Lampu Kuning Ekonomi

Selasa, 06 Mei 2025 | 06:12 WIB
Lampu Kuning Ekonomi
[ILUSTRASI. TAJUK - Khomarul Hidayat]
Khomarul Hidayat | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesuai prediksi, ekonomi Indonesia kuartal I 2025 melemah. Di periode itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,87%, terlemah dalam tiga tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi ini lebih rendah dari kuartal IV 2024 sebesar 5,02%. Juga jauh lebih rendah bila dibandingkan kuartal I 2024 yang mencapai 5,11%.

Angka pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2025 itu sekaligus mengonfirmasi pelemahan sejumlah indikator ekonomi sebelumnya. Misal, keyakinan konsumen yang terus merosot, atau indeks manufaktur yang trennya menurun bahkan sudah ke level kontraksi.

Di kuartal I 2025 lalu, hampir semua sumber utama pertumbuhan ekonomi melemah. Konsumsi rumah tangga semisal hanya tumbuh 4,89%, lebih rendah dari kuartal I 2024 yang tumbuh 4,91%. Investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga cuma tumbuh 2,12% di kuartal I 2025, melambat dibandingkan kuartal I 2024 yang sebesar 3,79%. Paling drastis, konsumsi pemerintah yang di kuartal  2025 malah terkontraksi atau tumbuh minus 1,38%. Jauh dibandingkan periode sama tahun lalu yang tumbuh 19,9%. Atau dibandingkan kuartal IV 2024 yang tumbuh 6,61%.

Padahal belanja atau konsumsi pemerintah harusnya menjadi booster pertumbuhan ekonomi saat sumber pertumbuhan ekonomi lain melambat. Sayangnya, di kuartal awal tahun ini, gelontoran belanja pemerintah masih seret dan malah tumbuh minus.

Seretnya konsumsi pemerintah ini mungkin buah kebijakan efisiensi anggaran yang kemudian direalokasikan untuk program andalan pemerintah yan memakan anggaran besar seperti makan bergizi gratis. Ironisnya, program-program tersebut sejauh ini belum terlihat hasilnya menggedor ekonomi tumbuh lebih cepat.

Pelambatan ekonomi ini menjadi lampu kuning bagi pemerintah. Menjadi peringatan bahwa kelesuan ekonomi itu nyata bukan mengada-ada. Sebab, di kuartal I lalu saja yang ada momentum Ramadan dan Lebaran ekonomi bisa melambat. Lantas, bagaimana dengan kuartal-kuartal selanjutnya yang tidak ada dorongan kuat momentum musiman seperti di kuartal pertama lalu?

Belum lagi nanti harus memperhitungkan dampak tarif perdagangan mencekik yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) ke Indonesia yang sedikit banyak akan berpengaruh ke ekonomi kita. Harapan berpulang pada ramuan kebijakan fiskal yang lebih pas untuk mengatasi pelemahan ekonomi ini. Data-data ekonomi sudah berbicara titik lemah ekonomi Indonesia ada dimana saja selama kuartal I 2025 lalu. Tinggal kita menantikan bagaimana racikan resep pemerintah yang lebih jitu mengobati titik lemah itu.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Harga Saham PGEO Mulai Turun Usai Naik Signifikan, Prospeknya Dinilai Masih Positif
| Rabu, 28 Mei 2025 | 01:16 WIB

Harga Saham PGEO Mulai Turun Usai Naik Signifikan, Prospeknya Dinilai Masih Positif

Prospek PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) didukung berkembangnya PLTU yang menjadi sentimen positif untuk bisnis pembangkit geothermal.

Cara Pemerintah Menutup Hilangnya Pendapatan Dividen BUMN
| Selasa, 27 Mei 2025 | 22:47 WIB

Cara Pemerintah Menutup Hilangnya Pendapatan Dividen BUMN

Kemenkeu mengaku telah menghitung penurunan ini dan akan mencoba mengoptimalkan penerimaan negara sesuai target APBN. 

Profit 33,16% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tipis (27 Mei 2025)
| Selasa, 27 Mei 2025 | 08:41 WIB

Profit 33,16% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tipis (27 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (27 Mei 2025) Rp 1.923.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,16% jika menjual hari ini.

Konsumen Menahan Diri, Kinerja Emiten Properti Lesu
| Selasa, 27 Mei 2025 | 08:37 WIB

Konsumen Menahan Diri, Kinerja Emiten Properti Lesu

Kecenderungan konsumen untuk menahan belanja mulai kentara dari kinerja sejumlah emiten properti, terutama segmen kelas menengah ke atas. 

Sentimen Positif Menaungi Saham ELSA, dari Dividen Jumbo Hingga Ekspansi Bisnis
| Selasa, 27 Mei 2025 | 07:53 WIB

Sentimen Positif Menaungi Saham ELSA, dari Dividen Jumbo Hingga Ekspansi Bisnis

ELSA punya peluang menjaga pertumbuhan jangka panjang, tidak hanya dari sektor migas konvensional tapi juga dari inovasi dan transisi energi.

Mewaspadai Gelembung Saham yang Berbahaya
| Selasa, 27 Mei 2025 | 07:37 WIB

Mewaspadai Gelembung Saham yang Berbahaya

Pelaku pasar cenderung mencari cara mudah dalam memilih saham, yakni pilih saham yang sedang populer, diminati banyak orang.

Investor Mulai Profit Taking, IHSG Rawan Tertekan
| Selasa, 27 Mei 2025 | 06:57 WIB

Investor Mulai Profit Taking, IHSG Rawan Tertekan

Koreksi IHSG terjadi menjelang libur panjang pekan ini. Banyak investor yang mulai merealisasikan keuntungan (profit taking).​

Sejumlah Investor Institusi Bakal Jadi Pengendali Baru Emiten
| Selasa, 27 Mei 2025 | 06:55 WIB

Sejumlah Investor Institusi Bakal Jadi Pengendali Baru Emiten

Perubahan pengendali ini diprediksi akan menjadi sentimen penggerak saham-saham emiten bersangkutan.

Dapat Pasokan Gas Baru, Margin PGAS Bisa Lebih Stabil
| Selasa, 27 Mei 2025 | 06:53 WIB

Dapat Pasokan Gas Baru, Margin PGAS Bisa Lebih Stabil

PGAS meneken Domestic Swap Agreement dan Gas Sales Agreement dengan West Natuna Group di ajang Indonesia Petroleum Association (IPA) Convex 2025 

Meski Sebaran Yield Menyempit, SBN Masih Cukup Menarik
| Selasa, 27 Mei 2025 | 06:52 WIB

Meski Sebaran Yield Menyempit, SBN Masih Cukup Menarik

Menurut analis, penurunan yield obligasi domestik akan semakin mempersempit spread dengan yield US Treasury. 

INDEKS BERITA

Terpopuler