh 5% sebetulnya sudah bagus. Performa Adira Finance sendiri mampu tumbuh 12% pada Februari lalu.


Ya, lima tahun terakhir, industri multifinance tidak bisa mencetak pertumbuhan double digit. Tahun ini, Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), memperkirakan  industri pembiayaan cuma tumbuh 7% sampai 8% saja.


Angka itu realistis, dengan mempertimbangkan pelemahan daya beli. Soalnya, kenaikan gaji pegawai negeri rata-rata sebesar 5% tak cukup untuk mendorong masyarakat membelanjakan uangnya untuk kebutuhan konsumtif. Mereka lebih senang menabung.


Proyeksi Suwandi, pertumbuhan pembiayaan masih tetap 5% pada kuartal pertama 2019. Ini sesuai tren di awal tahun yang selalu rendah. “Angka pertumbuhan 7% baru bisa dicapai di akhir tahun,” imbuhnya. 

Sinergi Induk 

Walau kinerja awal tahun melambat, MTF tetap memasang target penyaluran pembiayaan tahun ini sebesar Rp 29 triliun, tumbuh 16% dibanding pencapaian 2018 sebanyak Rp 25 triliun. Untuk itu, mereka menyiapkan sederet rencana untuk mengejar target.

alah satunya, MTF akan membuka cabang baru di Jakarta Utara dan memaksimalkan kanal pemasaran daring dengan menggandeng 10–15 situs jual beli mobil online. Lalu, menggelar pameran otomotif bertajuk MTF Autofiesta di sembilan kota di Indonesia.


Dengan berada di bawah bendara Bank Mandiri, kata Harjanto, MTF bakal menggarap kebutuhan pembiayaan cars ownership program (COP) di badan usaha milik negara dan daerah (BUMN/BUMD) yang bekerjasama dengan bank pelat merah itu. 


Kemudian, MTF berkongsi dengan sesama anak usaha Bank Mandiri. Misalnya, memberi pembiayaan untuk nasabah Bank Mandiri Taspen atau Bank Mantap serta optimalisasi channeling paket syariah dengan Bank Syariah Mandiri. Biar lebih optimal, MTF telah bekerjasama dengan semua merek mobil penumpang dan komersial.


Selama ini, portofolio pembiayaan MTF sebesar 86,5% mengalir ke mobil baru (new car). Mereka membidik segmen ini bisa tumbuh 10%. “Potensi pasar kendaraan baru masih besar,” kata Harjanto.


Peluang itu datang dari keberadaan Jalan Tol TransJawa dan TransSumatra. Nah, dengan land connecting, kemungkinan besar akan datang permintaan pembiayaan kendaraan dari daerah-daerah lain.

Tak Muluk-Muluk

Sinergi bisnis dengan induk usaha Bank Mandiri juga menjadi strategi PT Mandiri Utama Finance (MUF) menggenjot pembiayaan. Perusahaan ini akan mendorong pembiayaan kendaraan bermotor roda dua.

 

Masyarakat yang punya rekening gaji (payroll) di Bank Mandiri bisa lebih mudah dan cepat dalam membeli motor. MUF menawarkan angsuran mulai Rp 400.000 per bulan plus uang muka (DP) Rp 800.000 untuk tenor selama lima tahun.

 

Dengan strategi ini, MUF menargetkan bisa membiayai 180.000 motor pada tahun ini senilai lebih dari Rp 1 triliun. 

 

Stanley Setiaatmadja, Presiden Direktur MUF, menuturkan, hingga Februari lalu, perusahaannya telah menyalurkan pembiayaan Rp 1,06 triliun atau 13% dari target sebanyak 

 

Rp 8,14 triliun di akhir tahun. Kontribusi dari roda dua sebesar Rp 255,8 miliar, sisanya roda empat. “Untuk portofolio pembiayaan di tahun ini, 25% untuk motor dan 75% ada di mobil,” jelas Stanley.

 

Sementara Zacharia Susantadiredja, Direktur Keuangan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance), menyampaikan, porsi pembiayaan terbesar perusahaannya masih ke kendaraan roda dua. Mayoritas pembiayaan senilai Rp 1 triliun per Februari lalu mengalir untuk sepeda motor.

 

WOM Finace mematok pertumbuhan pembiayaan sepeda motor 4%–6% di tahun ini. Sedang pembiayaan mobil tumbuh di angka 8% sampai 10%. Mereka enggak muluk-muluk menargetkan pertumbuhan pembiayaan di tahun ini karena penjualan motor masih rendah.

 

Sementara BCA Finance masih fokus membiayai roda empat. Sejauh ini, mayoritas konsumen mengajukan pembiayaan mobil baru, dengan porsi  70% dari total pembiayaan. Sisanya mobil bekas 30%.

 

Kelompok kelas menengah menjadi target utama. Roni merinci, mobil seharga Rp 150 juta hingga Rp 300 juta punya banyak peminat. Hanya saja, BCA Finance menargetkan pertumbuhan konservatif, dengan menyalurkan pembiayaan Rp 32,5 triliun pada tahun ini. Angka tersebut tidak banyak berubah dibanding raihan tahun lalu.

 

Laju roda industri pembiayaan masih akan tertahan.    ◆

Bagikan

Berita Terbaru

Sah, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 bps, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Kamis, 11 Desember 2025 | 07:29 WIB

Sah, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 bps, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Analis memperkirakan, pasar mulai priced in terhadap pemangkasan suku bunga The Fed. Dari domestik, pasar berharap pada momentum akhir tahun.

AGII Menanti Kenaikan Permintaan Gas Industri di 2026
| Kamis, 11 Desember 2025 | 07:07 WIB

AGII Menanti Kenaikan Permintaan Gas Industri di 2026

AGII memproyeksikan bakal menyediakan capital expenditure (capex) atau belanja modal sekitar Rp 350 miliar pada 2026. 

Dana Kelolaan Reksadana Bisa Tembus Rp 800 Triliun di 2026
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:45 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Bisa Tembus Rp 800 Triliun di 2026

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total dana kelolaan reksadana mencapai Rp 656,96 triliun per November 2025. 

Trafik Naik, Kinerja Jasa Marga (JSMR) Berpeluang Membaik
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:40 WIB

Trafik Naik, Kinerja Jasa Marga (JSMR) Berpeluang Membaik

Trafik jalan tol PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) bakal lebih ramai, sehingga bisa memoles kinerja JSMR

Cermat Memilih Saham Selera Pasar
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:37 WIB

Cermat Memilih Saham Selera Pasar

Saham BUMI, DEWA, GOTO, hingga BKSL menjadi saham dengan volume perdagangan saham terbesar tahun ini

Bea Keluar Berlaku, Emiten Emas Masih Bisa Berkilau
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:34 WIB

Bea Keluar Berlaku, Emiten Emas Masih Bisa Berkilau

Pemerintah resmi menetapkan pengenaan bea keluar terhadap barang ekspor seperti emas, akan menjadi sentimen bagi pergerakan harga emiten emas

Efisiensi agar Kinerja Perusahaan Gas Negara (PGAS) Makin Berisi
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:30 WIB

Efisiensi agar Kinerja Perusahaan Gas Negara (PGAS) Makin Berisi

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) perlu mempercepat proyek strategis agar mengangkat kinerja fundamental ke depan

Pelototi Rasio NPL Tinggi di Bank Daerah
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:30 WIB

Pelototi Rasio NPL Tinggi di Bank Daerah

Kualitas aset BPD perlu terus dicermati, di tengah berbagai kasus hukum yang membelit sejumlah BPD, terutama terkait pemberian kredit fiktif. ​

Waskita Beton Precast (WSBP) Targetkan Kontrak Baru Rp 2,6 Triliun di 2026
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:15 WIB

Waskita Beton Precast (WSBP) Targetkan Kontrak Baru Rp 2,6 Triliun di 2026

Hingga November 2025, segmen precast menjadi kontributor utama kontrak baru dengan total Rp 559 miliar atau sebesar 41,15% dari kontrak baru.

Valuasi Murah Saham Superbank Bisa Menekan Saham Perbankan Digital
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:13 WIB

Valuasi Murah Saham Superbank Bisa Menekan Saham Perbankan Digital

Memasuki masa penawaran umum saham perdana PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA), sentimen terhadap saham bank digital melemah. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler